Sepulang sekolah Feli langsung segera keluar dari kelasnya untuk segera pulang. Namun, langkah kakinya terhenti ketika lengannya ada yang menahan. Feli langsung menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang sedang menahannya.
Feli memutarkan bola matanya malas, "kenapa?"
"Gue peringatin sekali lagi sama lo!" tunjuk Thalia. "Jangan deket-deket sama Haikal!"
"Tanpa lo peringatin juga gue gak bakalan deketin dia!" ucap Feli, lalu tangannya menepis tangan Thalia yang mencengkram lengannya. "Gue mau pulang pergi!"
Kakinya kangsung melenggang keluar dari kelas meninggalkan Thalia dengan wajah kesalnya itu. Sesampainya di luar kelas Feli langsung menekan nomor salah seorang.
"Halo? Lo jemput gue buruan!"
"Maaf, tapi gue ada tugas tambahan mendadak non. Gimana ya?"
"Gue samperin aja ke sekolah lo! Lagian jaraknya gak jauh amat."
"Jangan non."
"Feli! Gue tunggu lo di halte deket sekolah lo itu!"
Feli langsung mematikan panggilan itu secara sepihak dan memasukkannya ke dalam tasnya. Langsung dirinya melenggang keluar dari sekolah.
Bruk..
"Aws... kalau jalan liat-liat! Gak tau apa ada orang jalan!" dengusnya sembari mengumpat apapun yang sedang berada di otaknya saat ini. Namun, tidak mau menoleh siapa yang baru saja menabraknya.
"Lo! Kalau jalan jangan melamun! Mata udah empat masih aja buta lo?" Feli geram dengan perkataan orang itu. Segera mungkin ia melihat siapa sebenarnya yang baru saja dirinya tabrak, "lo lagi! Lo lagi! Bosen gue liat lo terus! Gak ada cowok yang lebih ganteng dan baik apa di sekolah ini? Modelannya kayak lo semua!"
"Mulut lo gak pernah di sekolahin ya?"
"Mana gue tau!"
"Minta maaf lo!"
"Gak sengaja!"
"Minta maaf!"
"Gak sengaja!"
"Lo utang minta maaf sama gue tiga kali! Walaupun tau gak gue maafin tapi lo harus minta maaf sama gue!" Haikal merasa emosinya sudah berada di ujung kepalanya saat ini.
"Gue buru-buru mau pulang!" Haikal menahan lengan Feli agar tidak pergi dan memintanya untuk mengatakan maaf.
"WOY! TUNGGU!" teriakan itu langsung mengalihkan perhatian mereka ke arah belakang Haikal dan kawan-kawannya.
"Kakak lo sejak kapan sekolah disini?" tanya Zarco yang heran melihat seseorang berlari ke arah mereka.
"Baru hari ini," balasnya dengan singkat.
"Goblok!" umpat Feli. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan yang ada Feli langsung menginjak kaki Haikal dengan sekuat mungkin dan segera berlari. Haikal mendengus kesal dengan cewek satu itu.
"CULUN!" teriak Haikal frustasi.
Cowok yang tadi berlari langsung terhenti dan melihat ke arah mereka secara bergantian. "Ngapain liatin gue kayak gitu? Emang gue setan apa?"
"Sorry! Kaget aja liat lo dah sekolah lagi kak," ucap Patrik dengan mulut yang masih penuh dengan makanan. Sedari tadi mulutnya tidak berhenti untuk mengunyah makanan dan tidak capek ya nguyah terus?
"Owh."
"Ngapain lo teriak kayak gitu?" tanya Haikal kepada kakaknya yang terlihat aneh.
"Siapa nama cewek tadi?" Haikal sontak memicingkan matanya seperti ada yang aneh dengan cowok satu ini.
"Kenapa emangnya kak?" Zarco yang penasaran dengan hal itu langsung kepo sendiri.
"Banyak bacot!"
"Culun!" jawab Haikal dengan ogah-ogahan.
***
Feli keluar dari gerbang SMA Gajah Mada dan berjalan menuju SMA Perwira yang letaknya tidak terlalu jauh dari sekolahnya. Hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai dengan jalan kaki.
Untuk menunggu Adi pulang Feli memutuskan untuk menunggunya di halte sambil memakan jajanan yang baru dirinya beli sepulang tadi di depan gerbang SMA Gajah Mada.
"Enak juga ni makanan," gumamnya sembari memakan satu tusuk cilor. Matanya tak menghiraukan siapa pun yang berlalu lalang di halte itu, maupun mereka yang terus saja membicarakan penampilannya sedari ia datang sampai detik ini. Tangannya sudah mengepal sangat kuat seakan ingin memukul mereka satu-satu.
"Maaf cepetan pergi dari sini karena bakalan ada tawuran antar sekolah," ujar salah seorang siswi yang terlihat sedang buru-buru akan pulang. Feli sontak membulatkan matanya mendengar ucapan dari cewek barusan.
"Sekolah mana sama mana?" Feli langsung penasaran dengan hal tersebut. "Anak sekolah lo udah pada pulang semua?"
"SMA Gajah Mada sama SMA Perwira," terangnya. "Saya permisi dulu ya," pamitnya.
"Kalau udah pada pulang berarti Adi? Damn!"
Suara deru motor terdengar dengan sangat jelas di telinga Feli saat ini sedang berjalanke arahnya. Mungkin ini mengundang rasa penasaran dengan siapa yang akan memimpin tawuran ini?
Manik matanya menangkap satu buah objek yang terletak di sampingnya yaitu topi. Segera diambilnya topi itu dan memakai kaca mata hitam yang berada di tasnya. Rambut kepangnya buru-buru di lepas dan di ikatnya satu lalu menggulungnya hingga tertutup dengan topi itu. Feli langsung mengambil ponselnya dan berusaha untuk menghubungi Adi, namun nasib sialnya hari ini karena batere ponselnya habis di saat yang tidak tepat.
Dengan buru-buru ia segera pergi meninggalkan tempat itu yang terlihat sangat horor. Namun, nasib sial selalu menghampirinya ketika menangkap seseorang yang mungkin dirinya kenal sudah melihatnya. Untung saja dia tidak menghiraukannya.
"Itu? Bukannya-?"
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikal dan Feli(END)
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW AKUN AKU DULU YA:) Kehidupan di SMA Gajahmada begitu tenang dan normal, seperti biasa Haikal and the gang akan selalu menjadi orang yang mereka kagumi karena ketampanannya. Thalia yang selalu mengejarnya namun tak kunjung di notic...