Welcome to my wattpad,,,,,,
Kalian tau, ini adalah hari yang sangat membahagiakan bagi mahasiswa universitas Neo culture. Namun tidak untuk Somi, saat semuanya berkumpul dengan keluarga, berfoto dan mendapat ucapan selamat ulang tahun, dirinya hanya seorang diri tanpa keluarga. Tidak ada nenek, kakek, ayah, ibu, adik, ataupun kakak. Dia benar benar sendiri. Rasanya percuma dia menyandang predikat mahasiswa berprestasi dengan nilai diatas rata rata, yang mendapat peringkat tiga dari ribuan mahasiswa. Buat apa?? Toh tidak ada yang mengucapkan selamat atau kalimat kebanggan padanya.
Somi duduk di bangku taman universitasnya, dia menatap rerumputan yang asik bergoyang diterpa angin. Huff,,,, rasanya Somi ingin menjadi rumput saja, rumput selalu bersama, dan bergoyang bersama dengan angin. Sekencang apapun angin menerpa mereka akan tetap bergoyang dan tak meninggalkan satu sama lain. Rumput tidak bisa tumbangkan??? Apakah Somi dan keluarganya bisa seperti rumput yang tak tumbang itu??? Sayangnya tidak, ini saja keluarganya sudah tumbang dan hancur. Mana mungkin Somi bisa seperti rumput yang tak punya beban itu.
Somi ingin menangis, Somi ingin berteriak dan mengakhiri semuanya. Tapi Tuhan akan marah padanya jika mengakhiri lebih dulu. Karena belum waktunya.
"Somi,,,,," panggil Haechan.
Somi menatap Haechan, bulir air matanya sudah menetes. Entahlah semenjak Haechan mendapatinya menangis di malam tahun baru kemarin, dia rasa menangis didepan Haechan sekarang bukanlah hal yang memalukan.
"Somi, apa mereka tidak datang lagi??" Ucap Haechan yang langsung mengusap bahu Somi.
"Buat apa semua prestasi ini, Chan??" Ucap Somi disela sela tangisannya.
"Somi sudahlah,,,, ada gue dan sahabat sahabat kita. Lo nggak sendiri, jadi sekarang berhenti menangis dan ikut gue." Ucap Haechan mengusap air mata Somi.
"Kemana??"
"Bertemu bapak sama ibu." Ucap Haechan.
"Mereka ingin bertemu, terutama Jisung." Lanjutnya.
Somi masih terdiam, namun Haechan segera menariknya dan membawanya berkumpul bersama keluarganya.
Nampak disana ada Jisung serta kedua orang tua mereka. Terlihat mereka sedang bergurau bersama, Somi sungguh iri. Andai keluarganya bisa seperti keluarga Haechan. Mereka nampak begitu bahagia.
"Pak, buk kenalin nih temen Haechan." Ucap Haechan.
"Ohh ini mbak Somi yang sering Abang ceritain ke Jisung kan?? Yang katanya Abang cinta mati itu kan???" Celetuk Jisung dengan sengaja. Pasalnya Jisung sudah bosan mendengar curhatan curhatan kegalauan abangnya itu. Tiap malam duduk di teras sambil bersenandung dan diakhiri memanggil nama Somi. Sudah seperti orang gila yang biasanya keliling komplek mereka.
"Oalahh ini to neng cantik yang sering diceritain Haechan ke bapak??" Ucap pak Baekyun dengan logat medoknya. Karena sejujurnya pak Baekyun adalah asli orang Semarang. Dimana saat remaja dia pergi merantau ke Jakarta bersama kedua orang tuanya, bukan merantau, lebih tepatnya ayah Baekyun pindah bekerja ke Jakarta, sehingga mereka harus menetap di Jakarta. sampai sampai dia bertemu dengan ibu Taeyon, dan jatuh cinta. Dan alasan mengapa cinta mereka tidak direstui, salah satunya karena Baekyun dianggap anak kampung oleh ayah Taeyon.
"Buk, ini si jisung sama bapak kenapa to?? Kok malu maluin Haechan??" Gerutu Haechan pada ibunya.
"Somi, kenalin ini Tante Taeyon. Ibunya Haechan." Ucap Taeyon mengusap bahu Somi.
"Iya Tante, salam kenal." Ucap Somi menundukkan kepalanya.
"Kata Haechan, kamu tadi mahasiswi berprestasi Yo?? Wahh selamat ya, nak. Haechan kok nggak bisa jadi siswa berprestasi. Masih kalah sama kamu. Gitu kok bilang mau pacarin kamu." Ucap Baekhyun menggoda Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey of Love
FanficJourney of love menceritakan tentang perjalan kisah cinta para remaja. Saya sendiri bingung, apakah ini disebut cinta segitiga, segi empat atau segi lainnya. Pokoknya ini tentang percintaan anak remaja menuju dewasa. bisa langsung dibaca saja😊😊