37. Bertambahnya saingan

10 10 0
                                    

Dengan santainya Haikal berjalan meski perasaannya seperti tengah ada yang mengikutinya seperti dua hari yang lalu. Namun, kali ini ia abaikan saja, toh dirinya tidak ada sangkut pautnya dengan orang itu.

"Orang bodoh! Mau main-main kalau kalah jangan nangis," gumamnya sembari tersenyum kecil. Ia tau sedari tadi orang dengan Hoodie hitam yang menutup sebagian wajahnya itu setia mengikutinya. Dan kali ini Haikal sengaja pula berangkat lebih pagi dari kemarin. Sebenarnya ia ingin bertemu dengan sosok gadis di rumah sakit itu yang terlihat cukup memikat hatinya.

"Dia masuk kelas apa ya?" gumamnya.

***

Seisi kelas sudah heboh dengan kedatangan siswi baru. Mereka saling bertanya apa yang dilakukan Haikal di belakang sana, tapi mengingat kebiasaan buruk cowok itu mereka diam saja.

Cowok dengan postur tubuh ideal itu lebih memilih untuk tidur dan tidak banyak gerak. Ia membutuhkan tenaga untuk persiapan pertandingan basket.

Mereka beranggapan kalau siswi baru itu sama halnya seperti Feli, namun semua itu berubah. Ketika seorang gadis berjalan dengan seragam yang sedikit berbeda dengan mereka. Gadis itu memakai seragam dengan rok sedikit panjang dan menggunakan almet berlengan panjang berwarna kuning. Rambutnya tergerai dengan penjepit berbentuk bunga di samping kanannya.

Ia berjalan menyusuri koridor sekolah itu dengan menunduk mengikuti arah langkah kaki dari Bu Susi. Keadaannya saat ini sedikit membuatnya tidak nyaman, meski pernah mengalaminya tapi ia begitu kurang nyaman.

"Gue males banget asli," gumamnya.

Meski begitu mereka masih memperhatikan kedatangan murid baru itu.

"ADA BIDADARI HATIKU!"

"JODOH GUE OTW!"

"CALON ISTRI GUE MAU LEWAT MINGGIR!"

"JODOH RAGIL OTW!!! KALIAN SEMUA JANG GANGGU DIA!" Agil berteriak dari ambang pintu. Kemudian, segera ia menuju meja paling belakang yang memperlihatkan Haikal tengah tidur.

Bruk ...

Agil dengan sengaja menggebrak meja Haikal membuat sang pemilik meja pun terkejut bukan main. Nyawanya masih belum ngumpul.

"Anjing lo!" umpatnya. "Ganggu aja sih! Kenapa?"

"Ada cewek yang gue foto kemarin," ujar Agil dengan senang. "Nggak nyangka ternyata dia emang jodoh gue. Jodoh emang nggak akan tertukar!"

"Serius?" Haikal menatap Agil tidak percaya.

"Bohong!"

"Anjing!" Haikal hendak melangkah keluar kelas malas berada di sekitar kelas ini. Maka ia ingin bolos saja dari kelas.

"Mau kemana lo?"

"Bolos!"

"Siapa yang bolehin kamu bolos?" Haikal membeku di tempat ketika Bu Susi telah berdiri di depannya. "Kembali ke tempat duduk kamu," suruh Bu Susi.

"T-tapi ... "

"Nggak ada tapi-tapian! Buruan duduk!"

Tidak ada pilihan lain untuk Haikal. Ia berjalan menuju bangkunya untuk menghindari celotehan Bu Susi. Tentunya dengan bibir yang ia lekuk ke bawah.

"Aneh lo! Kadang kalem kadang bobrok! Minta gue ruqyah?" canda Patrik yang terduduk di depan Haikal.

"Bodok," ujarnya malas. Lalu, ia mendudukkan pantatnya di bangkunya.

"Nak? Silahkan masuk," ujar Bu Susi.

Seorang gadis yang sudah menunggu di depan pintu akhirnya melangkah masuk ke dalam kelas itu membuat mereka memperhatikannya tanpa berkedip. Auranya tidak bisa dipungkiri kalau wajahnya begitu cantik dan rambutnya berterbangan menutupi sedikit wajahnya. Dengan jarinya ia sedikit meletakkannya di belakang telinga.

Haikal dan Feli(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang