DELAPAN || SAKIT

51.4K 4.3K 172
                                    

Avan memasuki rumahnya dengan keadaan basah kuyup jangan lupakan wajahnya yang pucat dan lebam disudut bibirnya dengan darah yang sudah mengering namun terlihat basah karena terkena air hujan sedikit perih namun ia tak peduli dia tak berniat mengobati nya biarkanlah sembuh sendiri pikirnya.

Dia memasuki kamar mandi dikamarnya berniat membersihkan dirinya lagi. Tak peduli dengan tubuhnya yang dingin dan mulai terasa hangat dia malah berendam dengan tangisan yang mengiringi namun tak terdengar isakan dari mulut kecil itu.

Cukup lama Avan berendam kini anak itu sudah rapi dengan piyama panda yang melekat ditubuhnya meskipun terkenal badboy dan nakal tak bisa dipungkiri dia menyukai hewan pemakan bambu itu.Avan keluar berniat untuk berkunjung ke kamar orang tua nya dulu.

Gelap

Satu kata yang mewakili suasana kamar itu sekarang. Dia duduk di ranjang tempat tidur yang dulu ditempati orang tuanya. Selalu rapi karna dia selalu membersihkan nya dulu dia selalu berharap kelurganya bisa berkumpul kembali namun sekarang ia tak akan berharap lagi dan akan membuatnya kecewa kembali.

Ia mengambil figura diatas nakas samping ranjang. Disana terdapat dua orang paruh baya berbeda kelamin dan satu orang anak yang tengah tersenyum bahagia itu foto ia dengan kedua orang tuanya. Keluarganya dulu sangat harmonis dan selalu bahagia entah karna apa hingga ayahnya dengan tega meninggalkan ia dengan ibunya begitupun ibunya yang tak memperdulikan nya lagi.

"Dulu aku selalu berharap kita bisa berkumpul seperti dulu lagi tapi sekarang aku sudah lelah berharap karna nyatanya harapan itulah yang buat aku kembali ditelan rasa kecewa."

"Hiks...aku juga ingin seperti yang lain mempunyai orang tua lengkap."

"Apa kalian melupakan ku hiksss...."

"Shhhh.."Avan memegang kepalanya yang terasa pening.

Avan merebahkan dirinya dikasur dengan figura itu tetap dipelukannya. Perlahan netra bulat itu menutup dengan harapan segera melupakan sakit di kepala dan batinnya.

.....

Kelurga Wesley kini tengah melakukan makan malam dengan keadaan hening. Karena memang sudah tradisi kelurga Wesley sebagai bentuk kedisiplinan.

Caesar pemuda itu tampak gelisah bahkan makanan dipiringnya tak sedikit pun berkurang, hatinya tak tenang seperti ada yang mengganjal tetapi apa?setaunya ia tak memiliki urusan atau masalah apapun.

"Kenapa dengan mu Caesar kenapa makanan mu tak dimakan apa masakan nya tak enak?"tanya Diana ibu dari empat putra. Semua menoleh ke arah Caesar.

"Makan makananmu."titah Hendrik kepala keluarga.

"Hm,"singkat Caesar.

Pemuda itu melihat ke arah jam yang melingkar indah ditangannya seketika matanya membelak setelah mengingat sesuatu.

mungkin nanti malam dia akan demam.

Dia segera bangkit dari meja makan namun tangan nya terasa dicekal dia menoleh kebelakang dan menemukan tangan Andreas Lucas Wesley kakak sulungnya.

"Lepas."

"Selesai kan makan malammu."

"Ada hal yang lebih penting dari makan malam ku."dia menghempaskan tangan Andre kasar dan langsung menyambar kunci motornya meninggalkan keluarganya ynag menatapnya bingung.

Avandi Jarendra ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang