31. Penasaran

11 7 0
                                    

Haikal melempar tasnya dengan asal di atas ranjang. Ia menghempaskan badannya untuk segera berbaring dan menghilangkan penatnya. Beban pikirannya kini bertambah lagi akan siapa sebenarnya Feli. Bayangan cewek itu masih melekat dengan nyata di pikirannya.

"Sebenarnya lu itu siapa?" Haikal menutupi kepalanya menggunakan bantal. Dengan harapan bisa melupakan sejenak pikirannya hari ini.

"Tapi gue heran. Kenapa kak Tristan bertindak seolah gak amnesia?" Kembali tersadar akan hal yang mengganjal pikirannya membuat Haikal mengurungkan niatnya untuk tidur.

Haikal mengambil ponselnya dan mencoba mencari tahu masalah apa yang sebenarnya tengah disembunyikan oleh keduanya. "Aslinya lo itu amnesia beneran atau cuma pura-pura?"

Karena rasa penasarannya tidak kunjung usai Haikal memutuskan mencari tahu apa saja yang bisa membantu dirinya untuk mencari titik terang. Ia mulai dengan mencari di Instagram kakaknya tentang siapa pacarnya dulu.

Namun, setelah lama berkutat dan mencari tidak ada titik terang yang membuatnya bisa menemukan kebenaran. "Apa sih yang gue gak tau?" Semakin ia memikirkan hal itu maka pusing di kepalanya semakin terasa.

Teringat akan kejadian tadi antara Feli dan juga Mark membuatnya semakin penasaran. Apa hubungan keduanya yang bisa membuat emosi Mark seperti tadi. Tidak kenal dengan jelas tetapi Haikal pernah bertemu dengan sosok Mark.

Suara pintu terbuka membuat Haikal mengalihkan pikirannya sesaat. Seorang wanita cantik dengan wajah datarnya memasuki ruang kamarnya dengan senampan susu.

"Di minum. Kata mama jangan sampai sakit," ucap adiknya-Lova, sembari meletakkan susu itu di nakas.

Setelah itu ia beranjak dari kamar kakaknya, namun melihat sesuatu yang aneh. Ia mengurungkan niatnya untuk keluar terlebih dahulu dan berbalik. "Kakak ada masalah apa?" Itulah pertanyaan yang mewakili pikiran Lova saat ini.

Ia berjalan mendekati kakaknya yang masih terdiam. "Ada masalah apa?"ulangnya.

Mendengar suara lirih dari sang adik membuat Haikal melupakan rasa pusingnya. "Menurut kamu kak Tristan beneran amnesia atau tidak?"

***

"Andaikan waktu bisa ku ulang kembali!" Seperti biasa Agil dengan kemampuan pas-pasan miliknya itu bernyanyi dengan asal. Kalah biasanya Patrik yang akan bernyanyi kini berubah alih menjadi Agil.

Sedangkan, Patrik? Seperti manusia pintar yang habis terkena setruman listrik dan menjadi rajin. Ketika yang lain sibuk bermain kartu dan bernyanyi ia sibuk mengerjakan tugas.

"Kerja lembur bagai kuda!" Patrik bersenandung riang tanpa memperhatikan sekelilingnya. "Sampai lupa doi janda!"

"Tugas banyak gak tertulung!" Patrik menggerakkan tangannya keatas dan kebawah secara bergantian lalu ia melemaskan jarinya. "Hidup ini penuh perjuangan kalau ingin sukses!"

"Patrik ke sambet apaan itu rajin?" Cowok yang duduk di bawah pohon mangga menatap Patrik dengan bingung. Tidak seperti biasnya anak itu rajin seperti ini. Sejak tadi di sekolah ucapannya sangat ngelantur dan membuat semua pusing. Merasa seperti kehilangan sosok yang mereka sayangi.

"PATRIK! KE SAMBET APAAN LO MONYET?" Zarco meneriaki Patrik hang masih sibuk menyelesaikan tugasnya.

"GUE GAK SUKA LO YANG SEKARANG!"

"GUE SUKA LO YANG DULU!"

"PATRIK!"

"TOBATLAH WAHAI MANUSIA! HIDUP INI KAN BINASA," sahut Patrik.

"Diem dulu kalian! Ini nyelesaiin tugas dulu baru nanti gabung!" imbuh Patrik. Sebelum melanjutkan kerjaannya Patrik berbalik menatap teman-temannya yang menatapnya dengan bingung saat ini. "Emak gue bisa gorok gue kalau nilai ulangan ini remedial!" Patrik meratapi nasibnya dengan miris.

Haikal dan Feli(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang