04

58.1K 4.8K 209
                                    

"Eunghh..."Avan membuka matanya perlahan dan wajah Austin lah yang pertama ia lihat.

"Udah bangun?"tanya Alvin unfaedah.

"Kagak masih merem Lo gak lihat mata gue udah lebar."ketus Avan.

"Basa-basi doang elah."

"Basa-basi jadinya basi kek muka lo basi gak pernah di update gitu-gitu aja."ledek Avan pada Alvin.

"Pedes bener mulut lo ye."Alvin menarik pelan bibir Avan membuat anak itu berteriak.

"SAKIT SETAN."Avan berteriak tepat ditelinga Alvin.

"Buset suara lo kek tikus kejepit pager cempreng amat."Alvin mengusap pelan telinganya yang terasa berdengung, sungguh teriakan Avan tidak main-main.

"Enak aja suara emas gini di hina situ tuli."

"Emas dalam sepiteng mah iya."sinis Alvin dibalas pelototan tak terima Avan.

"Ish Abang Austin buang Alvin ke rawa-rawa."adu Avan pada Austin.

"Jangan dek."sanggah Adrian yang sedari tadi diam.

"Ian belain Alvin?"tanya Avan kesal.

"Kebagusan itu buang aja kek got."lanjut Adrian, Alvin yang semula sumringah mendapat pembelaan kini bagai tersambar petir disiang bolong.

"Sama aja lo berdua, bebeb Austin pasti belain ayang beb kan."genit Alvin pada Austin dengan kedipan dimatanya menggoda.

Austin menatap jijik pada tingkah Alvin jika Avan yang melakukan nya pasti terlihat menggemaskan beda lagi jika Alvin yang melakukannya "jijik."sinis Austin.

Alvin melemaskan bahunya mendengar jawaban Austin sedangkan Avan kini terbahak-bahak melihat wajah Alvin yang ternistakan.

"Sakit loh hati dedek diginiin."alay Alvin.

"Gak peduli."singkat Austin, Avan semakin mengeraskan tawanya begitu pun dengan Adrian yang terkekeh lain dengan Alvin yang menatap nyalang Austin dibalas tatapan tajamnya membuat Alvin merasa gugup.

Avan menghentikan tawanya"eh iya kok sepi yang lain pada kemana?"tanya Avan setelah menyadari kawasan sekolah yang sepi.

"Udah pulang."jawab Austin menunduk karna memang sekarang Avan masih setia tiduran dipaha Austin. Sama paha aja setia apa lagi sama kamu:,v

"Jam berapa sekarang?"

"Jam 14.30." memang sekolah mereka pulang jam 13.30 dan mereka menunda acara pulang mereka karena menunggu Avan bangun hingga satu jam lamanya.

"HAH..gue tidur kebo banget ya."kaget Avan dan langsung terduduk.

"Baru nyadar lo kebo tong."ejek Alvin.

"Fakboy dilarang ngomong nanti virus fakboy nya nyebar."

"Dari pada lo jomblo abadi gak laku Lo?"

"Enak aja gini-gini gue banyak yang suka gue nya aja yang nolak."sombong Avan,

Memang banyak siswi sekolah maupun luar sekolah yang menyukainya namun ia tolak bukan karena sombong namun karna ia dilarang pacaran oleh Austin katanya masih kecil.

"Iyain aja umur gak ada yang tau."santai Alvin ,sedangkan Avan kini sudah emosi mendengar jawaban Alvin dan langsung menjambak rambut legam Alvin dengan brutal.

"WOII SAKIT BANGSUL NO HAVE AKHLAK EMANG LU."teriak Alvin kesakitan, Adrian yang merasa sedikit kasian pun melepas pelan tangan Avan dari rambut Alvin.

"Udah Van jangan pegang rambut Alvin bau nasi basi nanti tangan lo gatel-gatel."ucap Adrian.

Avandi Jarendra ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang