"Tidak akan lama lagi sebuah bangkai busuk akan segera terkuak. Kuatkan lah hatimu dan jangan mudah menebak disaat tebakan mu itu belum tentu benar." -Screat Life
***
"Perhatikan dengan teliti dan jangan mudah melihat hanya dari segi ia berpenampilan dan juga wajahnya yang lugu."
***
Sebuah rencana yang sudah lama di susun kini telah siap untuk dilakukan. Siapa pembunuh Keni dan apa kedoknya akan segera terkuak. Terlebih kematian Marko yang masih menjadi tanda tanya. Awalnya cerita ini berkisah tentang gadis berpenampilan culun yang tidak sengaja bertabrakan dengan sosok pria tampan. Tapi, sayangnya kisah mereka tidak semudah itu. Semakin lama kisah tentang rahasia hidup ini semakin rumit dengan adanya kejadian pembunuhan dengan dua siswa sekolah.
Matanya tidak berkedip saat Feli sibuk memilih sebuah foto di ponselnya dan siap untuk ia post! Sudah berlama ia memilih ribuan foto yang bisa ia ambil hanya dalam waktu beberapa menit saja. Berbagai gaya yang ada tetapi hanya satu atau dua foto saja yang akan ia ambil. Memang yang namanya wanita senang seperti itu.
Kejadian kelam begitu mengusik hidup Feli. Saat kejadian buruk itu harus selalu ia ingat dan sulit terlupakan. Kini hidupnya akan segera normal seperti sedia kala. Ia sudah tidak sabar menunggu waktu itu tiba. Waktu dimana semua terbongkar dan tidak akan ada yang percaya dengan semua hal yang mereka lihat.
"Good partner! I like it!"
"I want you on my life."
"Penghianatan yang sudah dilakukan akan sulit untuk terlihat. Penghianat akan dibalas dengan penghianatan juga! Darah di balas dengan darah dan siap-siap korbankan darah lo semua buat gue!" Feli tertawa dengan bahagia. Entah pikiran apa yang sedang gadis itu bayangkan. Semua yang terbayang seakan tidak ada untungnya bagi dirinya yang kini hanya berniat membalas dendam.
"Gue nggak akan biarin orang yang udah rebut kebahagiaan gue hidup dengan tenang! Gue nggak rela!" Feli sudah berteriak dengan frustasi menghadapi kenyataan pahit dalam hidupnya.
Feli menyesap kopi pada gelas yang sudah kosong itu. Bukan meminum menggunakan gelas tetapi Feli menuangkannya ke piring agar lebih mudah dingin. "Ah."
***
Suasana rumah begitu tenang saat Haikal berjalan menuju kamarnya. Terdapat hal ganjil yang ia lihat pada ujung jendela kamarnya. Apakah ada sesuatu yang ia lewatkan atau apa yang sedang terjadi dan ia tidak ketahui?
"Kenapa gue selalu punya musuh? Padahal yang buat salah itu bokap gue bukan gue?!" Haikal menjambak rambutnya kesal. Konspirasi yang terjadi di dalam hidupnya begitu sulit. Semuanya terlihat abu-abu dan siapa sosok Feli yang selalu mengganggu kehidupannya?
Haikal menuju tepi ranjangnya dan berjongkok mengambil sesuatu di bawah ranjangnya itu. Dengan pelan ia mengambilnya dan meletakkannya di tepi ranjang untuk di buka. Sebuah kode di masukkan untuk membuka aksesnya dan melihat sesuatu di dalamnya.
"Gue harus cari tau sebelum semuanya terlambat! Gue nggak akan biarin siapapun ngehancurin keluarga yang udah gue bentuk!" Haikal tersenyum meremehkan. "Tristan, Lova dan mama, nggak perlu tau apapun yang bakalan terjadi. Gue nggak mau harta yang sudah gue susah payah dapatkan harus hilang begitu saja."
Tangannya membuka kotak itu dan mengambil sebuah foto. Terlihat ada beberapa foto yang sudah ia pegang dan siap untuk menentukan target selanjutnya. "Dua orang yang sudah susah payah gue mau singkirin, sekarang mereka kembali lagi!" sesalnya dengan begitu mendalam. "Dan target gue selanjutnya adalah lo!" Haikal menunjuk foto itu dengan penuh dendam di matanya. Meski wajahnya datar ia selalu mengawasi gerak gerik dari orang ini.
"Perlahan keluarga lo juga akan bernasib sama dengan mereka!"
"Haikal yang sebelumnya akan menunjukkan sisi lainnya. Jangan pernah main-main sama Haikal Theo Rajawali!"
"Tinggal bilang lo mau mati kapan?!"
***
Seorang gadis dengan napas tersenggal berusaha untuk berlari dengan sekuat tenaga. Langit yang sudah mulai malam membuat jalan yang sepi nan gelap itu sulit untuk di tembus mata. Rembulan yang juga tidak ingin muncul itu seakan enggan keluar, begitupun dengan bintang yang biasanya akan muncul dengan serempak kini menghilang dengan kompak juga. Sungguh malam yang begitu mencekam.
Seorang dengan tongkat baseball di tangannya ikut berlari pelan mengejar sosok gadis itu dengan Hoodie hitam yang selalu di pakainya. Ia hanya memperlihatkan senyum misteriusnya dari dalam hoodie-nya.
"Jangan ganggu gue, please!" Cewek itu berusaha untuk menghindari sosok itu, sampai akhirnya ia bingung mau lari kemana lagi. Malam begitu sepi membuat nyalinya menciut seketika. "Please, bukan gue yang ngerencanain semua ini!"
"Gue udah pernah bilang sama lo kalau bukan gue pelakunya!" Cewek itu terus memohon agar orang ini tidak membunuhnya saat ini juga. Bagaimanapun ia tidak ingin mati muda. "Gue nggak akan pernah nekat sampai bunuh orang!"
"Lo tau gimana berjasanya dia di dalam hidup gue-kan?" Cewek itu gugup saat orang berhoodie itu semakin mendekatinya. "Bukan gue yang udah bunuh Keni!" tekannya.
Cewek itu akhirnya menghentikan langkahnya dan mengumpulkan nyali menghadapi sosok itu. "Lo nggak percaya kalau bukan gue yang udah Keni?" Cewek itu menaikkan alisnya dengan sinis. "Gue bahkan nggak pernah berniat buat bunuh dia! Gue berniat bunuh Feli!"
"Kalau bukan lo siapa?" Orang itu bertanya dengan suara beratnya.
"Mana gue tau! Gue aja nggak pernah ada niat!"
"Gabriel! Gue tau lo pernah bersekongkol buat jatuhin Feli. Gue juga tau kalau lo cemburu list Feli deket sama dia-kan?"
Gabriel, ya, cewek itu adalah Gabriel yang sedang berusaha tidak takut pada sosok di depannya saat ini. Susah payah ia menelan ludahnya. Bagaimana bisa orang ini gau segalanya? Sedangkan, rencananya ini hanya ia dan Keni yang tau.
"Lo yang udah bunuh Marko!"
***
Feli sudah siap dengan semua peralatan sekolahnya, ia segera naik ke atas ranjangnya untuk beristirahat dan memikirkan untuk langkah terakhir yang akan ia ambil selanjutnya.
"The last step! Gue nggak akan sia-siakan kesempatan ini lagi! Gue udah muak!"
Feli mengambil ponselnya dan langsung menghubungi seseorang yang sudah menjadi partner-nya selama beberapa tahun terkahir.
Beberapa hari lagi semua bakalan berakhir!
Jangan lupa untuk segera buat rencana selanjutnya. Gue nggak mau sampai akhirnya nanti gue yang harus gagal untuk kedua kalinya.
Darah harus di balas dengan darah!
Kekayaan yang seharusnya jadi milik kita, nggak akan pernah gue biarin lepas begitu saja😏
Feli langsung meletakkan kembali ponselnya di atas nakas dan melanjutkan rencananya untuk beristirahat. Karena hari-harinya tidak akan lama lagi untuk mengikuti semua drama dunia ini. "Don't forget! If you know about devil!"
"Semuanya akan segera berakhir!"
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikal dan Feli(END)
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW AKUN AKU DULU YA:) Kehidupan di SMA Gajahmada begitu tenang dan normal, seperti biasa Haikal and the gang akan selalu menjadi orang yang mereka kagumi karena ketampanannya. Thalia yang selalu mengejarnya namun tak kunjung di notic...