.
.
.
.
.
Pukul 5 pagi, Renjun masih terlelap dalam tidurnya. Namun suara Yiren yang seolah mengeluarkan semua isi perutnya mengusik tidur Renjun. Renjun mencoba meraba orang di sampingnya dan ternyata Yiren tidak ada. Berarti itu memang suara Yiren. Renjun langsung bangun dan berlari ke arah kamar mandi. Apa Yiren sakit??"By?? Kamu di dalam?? Kamu kenapa?? Bisa nggak buka pintunya dulu??" Ucap Renjun mengetuk pintu kamar mandi dengan perasaan khawatir. Tidak ada jawaban dari Yiren, namun masih terdengar suara Yiren yang mencoba mengeluarkan isi dalam perutnya.
"Yiren, ayo buka dulu." Ucap Renjun. Tak berselang lama, Yiren membuka pintunya, nampaklah Yiren dengan wajah pucatnya. Yiren memegang perutnya. Dia sendiri tidak tau, kenapa sepagi ini bisa seperti ini. Apa mungkin efek karena tadi malam tidak makan??
"Kamu kenapa??" Tanya Renjun yang langsung meraih tangan Yiren dan menuntun Yiren untuk duduk di tepi ranjang.
"Entahlah, rasanya pengen muntah aja, kepalaku juga agak pusing." Ucap Yiren menyandarkan kepalanya ke dada bidang Renjun.
"Aku buat sarapan dulu buat kamu, kamu tunggu dulu ya." Ucap Renjun yang langsung di angguki oleh Yiren.
Renjun langsung turun menuju dapur untuk membuatkan Yiren sarapan. Hanya butuh waktu 15 menit, masakan Renjun sudah siap. Renjun langsung membawanya ke kamar dan menyuapi Yiren. Baru dua suapan Yiren sudah berlari ke kamar mandi. Bukan, masakan Renjun sangat enak. Tapi entah kenapa perut Yiren tidak bisa di ajak kompromi, dia ingin muntah lagi.
"Ke dokter yuk." Ajak Renjun.
Yiren menggeleng dan langsung memeluk Renjun.
"Kamu nggak kerja??" Tanya Yiren.
"Kamu sakit, nggak mungkin aku kerja."
"Kita ke dokter aja yuk." Ajak Renjun sekali lagi.
"Ren, bisa ke apotik nggak??" Tanya Yiren.
"Aku tadi udah bilang ke Heejin, habis kamu ke apotik, kita ke dokter." Ucap Yiren.
"Okeyy, mana resepnya??"
"Nggak perlu pakai resep, tolong kamu beli tespack buat aku." Ucap Yiren.
"Tespack??" Tanya Renjun yang diangguki oleh Yiren.
"Itu aja??" Lanjutnya. Yiren mengangguk lagi.
Renjun langsung mengambil jaketnya dan mengambil kunci montornya. Apotik cukup dekat, jadi dia memilih membawa montor dari pada mobil.
"Mbak ada taspeck??" Tanya Renjun kepada apoteker disana. Nampak apoteker menatap Renjun penuh curiga. Begitupun dua orang ibu ibu yang langsung menatap Renjun aneh. Memang apa yang salah?? Dia hanya membeli tespack. Ya walau dia tidak tau tespack itu obat apa. Jujur saja, Renjun tidak tau apa itu dan bagaimana bentuk dari tespack.
"Berapa, dek??" Tanya apoteker itu. Renjun agak terkejut dengan tutur kata apoteker itu yang memanggilnya "dek" padahal dia sudah berumur. Apa dia terlihat semuda itu.
"Satu tablet." Ucap Renjun.
"Tespeck nggak ada tabletan, dek. Bilang aja satu atau dua."
"Ohh dua aja kalo gitu." Ucap Renjun.
Apoteker itu langsung memberikan pesanan Renjun, Renjun dengan cepat membayar dan pergi. Jujur saja, Renjun merasa jijik dengan tatapan ibu ibu di sebelahnya. Dia menatap Renjun seolah olah Renjun melakukan hal yang mengandung aib.
"By, nih tespacknya." Ucap Renjun yang langsung memberikan tespack pada Yiren. Yiren langsung mengambilnya dan berjalan dengan lemas ke kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey of Love
FanfictionJourney of love menceritakan tentang perjalan kisah cinta para remaja. Saya sendiri bingung, apakah ini disebut cinta segitiga, segi empat atau segi lainnya. Pokoknya ini tentang percintaan anak remaja menuju dewasa. bisa langsung dibaca saja😊😊