TIGA PULUH || BULI

23.7K 2.4K 58
                                    

Sesuai Janji tembus 200+ voment aku up lagi🖤😎

Sayang banyak-banyak buat pembaca Avan😗

.
.
.

.
.
.

Selama pelajaran Avan sama sekali tak fokus dengan guru didepannya fikirannya kalut entah apa yang dia lakukan berfikir keluarga nya malu memiliki anak sepertinya.

Sepertinya omongan siswa dikoridor beberapa jam lalu mampu menganggu fikirannya, otak dan hatinya terus berperang.

"Kenapa?"tanya Austin menyadarkan lamunan Avan.

Avan menoleh"Gapapa, kepala Avan cuma pusing dikit."

"Mau ke uks?"tawar Austin dengan wajah khawatir.

"Gakmau Avan mau disini aja tolong elusin kepala Avan."

Avan membawa tangan besar Austin untuk mengelus rambutnya sudah lama dia tak meminta perhatian-perhatian kecil pada sahabatnya.

"Tidur kalau pusing nanti abang bangunin pas istirahat."

"Iya."

.....

Avan berjalan berdampingan dengan ketiga sahabatnya yang senantiasa berada disampingnya, namun entah berbeda dengan biasanya semua mata memandang Avan jijik seolah-olah dia adalah sugumpal kuman atau virus yang harus dijauhi.

"Kenapa semua natap Avan kaya gitu?apa Avan terlihat menjijikkan?"tanya Avan polos.

Austin mengedarkan pandangannya benar saja mereka semua menatap sahabat sekaligus adiknya dengan tatapan tak suka.

"Keliatannya aja polos ternyata aslinya buas hahha..."

"Emang deh semua kalau udah liat duit gak pandang posisi."

Mendengar bisikan-bisikan itu entah mengapa Avan merasa jika itu ditunjukkan untuknya.

"Mereka lagi ngomongin apa?"Avan menatap ketiga sahabatnya meminta jawaban.

"Kita juga gaktau coba gue tanya deh."balas Alvin.

"Heh Lo yang giginya kuning lagi pada gibahin apa lo?"Austin menujuk gadis berpita merah dengan jari tengahnya.

"Lo lihat Mading deh setelah lihat kita jamin lo gak akan mau temenan lagi tuh sama si jalang ya gak guys..."jawabnya yakin.

"Yoi secara dia udah suci lagi malu-maluin buat dijadiin temen."

Austin meremas tangan Avan menenangkan, suasana semakin panas mendegar Geraman Austin pada gadis-gadis yang sudah berbicara tidak-tidak dengan adiknya.

"Kita cek Mading jangan sedih dulu oke?pasti gak akan terjadi apa-apa, Avan gak salah gak usah takut ada kita."ujar Adrian menenangkan Avan yang sudah menunduk.

"Iya."

Sedari berjalan semua mata tertuju pada Avan yang tengah menunduk tangannya hampir saja ditarik beruntung kepekaan Alvin langsung melindungi tubuh Avan.

Semua orang yang berada didepan Mading secara bersamaan menepi melihat bintang utama untuk berjalan ke arah dimana tempat awal permasalahan dimulai.

Mata Avan meneliti dari atas ke bawah semuanya adalah foto dirinya selama berada dimansion, mulai dari fotonya tengah menyapu dan mengepel yang membuat mereka berfikir an yang tidak-tidak adalah salah gambar yang menunjukkan Hendrik daddynya tengah membuka pakaian itu adalah foto saat daddynya memaksa Avan untuk mandi dan dibawahnya tertulis jika Avan menjadi pemuas nafsu keluarga terpandang itu, itulah yang membuat semua berspekulasi yang tidak-tidak tentang hubungan dirinya dan keluarganya sambungnya.

Avandi Jarendra ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang