Sepulang sekolah Haikal mengajak Flora untuk pulang bersama. Tapi, gadis itu menolaknya karena sudah di jemput oleh seseorang.
"Flo? Mau pulang bareng nggak?" tawar Haikal.
"Nggak. Udah ada supir yang jemput kok," ujar Flora.
"Serius?"
"Hm."
"Kalau mau bisa gue anter," ucapnya sekali lagi.
Flora tersenyum, "nggak usah. Nanti ngerepotin meski sebenernya lo nggak bilang. Gue sama supir aja, nggak enak juga."
"Anjay! Gas terus!" seru Agil.
"Emangnya motor pake di gas?" sahut Patrik dengan sudah merangkul bahu Agil. "Jangan dengerin nih curut Flo! Otaknya radak retak," kekeh Patrik.
Agil tidak suka dengan kelakuan Patrik. "Mulut lo minta gue lakban?"
"Apinya mudah banget besar!" Zarco menyahut ketika baru keluar dari kelas.
Flora melihat itu dengan terkekeh pelan. "Kalian nggak capek ribut terus?" Saat ia masuk ke kelas ini sedari tadi memang sudah ramai tapi kelompok inilah yang paling ramai.
"ANAK MAMI!"
Suara panggilan itu mengalihkan perhatian mereka seketika. Mereka melihat Feli tengah berlari dengan buru-buru. Seperti sedang dikejar setan saja.
"Anak mami?" panggilnya ulang. Ia kembali menatap Haikal sebelum melihat sekitarnya. "Gue mau ngomong penting," Feli berkata.
"Apa?"
"Masalah waktu itu. Jangan disini," ujar Feli.
Napasnya sudah mulai teratur membuat dirinya memperhatikan sekitarnya. Manik matanya tidak suka melihat kehadiran Patrik dan Agil yang mulutnya lemes sekali seperti baru di olesi minyak.
"Ha?" teriaknya ketika melihat sosok cantik di dekatnya. Refleks, ia langsung memeluk erat cewek itu yang tak lain adalah Flora. "Kangen," bisiknya pelan.
Flora tidak mengeluarkan respon apapun. "Jangan kayak gini atau semuanya berubah," bisik balik Flora.
Ia mengerti lalu melepaskan pelukannya dari cewek itu.
"Sokab amat lu njir!" protes Agil.
"Sirik bilang aja lo!" tuduh Patrik.
"Enak aja!"
"Emangnya makanan atau minuman enak?" cibir Feli yang selalu malas menanggapi celotehan mereka.
"He! Mulut lo!"
"Kenapa?" Feli tidak bisa santai jika bertemu dengan kedua anak ini. "Nggak suka?"
"Anak culun minta gue geplak ya?" Agil sudah mengangkat tangannya siap untuk memukul Feli.
"Beraninya cuma sama cewek?" sindirnya.
"Owh!"
"Dion?" panggil Flora lirih membuat mereka menatapnya dengan bingung. "Besok pinjem catatan materi tadi ya?"
Mereka mengatur napas pelan. Pikiran mereka sudah berlayar kemana-mana ketika melihat interaksi Flora.
"Gue kira," celosnya.
"Gue bawain," balasnya singkat.
"Ikut gue lihat balapan malam ini kuy?" ajak Zarco. Anak ini memang paling suka sekali ikut balapan yang hanya merugikan dirinya sendiri.
"Tobat," ujar Haikal.
"Lo kenapa sebel banget gue ikut gituan Kal?" tanya Patrik penasaran.
"Nggak papa," balasnya singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikal dan Feli(END)
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW AKUN AKU DULU YA:) Kehidupan di SMA Gajahmada begitu tenang dan normal, seperti biasa Haikal and the gang akan selalu menjadi orang yang mereka kagumi karena ketampanannya. Thalia yang selalu mengejarnya namun tak kunjung di notic...