EMPAT TIGA || AWAL MENYAKITKAN

16.5K 1.6K 29
                                    

Tandai bagian yang kalian rasa kurang pas atau agak aneh😭🙌



Kedua netra Avan total berembun saat mata bulatnya bertubrukan dengan netra mata seseorang yang dia rindukan, dia harapkan kehadirannya dulu, tidak untuk sekarang.

"Avan kemarilah ayah merindukan mu."seorang pria yang menyebut dirinya sebagai Ayah Avan merentangkan tangannya siap menyambut pelukan hangat putra semata wayangnya yang dia rindukan.

Avan menggeleng berusaha menahan air matanya yang sudah hampir tumpah"Ayah?apa masih pantas sebutan itu untuk anda?"tanya Avan menusuk.

Raka, ayah Avan hanya terdiam mendengar nada menusuk putranya yang baru dia kenal, beberapa tahun tidak bertemu mampu merubah sikap putranya yang dulunya begitu hangat namun kini dia tak bisa merasakan itu lagi.

"Apa maksudmu? kau putra kandungku darahku mengalir dalam tubuhmu jika kau tak ingat."

"Putra?putra yang mana anda Maksud apa putra yang sudah bertahun-tahun anda tinggalkan tanpa alasan? putra yang sudah anda telantarkan atau putra anda yang terus menangis karena kehilangan seorang ayah dalam hidupnya?"

Raka tampak diam sebentar"Apa hanya karena itu ikatan ayah dan anak terputus?bahkan dari lahir sampai kau mati nanti ikatan ayah dan anak tidak akan terputus begitupun dengan sekarang kau adalah anakku dan kau harus ikut denganku karena aku adalah orang yang paling berhak atas dirimu."

Avan tertawa sumbang mendengar ujaran ayahnya"Berhak atas diriku?"

"Bukankah kau sudah membuang ku dan menelantarkan ku lantas alasan apa yang mendasari mu untuk membawaku bersamamu."

"Aku sudah bahagia dengan pilihan ku, keluarga ku dan sampai kapanpun itu tidak akan pernah berubah sekarang aku bukan Avan yang dulu, Avan bocah cengeng yang selalu menangis menatap jendela berharap ayah untuk, aku bukan lagi Avan yang selalu mengharapkan kasih sayang seorang ayah yang bahkan mengingat ku saja mungkin tidak."

"Sekarang anda bisa pergi, pintu keluar disana."Avan menunjuk ke arah pintu namun matanya hanya menatap ke bawah.

Dunia nya seakan hancur sekarang disaat dia sudah mendapatkan kebahagiaan nya sebagai seorang anak yang diharapkan dan begitu dicintai dalam keluarganya, ayahnya kembali masuk dan siap mengusik kehidupan yang sudah dia anggap paling sempurna.

Dia memang dulu selalu berharap ayahnya kembali namun apa?bahkan penantian nya tak pernah kunjung tercapai dan kini dia sudah tak mengharapkan nya bahkan memikirkan nya saja dia sudah tak pernah, lalu mengapa ayahnya harus kembali disaat yang tidak tepat.

Avan sudah tak ingin kembali terjebak dalam dunia penuh drama miliknya, dia hanya menginginkan mempertahankan apa yang sudah dia miliki untuk waktu yang lama.

"Ayah akan pergi jika kamu ikut dengan ayah sekarang."ujar Raka mutlak, bahkan dia tak beranjak sedikitpun dari tempatnya.

"AYAH!AYAH! STOP AKU MUAK DENGARNYA! APAKAH ANDA MASIH PANTAS DISEBUT DENGAN AYAH!? AYAH MANA YANG TEGA MENELANTARKAN ANAKNYA BERTAHUN-TAHUN TANPA KABAR, BAHKAN TAU KEADAAN ANAKNYA AJA GAK TAU!! APA AYAH PERNAH MIKIR KEHIDUPAN AKU KAYA GIMANA?AKU MAKAN APA?APA TEMPAT TINGGAL AKU LAYAK?GAK KAN!!!"bentak Avan dengan nafas terengah-engah, dadanya naik turun tak beraturan.

"Ayah gaktau gimana rasanya aku yang ngarep-ngarep kedatangan ayah, aku selalu tanya sama ibu kenapa ayah pergi dan anda tau apa jawabannya dia hanya membentaku dan memukulku dan meninggalkan ku!!untuk apa aku dilahirkan jika hanya untuk ditelantarkan!harusnya ayah bunuh aku bukan ninggalin aku tanpa alasan yang buat aku selalu harapin ayah pulang dan peluk aku kaya temen-temen aku yang lain."

"Bahkan ayah gaktau aku selalu dibuli sebagai anak haram yang gak punya orang tua, aku pernah berada dititik yang aku bener-bener ngerasa hancur dan ayah gaktau kan aku pernah coba bunuh diri, apa ayah tau itu semua?GAK KAN!!LALU UNTUK APA ANDA KEMBALI?SIALAN!!"Avan mengusap air matanya kasar, dia tak peduli jika dia dicap sebagai anak yang kurang ajar namun dia benar-benar sudah tak kuat untuk tidak mengeluarkan semua yang dia pendam sendiri selama ini, yang orang lain lihat mungkin hanya Avan yang selalu tersenyum dan bertingkah konyol.

Avandi Jarendra ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang