TUJUH BELAS || XAVIER

33.4K 3.1K 148
                                    

Setelah berbaikan kemarin kedua anak itu Alden-Avan kini tengah bersekongkol untuk mengerjai Azka. Duo A tengah mempersiapkan acara penyambutan Azka yang akan pulang dari rumah sakit dengan cara yang berbeda.

Jika kebanyakan orang menyambut nya dengan penuh suka cita dan meriah namun berbeda dengan cara duo A, mereka memilih menggunakan cara yang lebih ekstrim.

Mangkok berisi tepung sudah berada ditangan Avan. Sedangkan Alden membawa beberapa telur dan juga speaker toa. Semua anggota keluarga ikut menjemput Azka karena permintaan bungsu mereka mau tak mau mereka menuruti mereka tak akan bisa menolak keinginan anak manis itu.

"Masih lama gak?"tanya Avan, pegal juga lama-lama ia berdiri dibalik pintu.

"Bentar abang tanya mommy dulu."sahut Alden seraya membuka ponselnya.

Pendengaran Alden memang tajam buktinya ia sekarang bisa mendengar langkah kaki mendekat namun tidak dengan Avan anak itu bahkan sudah duduk dengan bersandar an pintu.

"Dek mereka dateng."Avan langsung berdiri namun naas saat ia berdiri pintu nya sudah terbuka sehingga membuat tepung yang Avan pegang bukan mengenai Azka melainkan mengenai dirinya.

Hening

Mereka masih mencerna apa yang baru saja terjadi, namun tak lama suara gelak tawa menggema dimansion besar ini.

"Avan ngapain?mau cosplay jadi badut ultah anak?"tanya Azka sambil tertawa keras, bahkan ia sampai memegang perutnya karena terasa kram.

Bahkan para pria Wesley yang biasanya berwajah dingin tak dapat lagi membendung tawanya. Wajah Avan yang seperti itu tampak sangat lucu mata mereka.

"Kenapa jadi Avan yang kena harusnya kan abang Azka."Avan mengentak kan kakinya kesal bahkan tepung ditubuhnya sedikit meluruh membuat lantai yang awalnya bersih menjadi kotor karena ulah anak itu.

Avan melirik Alden yang tampak cekikikan.

"Jangan ikutan ketawa ini rencana abang kenapa Avan yang kena imbasnya."omel Avan bahkan anak itu mengelapkan tangan nya yang kotor pada baju Alden untuk melampiaskan kekesalannya.

"Sukurin senjata makan tuan kan."ejek Azka seraya memeletkan lidahnya. Posisi mereka masih berada didepan pintu masuk mansion tak ada yang beranjak sedikit pun.

"Badan Avan kotor semua."keluhnya mengusap wajah tampannya yang terkena tepung.

Ekspresi yang anak itu tunjukkan tampak menggemaskan Dimata mereka, dengan sudut bibir yang melengkung ke bawah, tangan gempalnya tak berhenti mengusap-usap wajah kecilnya.

Karena merasa kasihan Azka membawa adiknya dalam pelukannya ia tak peduli tepung yang akan ikut menempel dibaju mahalnya.

"Avan udah siapin dari kemarin buat nyambut abang Azka harusnya meriah kenapa jadi Avan yang kena gak adil."adu Avan dengan suara pelan. Hidung nya ia gesekkan tepat didada bidang abangnya.

Azka sedikit terharu dan juga kasihan pada adiknya yang manisnya yang kini terlihat seperti badut yang biasa menghibur di acara ultah anak.

"Mandi yuk."ajak Diana seraya menarik tangan Avan untuk kembali ke kamarnya.

Mereka memasuki mansion bersamaan dengan Alden yang masih membawa telur dan juga toa ditangannya.

"Dapet dari mana toa nya?"tanya Tasya mewakili semua.

"Ini?pinjem dimasjid."jawab Alden dengan cengiran malunya.

"Ada-ada aja balikin sana."Tasya mengambil telur ditangan Alden untuk diserahkan pada maid yang berlalu-lalang disana.

Avandi Jarendra ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang