"Nggak ada yang jauh lebih baik dari partner sehidup semati!" - Diana.
"Kalau lo jatuhin itu tandanya lo iri dan nggak mampu. Bukan masalah dulu kucing sama tikus, tapi sekarang jadi teman. Semua itu tidak seperti apa lo lihat. Karena kita tidak bisa di intai." - Patrik.
***
"Semua yang kalian pikirkan tentang mereka tidak akan selalu benar." - Felisa Leona Adelard.
"Sama halnya orang terdekat yang bisa jadi Bangs*t!" - Haikal Theo Rajawali.
***
"Gue diam bukan berarti bisu. Gue diam karena sedang memikirkan strategi untuk menjatuhkan orang. " - Dioni Kaliandra.
***
Kantin begitu ramai dengan berita Patrik dan Diana telah jadian. Merek semua tidak menyangka berita itu benar adanya. Bagaimana bisa disaat keduanya saling bertengkar kini menjadi sepasang kekasih? Bahkan terdengar lucu di telinga mereka.
"Gue nggak nyangka lo berdua bisa jadian," celetuk Agil dengan tangan yang sudah memegang dua gorengan. "Traktir kek sekaligus kita semua ini," imbuhnya tidak tau diri.
Diana merotasikan bola matanya dengan malas. "Lo kira kita bank apa yang mau traktir lo? Mendingan juga gue beliin handphone baru buat main game," balasnya sinis.
Agil melotot tidak santai. "Yeh, sekali-kali ngapa! Pelit banget lo berdua."
"Bukan masalah pelitnya bro," Patrik menepuk pundak Agil yang memasang wajah kesal. "Uangnya mau kits tabung buat bikin markas kerjaan kita berdua. Supaya kita berdua bisa cetak uang dengan banyak dan akhirnya bisa traktir lo. Kalau uangnya di pakai sekarang nanti nggak bisa bangun markas dong!"
"Bilang aja lo kagak punya duit markonah!"
"Pinter!" Diana menyahuti perdebatan mereka. "Gue jadian juga udah lama sebelum masuk sekolah ini. Memang perlu di umumin ke segala penjuru kalau kita jadian? Nggakkan?" Diana kembali bersuara, namun dengan tatapan mata yang tidak teralihkan dari ponselnya.
"Kapan lo mau jadiin gue pacar?" Mina yang sedari tadi duduk di samping Zarco merasa seperti patung tidak ada yang mengajaknya bicara sedikit pun. "Bebeb Zarco kapan kita jadian?"
"Lo mau jadi pacar gue?" tanya Zarco pada Mina.
"MAU!"
"yaudah, lo pacar gue," ucapnya singkat.
"Aaaaaaaa!" Tidak terhitung seberapa suka dan bahagianya ia saat mendengar hal itu. "Akhirnya Zarco jadi pacar gue anjir!"
"Gue jomblo sendiri gitu?" Agil meratapi nasibnya yang selalu seperti ini. Memang ya, kalau seperti ini hanya dianggap sebagai obat nyamuk. "Sama Thalia atau gak Gabriel aja," saran Mina.
"Gue cuma suka sama Dion," jawab Gabriel.
"Gue sama Haikal." Thalia mengerucutkan bibirnya dengan malas. "Nggak ada yang bisa gantiin Haikal di hati gue."
"Haikal udah sama si Feli. Lagian lo berusaha buat buang perasaan itu. Jangan lo bikin hidup lo itu cuma berpusat sama Haikal," ujar Diana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikal dan Feli(END)
Ficção AdolescenteJANGAN LUPA FOLLOW AKUN AKU DULU YA:) Kehidupan di SMA Gajahmada begitu tenang dan normal, seperti biasa Haikal and the gang akan selalu menjadi orang yang mereka kagumi karena ketampanannya. Thalia yang selalu mengejarnya namun tak kunjung di notic...