CHAPTER 25

59 8 4
                                    

Yangyang menatap gundukan tanah yang sudah mengubur kekasihnya, dengan tatapan nanar. Rasanya masih tidak menyangka, Onda pergi meninggalkannya. Seharusnya hari ini mereka berjalan berdua menuju pelaminan, dengan senyuman keluarga, teriakan sahabat dan tepuk tangan para tamu undangan. Namun yang terjadi hari ini adalah suara tangisan, serta suara jeritan pertanda tidak terima melepaskan seseorang yang dicintai. Sudah beberapa kali jihyo pingsan, dan saat sampai di makam jihyo kembali pingsan, apalagi saat melihat tubuh anaknya tertutup oleh tanah.

Yangyang mencoba kuat, melihat kekasihnya sudah menyatu dengan tanah. Walau hatinya benar benar tidak ikhlas. Walau air mata yangyang terus mengalir. Kini para pengantar jenazah sudah pergi satu persatu. Meninggalkan yangyang dan para sahabatnya. Jihyo yang pingsan dibawa pulang terlebih dahulu. Karena keluarga sangat takut jika terjadi apa apalagi dengan Jihyo.

"Onda,,,,, kenapa?? Kenapa kamu pergi ninggalin aku?? Bukannya hari ini hari yang kamu tunggu?? Tapi kenapa???" Gerutu yangyang.

Tatapan yangyang berubah menjadi satu, kepalanya pusing.

"KENAPA ONDAAA" Teriak yangyang, kepalanya tambah pusing, dan kakinya tiba tiba menjadi lemas. Dalam sekejap semua menjadi gelap, namun dia masih sempat mendengar teriakan teman temannya yang menyebut namanya.

"Jaemin,,, gimana keadaan yangyang??" Tanya Seohyun pada Jaemin.

Yangyang memang pingsan saat berada dimakam tadi. Membuat sahabatnya khawatir, untung Jaemin dan Heejin adalah dokter, jadi mereka bisa memberikan pertolongan pertama pada yangyang.

"Yangyang baik baik saja Tante, dia hanya kelelahan, dan juga kurang minum. Karena dia merasa terpukul dengan kepergian Onda, membuat fikirannya agak terganggu. Jaemin sarankan, Tante segera membawa yangyang ke psikiater. Tapi Tante tenang saja, kita semua pasti akan membantu yangyang sampai sembuh dan kembali normal." Ucap Jaemin.

Tangisan Bu Seohyun pecah begitu saja, mendengar keadaan anak semata wayangnya. Pak Kyuhyun mencoba menenangkan istrinya itu.

"Jaem,,, kita boleh masuk kan??" Tanya Renjun.

"Boleh kok, Njun. Coba kita menghibur yangyang, siapa tau bisa cepat pulih." Balas Heejin.

Renjun dan Yiren membuka pintu, melihat keadaan yangyang yang diam sambil menatap luar lewat jendela kamarnya, tatapannya kosong. Mereka semua saling tatap, merasa kasihan kepada yangyang, mereka juga merasa kehilangan, tapi mereka tau bagaimana hancurnya yangyang, apalagi besok adalah acara pernikahannya dengan Onda. Jeno mencoba mendekati yangyang.

"Yang,,,, lu baik baik aja kan??" Tanya Jeno.

"Kenapa Onda pergi?? Kenapa dia nggak sabar buat menanti hari esok???" Guman yangyang yang sama sekali tidak menatap Jeno.

"Yangyang, makan dulu yuk." Ucap Somi yang membawa sepiring makanan untuk yangyang.

"Onda mana??? Gue mau ketemu sama dia." Ucap yangyang.

"Makan dulu ya." Ucap Haechan.

Somi mencoba menyuapkan beberapa nasi untuk yangyang, tapi yangyang tidak membuka mulutnya. Dia menepis tangan Somi, sampai sampai sendok yang Somi pegang janyuh entah kemana.

"GUE NGGAK MAU MAKAN, DIMANA ONDA?? GUE BILANG MAU KETEMU SAMA DIA." Teriak yangyang.

Haechan dan Jeno langsung memegang yangyang yang mulai berontak, Renjun mencoba menenangkan para gadis yang panik, kecuali Heejin, karena Heejin sudah terbiasa menghadapi pasien seperti yangyang. Jaemin dan Heejin mencoba menyuntikkan obat penenang untuk yangyang, dan dalam beberapa menit yangyang kembali tenang dan tertidur.

"Gue khawatir dengan keadaan yangyang." Ucap Siyeon.

"Tenang saja, gue akan cepat cepat nyari psikiater  untuknya." Ucap Jaemin.

Journey of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang