"Kalau suka ya harus di kejar, jangan malah diam dan nanti menyesal saat di sudah sama yang lainnya."
***
"Culun?"
"Culun? Gue mau tanya sama lo."
"Lo seriusan saudaraan sama Dion? Sejak kapan? Dan kenapa lo seakan nggak kenal sama dia?"
"Gue ngajak lo ngomong."
"Terus kenapa kak Tristan sama Flora bisa putus?"
Feli sontak menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke arah Haikal yang sudah berdiri di depannya. Tatapannya bingung dengan apa yang di maksud.
Saat ini mereka sedang berada di sebuah supermarket dan panggilan Haikal membuat Feli kesal. Setiap Feli mengambil apapun dengan jumlah satu dengan mudahnya Haikal memasukkan dua barang lagi yang sama persis. Memangnya Feli mau buka toko apa?
Sebentar! Feli berhenti mengambil barang dan menoleh ke arah Haikal. "Flora putus sama Tristan?" Feli mengulang perkataan Haikal.
Haikal mengangguk, "Baru kemarin."
"Bagus," ujar Feli dengan tenang. Kemudian, cewek itu kembali berjalan meninggalkan Haikal yang masih menatapnya dengan cengo.
"Kok bagus? Kak Tristan udah lama nyari Flora-"
"Buat bunuh dia. Dan saking bodohnya lo nggak tau kalau dia berusaha buat bunuh lo juga!" Feli mengatakan hal itu seakan tidak ada beban dalam dirinya. "Hati-hati aja kalau sama dia. Lo udah mau berusaha menyingkirkan dia bukan?"
"Bahkan, mami lo itu nggak tau kalau papa lo masih hidup dan bekerja di dunia hitam."
Glek
Susah payah Haikal menelan salivanya saat Feli mengetahui kehidupannya. Lalu, sekarang apa yang dirinya lakukan?
Feli tersenyum remeh, "Lo bukan anak kandung dari mami lo, asal lo tau aja. Nggak akan lama lagi Tristan bakalan buat rencana untuk bunuh nyokap kandungnya sendiri." Langkah Feli terhenti dan langsung memperhatikan Haikal yang masih kebingungan. "Nggak usah bingung. Setiap perbuatan pasti akan ada balasannya. Tristan juga akan mendapatkan balasan atas apa yang sudah dia lakukan."
"Bukannya lo sama dia-"
"Gue nggak sebego itu." Feli menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Lo pikir Flora mau mutusin Tristan karena apa?"
***
"DION?!"
"Jangan cepet gitu jalannya. Aku capek banget kalau kamu jalan kayak gitu. Udah tau langkah kaki aku itu cupet banget."
"Lagian kenapa kamu nggak gendong aku aja sih? Kan lebih enak."
"Enak di kamu?" Dion terkekeh mendengarnya. "Permainan ini sangat membuat lelah bukan? Bentar lagi semua akan selesai dan nggak akan ada yang namanya penyesalan."
"Kalau nggak mau ada penyesalan yaudah mati aja," tutur seorang yang kini sudah menggandeng lengan kekar milik Dion. Cowok itu tak segan merangkul orang di sampingnya. "Gemes banget sih," gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikal dan Feli(END)
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW AKUN AKU DULU YA:) Kehidupan di SMA Gajahmada begitu tenang dan normal, seperti biasa Haikal and the gang akan selalu menjadi orang yang mereka kagumi karena ketampanannya. Thalia yang selalu mengejarnya namun tak kunjung di notic...