Suara hembusan angin saling bertabrakan dengan suara kendaraan yang tengah melintas di jalan raya malam ini. Sinar rembulan yang tak tampak sepenuhnya membuat jalanan menjadi gelap jika tidak di bantu oleh sinar lampu jalan.
Banyaknya gemerlip bintang yang menemani bulan. Bukan hanya itu tapi suasana hening seakan membuat ketenangan di dalam hati. Dunia terkadang gelap dan terang. Seperti halnya hidup kita yang terkadang mengalami fase terbawah dan terkadang atas. Semua itu takdir yang maha kuasa tidak ada yang akan mampu mencegahnya.
Banyaknya para pedagang kaki lima yang berjajar di pinggir jalan dengan hiasan lampu yang bergemerlap menambah kesan tenang dan klasik. Bukan hanya pedagang tapi juga pembeli yang saling bernegosiasi.
Suasana malam yang begitu terang meskipun bulan sedang tidak purnama. Banyak pasangan yang datang untuk menikmati suasana malam yang begitu indah hari ini.
"Andai aja lo udah sembuh pasti gue bakalan jalan-jalan sama lo. Kalau aja lo gak selalu jagain gue dari tingkah buruk gue mungkin sekarang gue yang ada di posisi lo. Sudah lama gue gak pernah jengukin lo lagi. Gimana kabar lo?"
"Coba aja lo semua gak ada yang di deket gue! Udah gue pastiin kalian gak akan terkena nasib sial kayak gue!"
"Gue ini udah kayak pembunuh yang gak bisa tanggung jawab! Semua orang yang gue sayang harus ngorbanin dirinya cuma buat gue! Bodoh!"
Keheningan kembali mengisi hidupnya. Tidak ada kehangatan seperti dulu yang membuatnya merasa semangat dalam hidup ini. Mungkin kesalahannya akan di maafkan dalam waktu dekat tapi sebuah penyesalan itu akan selalu datang dan membuat hidup tidak tenang. Bayangan akan kesalahan itu selalu muncul dalam ingatan yang mana kita berusaha untuk melupakannya tetap saja bayangan itu akan singgah di dalam ingatan.
***
"Raja? Wali kenapa bisa kayak gini? Jangan bilang kalau kamu bikin dia ngingat sesuatu?"
Haikal menatap mamanya dengan lesu dan membaringkan tubuhnya di sofa sembari melirik adiknya yang tengah belajar di meja depannya. "Bukan, ma. Raja gak tau karena tadi waktu di kantin kakak kek ngerasa sakit gitu di kepalanya setelah debat sama si culun!"
"Dia cantik kak!" sahut adiknya yang tengah fokus mengerjakan tugas sekolahnya.
"Belajar dulu yang pinter! Selesaiin dulu semua tugasnya baru lo ikut gabung ngobrol!"
"Sewot banget sih!"
"Udah kalian berantem mulu! Sekarang kamu kerjain tugasnya ya sayang," ujar mamanya kepada anak perempuannya itu.
"Siapa sih ceweknya?" tanya mamanya dengan kepo. "Siapa tau kita bisa minta bantuan sama dia buat balikin ingatan Wali."
"Mama inget sama cewek yang naik sepeda rambutnya di kepang dua?" ucap Haikal. Mamanya mengangguk tahu. "Dia itu cantik banget sih!"
Haikal mendengus kesal. "Emang cantik sayangnya nyebelin!" batinnya.
"Cewek itu yang bikin kakak mau sekolah lagi dan kepalanya sakit. Mungkin cewek itu ada hubungannya sama masa lalu dia." Haikal kembali berkata.
"Mukanya emang mirip sama mantan pacar kak Wali," ucap Lova sembari menulis.
Haikal menatap adiknya dengan lekat. "Darimana lo tau?" selidiknya.
"Taulah!"
"Cenayang!"
"Kamu tahu darimana sayang?"
"Pernah ketemu dan lihat foto mereka berdua," ucapnya dengan tenang.
"Lo tau si culun mirip kayak mantan kakak?" Haikal kembali bertanya seperti masih menyimpan rasa penasaran yang mendalam. Lova mengangguk.
"Tapi, apa alasan tu culun gak ingat sama kak Wali?"
"Ck." Lova berdecak pelan. "Lo inget waktu kakak kecelakaan itu mengakibatkan sebagian ingatannya hilangkan?" Haikal mengangguk.
"Waktu itu dia tepatnya mereka habis putus. Kak Wali kek terpukul banget dan alasan cewek itu mutusin pun gak masuk akal!"
"Terus ceweknya?"
"Gue denger tu cewek kena tembak dan sekarang gak ada yang tahu gimana keadaannya. Mungkin udah sembuh dan berusaha buat ngehindar," terangnya.
"Berarti belum tentu itu culun masa lalu kak Wali?"
"Untuk itu gak tau. Kalau memang itu cewek masa lalunya pasti dia punya luka habis tembakan di perut sama lengannya yang sebelah kiri."
Mamanya yang mendengar cerita itu seakan tidak mampu lagi untuk mendengarnya. Jantungnya seakan berhenti berdetak dan cairan bening itu habis membasahi wajahnya.
Haikal menarik tubuh mamanya dan berusaha untuk menenangkannya. "Mama jangan sedih lagi. Keadaan kakak sudah membaik sekarang walaupun ingatannya masih belum pulih total. Raja bakalan berusaha buat nyari cara sulaya ingatan kakak bisa pulih kembali?" Haikal mengelus rambut dan punggung mamanya.
Mamanya masih cukup syok ketika mendengar berita kecelakaan Tristan yang begitu parah sehingga menimbulkan benturan yang amat keras di kepalanys dan mengakibatkan ingatan harus hilang.
"Lo harus cari tau masalah luka tembakan itu dan minta bantuan sama dia. Siapa tau ingatan kakak bisa segera pulih."
Haikal mengangguk.
"Apa gue harus deketin culun supaya tau ada apa gaknya tu luka bekas tembakan? Terus gue harus minta bantuan gitu?" batinnya.
"Bantuin ya sayang," ucap mamanya dengan lemah. Haikal tidak bisa membuat mamanya terus terlarut di bawah kesedihan yang mendalam. Sudah banyak kesakitan yang dirinya harus alami selama ini. Kebencian Tristan dulu sudah cukup membuatnya sakit hati.
"Lo nyimpen fotonya gak?"
***
Tristan yang tidak sengaja mendengar sedikit perbincangan keluarganya merasa penasaran. Sebenarnya ingatan macam apa yang sudah dirinya lupakan? Cewek itu sebenarnya siapa?
"Gue bingung sama diri gue!" ucap Tristan dengan mengacak-acak rambutnya frustasi.
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikal dan Feli(END)
Fiksi RemajaJANGAN LUPA FOLLOW AKUN AKU DULU YA:) Kehidupan di SMA Gajahmada begitu tenang dan normal, seperti biasa Haikal and the gang akan selalu menjadi orang yang mereka kagumi karena ketampanannya. Thalia yang selalu mengejarnya namun tak kunjung di notic...