TIGA DELAPAN || GALAUNYA BOCIL

17K 1.9K 221
                                    

Avan melambaikan tangan kecilnya pada mobil sang Daddy yang sudah mulai menjauhi pelataran sekolah, kaki kecilnya mulai menyusuri koridor yang tampak ramai, tak sedikit pula yang masih membicarakan perihal hubungannya dengan keluarga Wesley.

Tak sedikit pula yang mencibir nya hanya memanfaatkan keluarga Wesley, namun seperti biasa dia hanya diam tak bersuara saat beberapa anak menanyakan posisinya di keluarga Wesley.

"ABANG..!!!"teriak Avan melihat Austin tengah berjalan bersama Rendi disampingnya.

"Baru dateng?"tanya Austin mengacak rambut lebat Avan.

"Heem dianterin daddy tadi."

"Heh bocil gak nyapa gue juga?"ucap Rendi dengan nada tengilnya.

"Loh ada lo kirain cuma abangnya Avan,Lo sih gak keliatan kecil."jawab Avan menatap Rendi sebal.

"Ck males gue sama lo cil dahlah gue mau makan."

Avan menatap punggung Rendi yang mulai menjauh kembali menatap Austin yang masih mengelus rambutnya"Alvin sama Adrian kemana?"

"Lagi sarapan dirooftop."

"Kesan yuk, kita bolos aja Avan masih cape loh pengen duduk aja."ujarnya dengan alasan tak logis.

"Hm."Austin spontan mengandeng Avan layaknya menggandeng anak kecil.

Avan melihat wajah Alvin dan Adrian yang tampak berseri melihat banyaknya bungku nasi Padang yang sudah kosong isinya dan berpindah ke perut mereka masing-masing.

"Ck enak ya makan gak ngajak-ngajak."sindir Avan sinis.

"Lo sih kelamaan datengnya, gak bisa kan rasain nasi Padang yang rasanya ajim banget."Alvin mengemut jempol nya yang terdapat sisa sambal.

"Jorok bodoh."sentak Adrian menyentil pelipis Alvin.

"Diem lo setan."

"Apaan setan-setan berani lo sama gue?"Adrian menggulung lengan kemejanya siap mengibarkan bendera perang.

"Ck ayo siapa berani."Alvin ikut berdiri menggulung celana bahannya.

"Diem ish Avan lagi galau gak ada yang ngertiin banget sih."sahut Avan kesal.

Pipinya ditompangkan dengan kedua tangan membuat buntelan bulat itu mengumpul ke atas.

"Galau kenapa?"tanya Austin yang sedari tadi diam.

"Avan lagi bingung."

"Bingung kenapa lagi dah tumbenan bocil kaya lo galau secara pacar aja lo gak punya apa yang lo galauin."ungkap Alvin jujur sedikit mengejek.

Avan berdecak sebentar"Kemarin kan mommy Avan ulang tahun, terus Avan belum kasih kado jangankan kasih kado tanggal lahirnya aja Avan gaktau, durhaka banget gak sih Avan, ngerasa bersalah banget sama mommy, padahal mommy tau semua tentang Avan tadi Avan gaktau sedikit pun tentang mommy bahkan hal paling sederhana aja Avan gaktau."

Austin tersenyum kecil mendengar ucapan adiknya"Terus Avan maunya gimana?"

"Avan mau kasih kado buat mommy tapi uang aja Avan gapunya, Avan punya sih tapi itu uang dikasih Daddy, abang,sama papi Avan maunya kado yang bener-bener berharga buat mommy dari hasil yang keringat Avan sendiri."ungkapnya begitu jujur.

"Gimana kalau lo jual si Lula aja itukan lo beli pakai uang sendiri."usul Adrian.

Berfikir sejenak tidak ada salahnya dia menjual Lula sedangkan dia sendiri sudah tak diperbolehkan menggunakan motor sendiri semenjak menjadi bagian keluarga Wesley.

"Tapi itu motor kesayangan Avan."ucapnya lesu.

"Lebih sayang sama motor apa sama mommy lo?"tanya Alvin memastikan.

Avandi Jarendra ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang