SPECIAL PART

4.2K 296 12
                                    

Hallo semua!!
ini part gak ada hubungan nya sama sekali sama alur book ini
Jadi ini cuma part buat ngobatin rasa kangen kalian sama avan gemess

Semoga suka......

.
.
.

Detik demi detik berlalu membuat rasa kantuk Avan langsung menguap setelah mendengar nada bel yang sudah ia nantikan sejak awal masuki kelas, tergolong siswa pintar bukan berarti Avan rajin dalam pelajaran dia termasuk dalam deretan siswa phobia belajar.

"Bang lo bertiga di panggil pak Kepsek katanya ada sesuatu."beritahu adik kelas mereka yang kebetulan satu eskul dengan Adrian.

"Kita?mau ngapain?"tanya Adrian menunjuk dirinya dan kedua temannya.

"Gatau bang tadi gue cuma disuruh manggil tapi kayaknya penting mending sekarang kalian temuin gih, gue pergi dulu."

"Gimana?sekarang kesana?"tanya Gugus memastikan.

"Iyalah masa besok, Avan ikut yah cuma sebentar setelah itu kita baru ke kantin bareng jangan coba-coba pergi sendiri."Adrian membawa tangan yang lebih kecil darinya.

Avan menahan berat tubuhnya agar tidak bergerak saat tangan yang menggandeng mulai berjalan"Avan gakmau ikut pasti nanti ngomongnya yang Avan gak ngerti, nanti malah jadi kambing conge."

"Terus Lo mau duluan?oh tentu saja tidak ferguso."

"Avan udah laper pliss lah Avan duluan aja laper banget pengen makan."Avan memasang wajah memelas nya untuk meyakinkan ketiga sahabatnya.

Austin menatap dalam manik kembar Avan mencari kebohongan dan mengangguk pelan"Oke jangan kemana-mana selain ke kantin dan satu lagi ke kantin biasa tunggu kami sebentar jangan nakal."

"Avan gak akan nakal suer, Avan duluan papay."Avan melambaikan tangannya.

Avan menyusuri koridor dengan senyum yang menghiasi wajah manisnya sesekali dia juga membalas sapaan siswa yang kebetulan mengenalnya, tak heran nama Avan cukup terkenal disekolah nya maupun luar sekolah mengingat bocah manis itu sering menarik perhatian banyak orang.

"Tumben sendiri kemana pawang lo cil?"tanya Muslim teman satu eskul Avan, namanya saja Muslim sedangkan pemilik namanya sendiri adalah penganut agama Kristen.

Avan menatap teman satu eskulnya sebal,dia sangat tak suka jika dipanggil bocil meskipun panggilan itu sangat cocok untuknya yang memiliki tubuh pendek.

"Mau ikut gak?"tawar Muslim melihat wajah masam Avan.

Wajah yang semula mendung kini berubah cerah"Ikut kemana?Mau dong ayo gue juga sendiri."

"Kita ke warung belakang ngumpul sama temen gue yang lain, sini tangan lo gue gandeng."Muslim mengambil tangan kecil Avan yang tenggelam ditangan besarnya.

"Udah lama gue pengen gandeng lo akhirnya kesampaian ngerasain tangan lo yang lebih kecil dari perkiraan gue."ujar Muslim tiba-tiba.

"Jadi lo suka mikirin gue?Cieee yang terngiang-ngiang sama ketampanan ilahi gue."tebak Avan percaya diri.

Muslim meraup wajah kecil Avan geli"Dih bocah."

.....

Caesar, Alden dan Azka serta ketiga temannya baru saja mendudukkan bokongnya dikursi kantin yang biasanya mereka gunakan untuk bertemu dengan adik mereka dan makan bersama seperti biasanya, namun nyatanya batang hidung Avan maupun ketiga sahabatnya tampak tak terlihat disudut manapun.

"Tumben Avan gak keliatan biasanya dia paling cepet kalau urusan makan."ucap Alden heran, dia sudah tau tabiat adiknya yang akan sangat heboh jika telat ke kantin sekalipun hanya beberapa menit.

Avandi Jarendra ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang