03

60.7K 5.2K 85
                                    

Angin semilir menyapu wajah lembut Avan hingga membuat rambutnya berterbangan bukannya terlihat seperti singa rambut Avan yang seperti itu malah semakin membuat wajah Avan yang manis semakin bertambah manis.

Kini Avan dan ketiga sahabat nya tengah duduk dipinggiran rooftop dengan kaki yang menggantung ke bawah, kepala Avan dia senderkan di bahu Adrian yang kebetulan duduk disampingnya.

"Hufffttt bosen banget bikin ulah kuy."ajak Avan semangat.

"Hayuklah cil."sahut Alvin tak kalah semangat sedangkan kedua temannya yang lain hanya diam menyimak.

"Gimana kita kerjain PakDi aja."usul Avan.

"Gak."tolak Austin.

"Gue ngomong sama Alvin bukan sama lo."Austin menatap datar Avan.

"Kuylah ketimbang gada kerjaan yekan, lo berdua mau ngikut apa cuma diem disini kek manekin."tanya Alvin pada kedua temannya yang lain.

"Ikut ae lah."jawab Adrian sedangkan Austin hanya diam.

Mereka segera bangkit dan menuju kelas karna jam pelajaran sudah ganti dan sekarang giliran mata pelajaran PakDi. Sebelumnya Avan telah mengambil seember air lengkap dengan kecap dan cuka dia berniat akan mencampurkan semuanya.

"Nah sekarang ramuan kita udah siap tinggal tunggu target dah."girang Avan sebelumnya dia memerintahkan teman satu kelasnya untuk diam dan mereka semua menurut.

Kini poisisi Avan berada diatas meja dengan seember ramuan racikannya yang berada ditangannya sedangkan Alvin berada dibelakang pintu membawa minyak yang ia dapat dari ibu kantin untuk membuat lantai nya licin dan Austin serta Adrian sudah bersiap dengan kamera ditangannya bertugas untuk mengabadikan kesialan PakDi hari ini.

Semua bersiap dengan tugas mereka setelah mendengar langkah kaki mendekat dan..

Byurrrr'

Gdebug'

Avan mengguyurkan ember berisi air itu diatas kepala PakDi bersamaan dengan Alvin yang menuang minyak ke lantai sehingga PakDi terjatuh dengan tidak elitnya, semua siswa dikelas tertawa terbahak-bahak begitu pun Austin yang terkekeh kecil melihat kelakuan jahil kedua temannya.

"AVAN ALVIN ADRIAN AUSTIN!!!"

Keempatnya langsung berlari terbirit-birit setelah mendengar teriakan membahana PakDi mereka berlari tak tentu arah hingga tak sengaja Avan terpisah dengan teman-temannya dan dia tak memperhatikan jalan dan...

Duk'

"Anjim dah siapa sih yang pindahin tembok ke tengah jalan."gerutu Avan sembari mengelus pantatnya yang terasa nyut-nyutan dia tak melihat kedepan apa yang ia tabrak hingga suara seseorang menghentikan kegiatannya.

"Bangun."Avan mendongak dan terkejut mendapati senior kampus yang berwajah dingin dan datar.

Avan bangkit dan menatap tajam orang didepannya."ish kalau jalan pake mata dong sakit tau nggak."

"Jalan pake kaki bukan mata."jawab Caesar datar, ya Caesar lah orang yang Avan tabrak. Dia sedang bolos dengan temannya dan tak sengaja ia melihat anak SMA yang ia perhatikan beberapa hari lalu tengah berlari ke arahnya bukannya menyingkir dia malah semakin ke tengah untuk menghadang anak itu dia hanya ingin melihat wajah anak itu lebih dekat.

"Sekarang minggir gue mau lewat."ketus Avan.

"Kalau gue gakmau."tanya Caesar dengan menaikkan sebelah alisnya, sedangkan temannya menatap cengo karna biasanya dia tak mau berurusan dengan orang asing bahkan jika ada yang mengusiknya dia tak segan-segan untuk menghabisi dan kini yang mereka lihat bahkan Caesar yang menggoda adik kelasnya.

Avandi Jarendra ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang