CHAPTER 40

39 8 0
                                    

.
.
.
Sudah satu Minggu berlalu. Yiren dan Renjun sudah pulang dari Italia. Hari ini mereka juga langsung ke rumah baru. Kedatangan mereka disambut hangat oleh keluarga besarnya dan juga teman temannya. Karena selain mereka pulang berlibur, nanti malam sekalian syukuran untuk rumah baru Yiren dan Renjun.

"Betah ya di sana." Ucap Wendy yang langsung memeluk Yiren.

"Kamu udah ketemu taeyong, nak?" Tanya Suho.

"Udah, Pi. Kak taeyong tambah ganteng lho. Dia juga nitip bingkisan buat papi sama mami. Kak Yuqi juga sekalian sama Luqi." Ucap Yiren memberikan hadiah dari taeyong kepada orang tuanya.

"Lanzo pasti sudah besar ya, bagaimana kabar Caterina??" Tanya Irene menanyakan kabar cucunya yaitu Lanzo dan juga menantu iparnya yaitu Caterina.

"Kak cat baik baik aja, Lanzo juga sudah besar. Dia sudah bisa berbicara." Ucap Yiren.

"Rasanya mami pengen ketemu." Ucap Irene.

"Nanti pasti ketemu, kak taeyong bilang kalau ada waktu bakal pulang." Ucap Yiren mengusap bahu mamanya.

Yiren langsung pamit untuk ke kamar, dia ingin mandi sebentar. Semua langsung sibuk dengan kegiatan masing masing. Mami, bunda, Yuqi dan yiyang sedang sibuk di dapur. Sedangkan Lucas sedang mengawasi Luqi dan juga Yena. Winwin, Suho dan Chanyeol sedang asik mempersiapkan panggangan untuk nanti malam. Sedangkan Renjun langsung menghampiri Haechan yang sudah sampai terlebih dahulu di rumahnya.

"Lo seriusan move on dari Somi??" Tanya Renjun.

"Menurut Lo gimana??" Tanya Haechan menyenderkan punggungnya di sofa empuk milik Renjun.

"Gila sih kalau Lo nyerah, Chan. Lo udah berjuang sejauh ini. Lo capek??"

"Emang Lo pikir gue lelah?? Nggak, njun. Dia sendiri yang pengen gue ngejauh." Ucap Haechan.

"Ya jangan turut i, bodoh." Ucap Renjun menonyor Haechan.

"Tau tuh, padahal sebentar lagi juga dapet." Ucap Jeno yang langsung ikut bergabung dengan Renjun dan Haechan.

"Lo Dateng Dateng nyaut aja kayak kabel listrik." Gerutu Haechan.

"Lah kan gue juga bicara bener." Ucap Jeno yang langsung mengambil alih cemilan di tangan Haechan.

"Cihh bener apanya." Gerutu Haechan.

"Somi udah mulai suka sama Lo."

"Cenayang Lo??"

"Lo lupa apa gimana?? Ucapan gue selalu bener." Balas Jeno.

"Kumat tuh cenayangnya." Ucap Renjun.

"Dari gelagatnya aja udah kelihatan, Chan." Ucap Jeno.

"Bener juga sih ucapan Jeno." Ucap Renjun.

"Udah ya, biarin itu jadi urusan gue. Lo!! urus aja istri Lo" ucap Haechan menunjuk Renjun.

"Dan elo, urus pernikahan Lo yang tinggal beberapa bulan lagi, dan jangan lupa move on." Lanjut Haechan sambil menunjuk Jeno.

"Gila Lo." Balas Jeno yang langsung melempar kulit kacang kepada Haechan.

Renjun tertawa mendengar ucapan Haechan. Memang benar, sebentar lagi Jeno akan menikah, tentu saja dengan Karina. Itupun paksaan oleh kedua orang tuanya yang menyuruh mereka cepat cepat untuk menikah. Renjun tau, Jeno belum bisa melupakan Siyeon. Namun dia sedang berusaha untuk mencintai Karina. Renjun juga yakin lambat laun mereka pasti bisa menerima satu sama lain.





Malam pun tiba, semua sahabat sahabat Renjun sudah datang. Begitupun dengan Jaemin dan Heejin. Mereka meluangkan waktu untuk datang kerumah Renjun, sekalian berkumpul bersama teman temannya.

Journey of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang