EMPAT DELAPAN || BUKTI JELAS

14.6K 1.5K 75
                                    

Langit yang mulanya cerah kini seling berganti dengan awan mendung dan juga beberapa butiran kecil air mulai berjatuhan mengenai pemuda yang kini tengah menjalankan motornya dengan kecepatan penuh, bibir dinginnya merapalkan beberapa doa dan harapan.

Perasaan nya campur aduk jantungnya berdegup kencang dengan tangan yang sesekali dia usap ke celana karena keringat berlebih.

"Austin."panggilnya melihat punggung pemuda yang dia kenal.

"Lo?ngapain..?"tanya Austin bingung pasalnya yang dia telfon Alden yang muncul malah manusia es.

Caesar memarkirkan motornya tepat disamping motor pemuda itu, helmnya dia buka dengan gerakan slomo jari-jarinya menyisir rambutnya ke belakang"Avan?"

"Entah."

"Terus?"

"Ya gitu."

"Gitu?"

"Gimana?"

"Telfon."

"Lalu?"

"Ilang."

Mungkin jika ada yang Avan disana dia sudah mencak-mencak tak paham dengan bahasa yang digunakan kedua Abang es nya.

"Terakhir."

"30 menit."

"Hp?"

"Ga aktif."

"Lacak?"

"Mati."

"Cari."

Caesar kembali menggunakan helmnya sedangkan Austin masih diam menatap pemuda disampingnya bertanya.

"Kemana?"

"Kemana aja."

"Oke."

Kedua pemuda berbeda usia itu kembali menyusuri jalan sekitar yang mulai sepi karena hari sudah akan gelap karena mendung dan juga jam pulang sekolah maupun pekerja kantor sudah mulai pulang begitupun seharusnya daddynya dan para abangnya sudah berada dirumah.

Caesar menepikkan motornya sebentar merogoh ponselnya mendial beberapa digit angka hingga tersambung, terdengar disana suara berat daddynya.

"Hallo..."

"Hm."

"Avan hilang."

"Tidak mungkin."

"Apanya yang tidak mungkin, apa dad tidak khawatir?"

"Tanyakan pada sahabatnya mungkin dia hanya pergi keluyuran, bukankah itu kegiatannya dulu."

"Sialan!! sahabat Avan tidak ada yang tau dan sekarang sedang ikut mencari denganku, terserah Daddy ingin ikut mencarinya atau tidak sepertinya kau tidak khawatir sama sekali, aku bisa pastikan kau akan menyesal setelah mengetahui semuanya."

Caesar mematikan teleponnya sepihak, dia kesal dan marah dengan daddynya bagaimana mereka bisa bersikap biasa saja dengan dirinya dilanda khawatir yang begitu besar.

"Avan ada masalah apa sama keluarga lo?"tanya Austin setelah mengambil nafas.

"Ada."

"Apa?"

"Lo gak perlu tau sekarang lanjut cari Avan."

Austin berdecak kesal jika bukan karena ingin mencari Avan dia tak mau berurusan dengan manusia es itu ataupun keluarga mereka.

.....

Avan melihat seksama video cctv yang ayahnya perlihatkan, disana terlihat daddynya yang sibuk dengan urusan kantornya, mommynya yang sibuk dengan baju rancangannya dan para abangnya yang sedang sibuk dengan ponselnya, dia tak melihat kekhawatiran disana yang dia lihat hanya sikap acuh bahkan dia bisa mendengar percakapan salah tau sahabat nya dengan abang yang terbilang paling dekat dengannya.

Avandi Jarendra ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang