TIGA BELAS || EGOIS?

36K 3K 59
                                    

Avan sudah bangun sejak pukul 5 subuh. Bahkan sekarang anak itu sudah bertengger didepan kaca seraya memutar-mutar tubuhnya untuk mengecek adakah yang salah atau tidak.

"Wahai cermin ajaib siapa pria tertampan didunia ini."tanya Avan pada cermin didepannya.

"Avandi Jarendra Wesley."

Avan terlonjat kaget dan reflek meraba cerminnya yang baru saja berbicara.

"Wahh emang ya ganteng nya Avan gak bisa dibohongi cermin pun tau kalau gue emang tamvan bin handsome."pede Avan.

"Ekhemm..."

Avan menoleh dan menemukan mommy nya yang tengah bersender dipintu dengan senyum geli nya.

"Jadi mommy yang jawab?bukan cermin ajaib nya?"cemberut Avan.

"Lagian ada-ada aja cermin diajak ngobrol kelamaan jomblo ya."ledek Diana dengan terkekeh kecil.

"Gak ya Avan tampan masa jomblo."elak Avan.

"Iya iya putra mommy ini memang tampan dan imut."goda Diana seraya mengacak rambut Avan yang sudah ditata rapi.

"Ish mommy berantakan kan."kesal Avan.

"Tumben udah rapi, bangun jam berapa?"tanya Diana seraya merapikan rambut Avan yang rusak karena nya.

"Jam 5."jawab Avan seraya memperlihatkan kelima jarinya.

"Hah?serius?gak ngantuk nanti."ucap Diana tak percaya.

"Gak kok Avan malah semangat banget mau sekolah."

"Yaudah yuk turun."

Avan dengan segera menggenggam kelingking mommynya untuk turun ke bawah.

"Jari kamu kecil."Diana merasakan jari-jari yang tengah menggenggam kelingking terasa sangat mungil.

"Jari Avan masih dalam tahap pertumbuhan mom."alibinya.

"Anggota tubuh kamu semuanya kecil yang besar cuma pipinya bikin gemes."

Avan menyentuh pipinya yang semakin besar"Iya Avan emang gemesin plus ngangenin."

"Iya mom percaya."Diana mengangguk mengiyakan.

Avan merespon ucapan mommynya dengan senyum bangga, netranya beralih menatap semua anggota keluarganya yang sudah duduk tenang dimeja makan tidak ada ekspresi yang mereka tunjukan selain ekspresi datar.

"GOOD PAGI SEMUA!!"

"Sudah berapa kali Abang bilang jangan berteriak!"Tegur Caesar dengan nada dingin.

Avan meringis mendengar nada dingin abang nya. Dengan segera ia mengecup pipi abang nya. Dan duduk disebelah abangnya.

"Abang jangan marah, maaf abang Avan lupa."elak Avan.

Caesar tersenyum kemenangan mendapat ciuman kesayangan ditambah melihat wajah masam keluarga nya.

"Daddy?enggak?"

Avan menatap Daddy nya bertanya"Enggak apa?"

"Cium."

"Ogah."tolak Avan dan langsung menyantap nasi goreng dipiringnya dengan khidmat.

"Nanti Avan berangkat sama siapa?"tanya Avan dengan mulut mengembung.

"Sama abang."jawab Caesar tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

"Gak Avan sama Azka."ujarnya ikut menyela.

"Avan sama Alden aja."

"Avan sama..

Avandi Jarendra ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang