12. Rindu

54 38 14
                                    

***


"Hal yang paling aku rindukan adalah hari-hariku yang telah ku lalui bersamamu."

***

Hari-hari yang dilalui Feli terasa seperti sangat cepat. Tak terasa dirinya sudah bersekolah di SMA Gajah Mada kurang lebih 2 minggu. Segala cacian dan makian dirinya alami disini dengan berbagai hal yang sangat di bencinya.

Thalia yang semakin geram dengan tingkah Feli merasa kesal akan peringatan yang telah di berikannya tidak di dengarkan sama sekali oleh Feli.

"Sayang? Kamu mau makan apa?" panggil Thalia kepada Haikal yang sedang duduk di kantin. Semua pasang mata menatap iri dengan kehadiran Thalia yang berada di samping Haikal. Haikal merasa risih dengan keberadaan Thalia yang selalu bergelayut pada dirinya.

"Sayang? Kamu cuekin aku kenapa?"

"Bisa diem gak lo!" bentak Haikal yang tidak suka jika ketenangannya di ganggu oleh orang lain.

"ANJIM! GUE UDAH BERAPA KALI TELPON NI ORANG KAGAK DI ANGKAT ANJIR!" pekik Patrik, yang uring-uringan tidak jelas menatap ponselnya.

Zarco yang merasa kesal tak segan mendorong tubuh Patrik hingga terhuyung hampir jatuh. "GUE PERINGATIN SAMA LO! JANGAN TERIAK DI KUPING GUE! PENGING!"

"Aduh bebeb Zarco, jangan kayak gitu kasihan Patrik kalau harus terkena diskriminasi!" sahut Mina yang sibuk mengipasi wajahnya sedari tadi.

"JANGAN PANGGIL GUE BEBEB! JIJIK!" protes Zarco. Mina yang merasa langsung diam dan mengipasi dirinya.

"Lo nelpon siapa?" tanya Haikal yang penasaran dengan Patrik.

"Gue nelpon si Adelard buat ngajak balapan tapi gak diangkat bah!" dengusnya.

Thalia merasa penasaran dengan hal itu, "Adelard itu siapa?" tanyanya dengan penasaran dan sangat ingin tau.

"Dia itu salah satu anak The wolf yang jago masalah balapan motor," sahut Diana yang asik bermain game.

Zarco terkejut dengan penuturan Diana barusan, "lo tau tentang dia?"

Diana mengangguk.

"Dia cewek apa cowok? Sekolah dimana?"

"Dia c-" Diana diam sejenak. "Goblok! Mati tolol!" pekiknya.

Patrik yang duduk di sampingnya refleks terpelonjak kaget mendengar teriakan Diana, "lo kalo mau teriak yang bagus dikit napa sih? Suara kayak kaleng rombeng aja belagu!" dengusnya sambil menggosok-gosok telinganya.

"Mana tau kalo gue mau teriak!" protesnya.

"Diana? Cewek apa cowok?" ulang Zarco dengan penasaran. "Gak taulah gue! Dia aja gak pernah lepas helm! Kenapa lo pada penasaran sama dia?"

"Iyalah penasaran! Lo kok bisa tahu?" Patrik mulai penasaran dengan Diana. "Gue punya teman yang satu anggota sama mereka dan masalah Adelard itu pasti taulah!"

"Lo juga anggotanya?"

"Uhuk..uhuk...keselek gue njir! Mati kau!" teriak Diana. "Gue kalau masuk sana bisa apa?"

Haikal dan Feli(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang