TIGA LIMA || KUNJUNGAN WISATA

18.9K 1.9K 136
                                    

Makasih Wei buat yang selalu support lewat voment kalian ILy 3000(◕દ◕)
.
.
.

Tepat hari ini adalah hari yang paling Avan tunggu dimana dia dan teman-teman seangkatannya akan melakukan kunjungan wisata dibeberapa daerah Bandung selama sehari penuh.

Dua ransel hitam sudah siap dipojok kamar dengan isi sebagian penuh snack dimasing-masing tas, sedangkan pemiliknya sendiri sudah siap dengan kaos polos dilapisi jaket bomber dan celana jeans yang membalut kaki kurusnya.

"Avan turun semua sudah menunggu diruang makan."

Avan dapat mendengar suara mommynya dari balik pintu, sebelum menyaut dia kembali merapikan tatanan rambutnya sedikit.

"Iya mom Avan turun sekarang, mommy turun dulu."

"Oke, cepatlah."

Dengan sekuat tenaga Avan menyeret kedua ransel miliknya dengan kedua tangan kurusnya, ransel yang besar tampak tak sebanding dengan tubuh Avan yang kecil dan cenderung mungil, beberapa kali bibirnya mencebik kesal merasakan beratnya ransel yang dia bawa.

"Pagi semua."sapanya riang.

Sontak semuanya mengalihkan pandangannya pada anggota termuda mereka yang tersenyum dengan binaran dikedua netra cerahnya, namun fokus mereka bukan pada wajah manis Avan melainkan pada ransel besar disebelah Avan yang tampak menghimpit tubuh kecilnya.

"Ya ampun sayang apa yang kau bawa? Apa kau membawa seluruh isi kamarmu?"tanya Diana kaget melihat bawaan putranya, pasalnya semalam saat dia menawarkan diri untuk mengemasi barang Avan namun anak itu menolak mentah-mentah dengan alasan ingin mandiri dan membereskan barangnya sendiri.

"Tidak mommy Avan tidak membawa seluruh isi kamar coba mommy cek kalau tidak percaya."

Diana mengangguk membuka ransel putranya mengeluarkan isinya satu persatu.

"WHAT!! buset satu Indomaret semua kamu bawa?"tanya Azka terkikik melihat bawaan adiknya.

Hendrik menggeleng kepalanya heran"Kenapa kau membawanya begitu banyak?"

"Ini satu ransel semua buat Avan satunya lagi mau Avan bagiin ke temen-temen."jawabnya polos.

"Ck bawa secukupnya mereka pasti sudah membawa makanan masing-masing."titah Alden ikut menyaut.

"Emang Avan mau bawa dua ransel berat ini kemana-mana?bukannya Avan nanti mau keliling ke banyak tempat yang ada nanti kamu jadi tambah pendek."ujar Tasya.

"Iya? nanti Avan jadi pendek?benar begitu daddy?"Avan memiringkan kepalanya lucu menunggu respon sang daddy.

Hendrik mengangguk mengiyakan"Iya nanti Avan jadi pendek."

Bahu Avan melemas"Yaudah mom Avan bawa cuma satu."

"Good pilihan yang bagus, sekarang sarapan mommy juga sudah siapkan bekal untuk makan siang."Diana menyodorkan satu piring nasi lengkap dengan sayur.

"Kenapa rumput lagi mom?Daddy udah gak sanggup beliin Avan ayam?Daddy sekarang miskin?"tanya Avan tanpa dosa.

Alden yang mendengar perkataan adiknya sontak tertawa pelan, perkataan adiknya memang tak pernah disaring.

"Daddy kaya dan tak akan pernah miskin."jawab Hendrik tak terima.

"Iya?kok gak ada ayam kenapa rumput terus?"tanya Avan, tangannya sudah sibuk menyuapkan nasi pada mulutnya.

"Nanti kau bisa jadi ayam kalau keterusan makan ayam."sahut Keano ikut menjawab sepupu terkecilnya.

Avan menoleh menatap sang abang"Avan jadi ayam?bertelor?tapi Avan udah punya telor."

Avandi Jarendra ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang