"Jangan pernah meremehkan lawanmu, karena yang terlihat lemah ternyata bukan lemah tetapi ia hanya menunjukkan kesederhanaannya, sebab tidak ada gunanya memamerkan suatu hal yang sifatnya hanya titipan yang maha kuasa."
***
Haikal, Patrik, Agil dan Dion, kini tengah melihat Zarco yang sudah berada pada garis start. Cowok itu terlihat percaya diri tingkat dewa yang mana selalu meremehkan lawan mainnya.
"Baru juga menang dua kali dah gede kepalanya," cibir Patrik dengan tangan kanannya memegang buku catatan kecil.
Agil menoleh ke arah Patrik, "Sirik aja lo Opet!"
"Patrik bukan Opet bodoh!" Patrik tidak suka dengan nama yang diberikan oleh Agil. Memangnya ia Opet yang di Upin Ipin?
"Semangat Zarco!"
"Anjay! Udah ada yang nyemangatin aja! Mina dikemanain nih?!" Agil sengaja menggoda Zarco yang kini cemberut.
"Nggak usah gitu lo!" Zarco mengumpati Agil yang tidak punya akhlak.
"Lawannya siapa?" Haikal bertanya pada Zarco. Suasana hari ini lebih ramai dari sebelumnya. Itulah yang membuat Haikal bertanya apa yang spesial dari hati ini.
Zarco menggidikkan bahunya.
"Yaelah! Mau tanding kagak tau gimana sih lo?" marah Agil.
"Ya serah gue bogel!"
"Gelo!" Agil langsung memfoto sebuah jalan yang begitu indah.
Suara hiruk pikuk malam ini begitu berbeda, auranya juga begitu aneh. Namun, pada detik-detik akan dilaksanakannya perlombaan tersebut ada seseorang dengan menggunakan Hoodie hitam datang menghampiri. Ia mengatakan untuk menunggu sebentar lagi karena akan ada yang datang dan mengikuti perlombaan ini.
Akhirnya, perlombaan di tunda hingga beberapa saat kemudian.
Banyak bisikan dari mulut sekitar tentang siapa orang berhoodie hitam tersebut.
"Itu pacarnya si Adelard bukan sih?" Cewek berbaju merah itu berbisik pada teman disampingnya. Rasa penasarannya mereka begitu kuat. "Maybe, but apa lo yakin Adelard bakalan ikut tanding hari ini? Secara banyak berita yang bilang kalau dia udah meninggal dan nggak mungkin dong hari ini hidup lagi?"
"Tapi, itu asli pacarnya si Adelard bukan sih? Setiap tanding tu cewek pasti ikut anjir!"
"Mereka kek udah satu paket asley!"
Gadis berhoodie itu hanya tersenyum smirk mendengar hal itu, tetapi ada rasa sesak mengisi hatinya kala mendengar korban itu yang tidak lain adalah kakak.
"Sang juara, ia come back guys!"
"It's okay. Sekarang kalian nganggap semua ini mustahil tapi gue bakalan wujudin angan kalian itu," Flora tersenyum seraya menuju tepi jalan. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri untuk menunggu juara yang ia maksud. Namun, malah menemukan sang mantan pacar yang begitu menyebalkan.
Tristan berjalan mendekati Flora yang masih setia menggunakan tudung Hoodie miliknya. Tentu hal itu sering dilakukannya karena tidak ada yang boleh tau dirinya siapa. Senyumnya terbit kala melihat sang mantan yang masih ia claim sebagai miliknya itu.
"Cantik?" sapanya.
***
Sedangkan, Patrik yang tidak sengaja melihat hal itu langsung melebarkan matanya dengan berbinar. "Gue nggak salah lihat-kan?" Cowok itu mengusap matanya tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
Tanpa menunggu lama Patrik langsung menarik lengan Haikal untuk melihat apa yang ia lihat kali ini.
"Apa sih pet?!" Haikal mendengus kesal. Cowok ini selalu menggangu dirinya dengan hal tidak penting.
"Lihat tu!" Patrik menunjuk ke arah kerumunan orang-orang itu.
***
Sebuah motor besar berwarna hitam dengan seseorang yang berpakaian serba hitam itu langsung masuk ke dalam barisan para orang yang ingin melakukan balapan itu. Namun, semuanya menjadi riweh kala melihat siapa yang datang.
"Adelard cuy!" Patrik menggeplak tangan Haikal kuat. "Anjing!"
"Sakit pet!"
"Nggak nyangka gue kalau dia masih hidup."
"Yang bilang udah mati siapa bego?"
"Zarco."
"Anjing lo!"
"Auto kalau lo Zarco!"
"Bego!"
Flora maju dan membisikkan sesuatu pada Adelard, "Lawan lo belum datang tunggu bentar lagi." Adelard mengangguk, ia akan menunggu lawannya untuk datang terlebih dahulu.
Mereka semua saling menatap heran dan bingung akan siapa sebenarnya Adelard ini dan apa hubungan cewek berhoodie hitam ini dengannya?
Jika kalian ingin tau cari taulah dari awal.
"Ketika semua orang meremahkannya, maka dia akan bergerak layaknya sang juara."
Menit selanjutnya datanglah sebuah motor berwarna hijau yang mendekati mereka. Seketika itu juga Flora dengan Hoodie yang masih menutupi kepalanya langsung maju dan mengibarkan bendera itu.
Dua orang itu langsung menancapkan gas mereka seakan saling mengejar nyawa. Sedangkan, kontestan lainnya hanya terdiam bingung melihat hal itu.
"Anjir! Ini nggak jadi balapan anjing!"
"Ngengas!"
"Sewot!"
"Kak Tristan? Lo kenal sama pacar Adelard?" Patrik bertanya dengan wajah polosnya itu.
Bukannya menjawab Tristan tertawa sumbang akan pertanyaan itu. "Bego! Besok juga lo tau!"
***
Jalanan begitu ramai tetapi tidak menggangu kedua insan yang kini sedang adu kecepatan di jalanan itu. Banyaknya teriakan pengguna jalan lain itu tidak mereka dengarkan. Hanya mereka berdua yang seakan memiliki jalanan malam hari ini.
"Gue nggak akan ngelepasin lo!" Orang diengan motor hijau itu menatap motor di depannya dengan nyalang.
Dia menambah kecepatannya dan segera menyalip orang itu, tapi sangat sulit karena dengan beraninya orang itu tidak mengurangi kecepatannya. Bahkan rencana yang semula di susun rapi mendadak hancur.
Tanpa mereka semua menunggu lama dua insan itu sudah berada di ujung jalan hendak mencapai finish. Namun, apa daya mereka yang hanya bisa mencengang melihat hal itu.
Adelard muncul sebagai pemenangnya dan diikuti orang dengan motor hijau tadi. Senyum terbit di wajah Adelard seketika itu juga ia langsung mengajak Flora naik dan pergi meninggalkan tempat itu. Ia bukannya ingin menang mendapatkan hadiah tetapi hanya untuk menuntaskan emosinya yang sudah menggebu.
Uang yang diberikan padanya langsung ia lempar ke arah Zarco yang masih tertawa bersama Haikal dan temannya. Tristan tersenyum melihat itu dan melambaikan tangannya.
Adelard melesatkan motornya hingga kini sudah tidak terlihat.
"Ambil aja karena lo lagi butuh," ujar Tristan dengan menatap Zarco. Cowok itu berdiri untuk mengambil motornya dan pulang.
"Mau kemana kak?" Haikal ikut berdiri untuk mengikuti kakaknya.
"Balik."
"Mau ikut gue nggak?" Haikal menawarkan sesuatu pada kakaknya ini.
"Kemana?"
"Menuju maut!"
"Goblok pisan ey!"
"Canda!"
"Gak lucu."
"Bunu-"
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikal dan Feli(END)
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW AKUN AKU DULU YA:) Kehidupan di SMA Gajahmada begitu tenang dan normal, seperti biasa Haikal and the gang akan selalu menjadi orang yang mereka kagumi karena ketampanannya. Thalia yang selalu mengejarnya namun tak kunjung di notic...