LIMA PULUH || AKHIR [END]

35.9K 2K 164
                                    

Khusus part end aku ketik 3700k+ kata jadi maklumin aja kalau ada typo jempol aku udah terlalu lelah buat revisi.

Tulis dikoment berapa lama menit kalian baca part ini dari awal sampai akhir.

Doain juga buat jempolku yang lagi lemes bestieee...

Suasana malam hari terasa menusuk kulit seorang pemuda yang tengah bertelanjang dada hanya kaki kurusnya yang terbalut celana pendek, kedua tangan kurusnya tampak menutupi tubuh ringkihnya dari hembusan angin.

"Kita mau ngapain disini?"tanya Avan dengan suara pelan.

"Aku akan melatihmu sebagai bentuk latihan fisik, kau cukup lemah untuk ukuran seorang remaja tubuh kurusmu lebih cocok untuk badan seorang gadis tampak lemah gemulai."ujar Raka menusuk.

"Badan lo aja yang kegedean kaya kingkong."balas Avan tak kalah tajam.

Raka menyorot tubuh toples putranya sedangkan dirinya masih mengenakan pakaian tebal lengkap,tidak ada raut kasihan yang terpancar dari wajahnya hanya ada raut datar dan tatapan sedikit nafsu.

"Sekarang kau berlari putari kolam 5 kali."titahnya dengan bersedekap dada.

Avan memandang ayahnya datar mulutnya berkomat-kamit mengeluarkan sumpah serapahnya"Dih ogah lo kira gak dingin apa gue telanjang dada suru lari-lari mending lo aja."

Raka kembali menatap tajam putranya yang tampak tak takut padanya sama sekali"Cepatlah kau sangat cerewet untuk ukuran seorang pria, aku jadi meragukan mu sebenarnya kau seorang gadis kan?"

"Dih mata lo buta gak lihat nih dada gue datar yakali gue cewe."sahut Avan kesal, lama-lama dia ingin sekali menceburkan ayahnya ke dalam kolam.

Sekarang dia tau dari mana sifat tengilnya berasal ternyata ayahnya yang berwajah datar hanya untuk menutupi sifatnya yang tengil, nyinyir dan sepertinya tukang ghibah handal.

Ngomong-ngomong tentang ghibah Avan jadi merindukan kedua abangnya yang selalu mengajaknya berubah, siapalagi jika bukan Alden dan Azka mungkin sekarang mereka tidak berubah karena biasanya dia yang harus memulai topik pergibahan mereka.

"Cepatlah jangan banyak melamun atau kau akan kesurupan dan aku yang akan menceburkan mu ke dalam kolam."cetus Raka yang mulai kesal.

Avan melirik kanan kiri atas bawah untuk mencari celah agar bisa kabur, demi apapun badannya sudah menggigil sekarang bahkan kakinya sedikit gemetar karena merasakan hawa dingin benar-benar menusuknya hingga terasa ke tulangnya.

"Boleh minta jaket ga?dingin elah Lo enak-enakan pake baju tebal."pinta Avan dengan wajah memelasnya.

"Kau banyak berbicara kenapa tidak langsung menjalankan apa yang aku perintahkan dengan begitu kau bisa lebih cepat selesai!"

"Kau hanya membuang-buang waktuku yang berharga."Pupil Raka menajam menatap bengis putranya yang sudah Tremor ditempat.

"Cepat berlari atau aku akan memotong kedua kakimu!!"Tanpa belas kasihan Raka dengan sengaja menendang kaki Avan dengan keras.

Dengan tertatih-tatih Avan berlari mengelilingi kolam yang cukup lebar dan juga panjang, lututnya benar-benar sakit karena tendangan ayahnya tidak pernah main-main wajahnya yang sudah pucat pasi dengan bibir yang membiru nafasnya juga sudah mulai terdengar pendek.

"LAMBAN!!"bentak Raka, melihat putranya yang berlari dengan pelan semakin membuat emosinya tersulut.

Tepat saat Avan berada didepannya dengan sengaja dia mendorong tubuh kecil Avan ke dalam kolam dengan kuat, seketika tubuh kecil Avan yang mulai lemas terlempar begitu saja ke dalam kolam dengan suhu air yang benar-benar dingin ditambah angin dari atas atap yang memang terbuka.

Avandi Jarendra ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang