SEPULUH || KELUARGA

48.1K 3.6K 310
                                    

🦩 Happy Reading 🦩

Avan mengerjapkan matanya pelan sesekali ia menguap menahan kantuknya, ia menatap ruangan yang tampak asing dimatanya, setelah mengingat entah secara sadar atau tidak dia langsung berteriak.

"HUWAAAA TOLONG ORANG HANDSOME DI CULIK OM OM PEDO!!"teriak Avan.

Brakkk

"Hei kenapa sayang kenapa berteriak?"tanya Diana beruntun, ibu empat anak itu langsung ke atas mendengar teriak calon bungsunya karena khawatir diikuti yang lainnya.

"Lho kok ada tante cantik."

"Ehem Tante cantik mau gak jadi istri Avan yang tampan ini."goda Avan seraya menyugarkan rambutnya kebelakang.

Diana yang melihat tingkah Avan pun terkekeh begitupun dengan Tasya sedangkan para pria Wesley hanya menatap tingkah Avan datar namun jika dilihat dengan baik bibir mereka berkedut agar tak menyemburkan tawanya.

"HEH LO KAN YANG CULIK GUE!"Teriak Avan setelah menyadari kehadiran Caesar.

"Yang sopan dek."Tegur Caesar.

"Ck. Iya anterin gue pulang."decak Avan.

"Pulang kemana?"

"Ke rumah Allah ya rumah gue lah."jawab Avan asal.

Puk

"Ngomong nya yang bener abang gak suka."ucap Caesar setelah menabok mulut Avan.

"Iya awas gue mau pulang."kesal Avan saat Caesar menghalanginya.

"Pulang kemana hm?sekarang rumah mu disini."Caesar mendudukkan dirinya disamping Avan.

"Gak ini rumah lo bukan rumah gue."bantah Avan.

"Sekarang ini juga rumah mu boy,"ujar Hendrik.

"Loh kok om ada disini."

"Bukan om tapi daddy."titah Hendrik.

"Hah gue gak punya bokep eh bokap om."sanggah Avan cepat.

"Mulai sekarang kau putraku Avandi Jarendra Wesley."Ujar Hendrik mutlak.

"Heh enak aja ganti-ganti nama gue nama gue cuma Avandi Jarendra gada lanjutannya."protes Avan.

"Itu dulu sekarang nama mu Avandi Jarendra Wesley dan gak ada bantahan."tegas Hendra.

"Om siapa lagi kenapa banyak banget human sih."pusing juga Avan lama-lama mengingat mereka satu persatu.

"Saya Hendra Paul Wesley panggil saya papi."

"Tasya Wesley panggil mami hm?"ucap Tasya lembut seraya mengelus rambut Avan.

"Tante cantik banget pasti jodohnya Avan."pede Avan seraya menunjukkan cengirannya.

"Hheheh lucu sekali baby mami ini hm."gemas Tasya seraya menarik pelan hidung mancung Avan.

"Avan manusia bukan babi."protes Avan tak trima.

"Baby bukan babi."ralat Tasya gemas.

"Terserah Tante yang penting Avan mau pulang titik."ujar Avan.

"Dede emesh gak usah pulang disini aja sama babang Azka yang handsome ini."pede Azka seraya menyisir rambutnya ke belakang, Alden yang melihat tingkah sepupunya secara spontan menabok kepalanya gemas.

Sedangkan Avan mengeluarkan ekspresi seperti orang muntah.

"Abang anterin pulang plisss."rengek Avan seraya menarik tangan ujung kaos Caesar.

Avandi Jarendra ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang