48. Semuanya telah berubah

14 9 0
                                    

"Lama kelamaan sifat orang akan terlihat dengan sendirinya. Bisa jadi sengaja ia lihatkan atau mungkin memang orang lain yang sudah peka terhadap hal itu?'

***

"Hidupmu tidak akan tenang jika sudah menganggu orang yang salah."
#Felisa Leona Adelard.

***

Flora datang berboncengan dengan Tristan yang sudah berstatus menjadi pacarnya kembali. Baru tadi pagi Tristan dalam untuk mengungkapkan semua perasaannya kepada Flora didepan papanya dengan begitu yakin. Papanya yang melihat cinta antara keduanya hanya bisa mengiyakan karena yang menjalin hubungan adalah mereka dan semuanya kembali pada putrinya.

Tristan berjalan menuju pintu rumah Flora dengan sedikit dada yang berdegup dengan kencang. Rasanya ia ingin berlari dan pergi dari dunia ini jika nanti apa yang ia inginkan tidak bisa terlaksanakan. Rasa cinta yang selama ini ia jaga dan tunggu hingga saat ini kembali lagi.

"Yakin lo bisa!" Tristan menyemangati dirinya sendiri untuk menembak Flora nantinya di depan orang tuanya.

Tok

Tok

Tok

Dengan tangan yang sedikit basah karena keringat Tristan mengerjapkan matanya berulang kali agar detak jantungnya bisa normal.

"Permisi?"

Cklek

Suara pintu terbuka menampilkan Flora yang sudah siap dengan pakaiannya dan juga terlihat sangat cantik. Tidak bohong akan hal ini karena memang Flora selalu terlihat cantik di depan Tristan dari dulu.

Flora mengintip ke dalam untuk melihat apakah ada papanya atau tidak. "Ngapain lo kesini? Lo tau kalau papa nggak suka sama lo bodoh!"

"Lo mau jadi pacar gue?" Tristan menatap Flora yang hanya diam membisu mendengar pernyataan itu. "Gimana? Mau jadi pacar gue?"

Flora masih berlabuh pada pikirannya sendiri saat ini. Ketika semuanya berubah kenapa lagi hidupnya ini.

"Meskipun wajah kamu udah berubah tapi cinta gue buat lo tetap ada dan nggak bisa hilang begitu aja."

"Gue yakin lo masih mau balikan sama gue kan?"

"Nggak."

"Bohong."

"Serius. Lagian kenapa lo kesini? Pulang sana, papa gue nanti marah."

"Biar gue yang minta izin ke papa lo."

"Jangan gila!"

"Gue udah gila karena lo Liona!" tekan Tristan dengan yakin. "Gue tau ini bodoh karena gue masih berharap sama lo hang udah jelas-jelas nggak mau balikan lagi sama gue."

"Kalau lo udah tau mencintai gue itu hal bodoh kenapa masih lo lakuin?" Flora berdecih sebal. Pandangannya masih was-was akan kedatangan papanya yang secara tiba-tiba. "Pergi sana," usirnya.

Haikal dan Feli(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang