DUA TIGA || REWEL

30.7K 2.6K 115
                                    

🦩 Happy Reading 🦩



Sudah dua hari Avan terkena demam dan itu sangat berdampak buruk untuk keluarga Wesley terutama bagi Diana dan Hendrik karena anak itu hanya ingin berdekatan dengan Tomi bodyguard yang mereka tugaskan untuk menjaga Avan.

Entah bagaimana bisa Tomi mengambil alih perhatian anak itu membuat Diana uring-uringan, putra bungsunya tampak mengacuhkan dirinya dan memilih bermanja-manja dengan Tomi.

Rasanya Hendrik ingin membunuh Tomi saat ini juga yang sudah berani-beraninya mengambil alih perhatian putranya, tapi ia harus berfikir dua kali untuk melakukan itu jika tak ingin semakin didiami putra bungsunya.

Seperti saat ini Avan tengah disuapi bubur oleh Tomi dengan pipi Avan yang ditumpukkan pada tangan kiri Tomi yang menganggur.

Sontak saja kelakuan keduanya tak luput dari penglihatan keluarga Wesley, sebisa mungkin Hendrik tidak menonjok wajah menyebalkan Tomi saat ini juga, tak hanya Hendrik abang Avan pun bahkan merasakan hal yang sama.

Sedangkan Tomi sendiri ia terus melafalkan doa dalam hati agar dibebaskan dari situasi seperti ini, sungguh tatapan tajam yang mengarah padanya membuat nya mati kutu ia lebih baik dihadapkan dengan singa hutan ketimbang singa berwujud manusia seperti mereka yang bahkan lebih buas.

Ia serba salah sekarang ingin menolak permintaan tuan mudanya malah membuat anak itu menangis dan berakhir gaji dia yang dipotong karena membuat kesayangan mereka menangis atau memilih menuruti permintaan tuan mudanya yang membuat nyawanya dipertaruhkan.

"Tomi abis ini temenin Avan tidur yah."pinta Avan ,membuat mereka membelakan matanya tak percaya.

"Gak."tolak mereka bersamaan.

"Aku nanya Tomi bukan kalian tau."sebalnya.

Azka mengkode Tomi agar menolak permintaan anak itu, ia tak akan rela adiknya tidur dengan orang lain selain keluarganya, meskipun Tomi sudah lama bekerja dengan keluarga nya namun ia tak bisa mempercayai siapapun untuk menjaga adiknya selain dirinya dan juga keluarga besar Wesley.

"Maaf tuan muda saya tidak bisa, ada acara penting yang harus saya datangi."tolaknya sopan.

"Yak kok gitu padahal Avan pengin diceritain lagi pas Tomi pertama kali liat kucing lagi berkembang biak."jawabnya asal, tidak pernah sekalipun Tomi bercerita tentang itu pada anak ini.

Jawaban Avan mengundang tatapan tajam keluarga Wesley yang mengarah pada Tomi membuatnya harus menelan salivanya kasar, tuan mudanya ini memang berniat membuat nya mati diusia muda sebelum menikah.

"Tidak tuan saya tidak pernah bercerita tentang seperti itu."paparnya jujur.

"Gak boleh bohong sayang."Diana menarik pelan hidung Avan yang memerah, ia percaya tak mungkin Tomi mengatakan hal seperti itu pada kesayangan tuannya kecuali ia ingin mati muda.

"Tidur yuk sama mommy."pinta Diana dengan memelas, membuat Avan mengangguk ia tak pernah bisa menolak keinginan mommy jika sudah memasang wajah memelas seperti ini.

Setelah memastikan Avan dan Diana sudah menghilang dibalik lift mereka langsung menatap Tomi dengan aura mengintimidasi membuat suasana diruang makan menjadi canggung.

"Kau tidur siang dan nanti malam kerjakan tugas yang akan saya berikan."perintah Hendrik membuat Tomi mengerutkan keningnya bingung dengan sikap tuannya.

"Maaf tuan saya tidak membutuhkan tidur siang."

"Apa kau benar-benar ingin kepala mu dipenggal karena putra saya terus menempel padamu."intonasi suara yang Hendrik keluarkan semakin membuat suasana bertambah panas.

Avandi Jarendra ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang