CHAPTER 31

55 8 0
                                    


Jeno menggenggam tangan Siyeon erat. Hari ini dia pulang kerumah besama Siyeon. Sebenarnya dia tidak ingin pulang, namun Siyeon tetap menyuruhnya pulang dan bilang bahwa Siyeon tengah hamil anaknya. Jeno malas jika harus berurusan dengan ayah maupun ibunya.

"Akhirnya kamu pulang juga." Ucap Tiffany.

"Jangan senang dulu, aku tidak akan pulang. Aku hanya ingin memberi tahukan bahwa Siyeon tengah hami anakku." Ucap Jeno.

Nampak mata Donghae mulai melotot. Hamil??? Apa mereka diam diam sudah menikah???

"Hamil?? Tidak mungkin. Bisa saja itu bukan anakmu." Sangkal Tiffany membuat Siyeon menatapnya.

"Siapa bilang??? Jeno yang melakukannya dan Jeno yang harus bertanggung jawab. Jika kalian tidak merestui tidak apa-apa. Aku bisa menikah tanpa restu kalian." Ucap Jeno.

"ANAK KURANG AJAR,,,,, Apa gara gara perempuan ini kamu berani  meninggalkan orang tuamu." Ucap Donghae.

"JANGAN SESEKALI PAPAH MENYALAHKAN SIYEON." Teriak Jeno.

"Siyeon tidak salah,tetapi papah dan mamah yang salah. Jeno sudah menuruti semua permintaan ayah waktu kecil. Dan saatnya Jeno memilih kebahagiaan Jeno yang lain." Ucap Jeno.

Jeno langsung menggenggam tangan siyeon dan membawanya keluar dari rumahnya.

"Jeno kamu mau kemana, nak??" Teriak Tiffany.

"Pergi,,,, Jeno nggak butuh restu dari mamah dan papah." Ucap Jeno yang langsung pergi tanpa memperdulikan teriakan ayah dan ibunya.

"Mamah tenang, papah akan pastikan Jeno kembali pada kita." Ucap Donghae menenangkan istrinya.



"Jeno,,,, lepaskan,,,,, dengarkan aku." Teriak Siyeon saat Jeno terus menarik tangannya.

"Apa lagi??"

"Jeno,,,, bagaimana kamu bisa berbicara seperti itu pada orang tuamu sendiri." Ucap Jeno.

"Lalu aku harus bagaimana??? Menuruti semua perkataan mereka?? Menikah dengan Karina dan meninggalkanmu dengan calon anak kita??? Bagaimana aku bisa, Siyeon?? Aku juga perlu tanggung jawab atas anak yang kamu kandung." Ucap Jeno.

Siyeon terdiam. Kenapa tuhan??? Kenapa cinta sesulit ini?? Apa benar Jeno jodoh yang terbaik untuknya?? Tapi restu itu sangat penting bukan??

"Ayo kita pergi, aku akan bilang pada ibu dan juga kak Jungwoo." Ucap Jeno yang langsung menggenggam tangan siyeon.

Entahlah, rasanya sedikit tenang saat Jeno menggenggam tangannya.

Jeno,,,, apakah yang kita lakukan ini benar?? Apakah kebahagiaan akan berpihak pada kita??

Jeno, lelaki yang sangat pemberani, Siyeon tau bagaimana Jeno mencintainya. Siyeon tau seberapa besar rasa sayang Jeno kepadanya. Namun jika tuhan berkehendak lain dengan hubungan ini, maka Siyeon akan rela melepaskan Jeno.

"Maafkan mama, nak." Batin Siyeon sambil mengusap lembut perutnya.




💚💚💚




Siang ini Renjun sedang bersama dengan nakyung. Ini memang jam istirahat, dan nakyung menelfon Renjun dan menyuruh Renjun untuk menemaninya membeli buku. Renjun mengiyakan ajakan nakyung, mengingat janji yang sudah dia ucapkan pada Tzuyu.

"Apa tidak apa apa Lo nemenin gue??" Tanya nakyung.

"Enggak kok, lagian ini juga jam istirahat." Ucap Renjun.

"Bagaimana dengan Yiren??"

Renjun terdiam saat nakyung menyebut nama Yiren. Yiren pasti sedang mencarinya saat ini, mengingat Yiren selalu datang di saat jam istirahat hanya untuk menemani Renjun makan siang.

Journey of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang