Pikiran Haikal kini begitu kacau. Hidupnya seperti merasakan keanehan yang sebelumnya tidak pernah dirasakannya. Pikirannya kini hanya berpusat kepada Feli. Yang mana cewek itu selalu saja membuatnya naik darah.
Pagi ini Haikal berjalan menaiki tangga untuk menuju kelasnya yang terletak dilantai dua. Tinggi, menggunakan jaket kulit berwarna hitam membuatnya tampak gagah dan tampan. Tak jarang siapapun yang melihat pasti akan terpesona akan hal itu.
Dimana kedua kakinya melangkah tidak pernah luput dari yang namanya pandangan orang. Bukan nanya teman seangkatan tapi juga adik kelasnya yang ikut mengagumi ketampanan Haikal. Tidak bisa dipungkiri jika keluarga Haikal sangat nyaris sempurna. Tristan kakaknya juga gak kalah tampan dari dirinya, hanya saja beberapa jenis itu membuatnya berbeda.
"Mau apa sih nih otak!" Haikal sudah mengoceh sedari tadi tanpa henti. Ia merutuki sekali mulutnya yang tidak bisa santai.
"Culun ngapain muncul di hidup gue sih? Meresahkan sekali!"
Haikal memilih untuk duduk terlebih dahulu di rooftop. Mungkin ini salah satunya untuk menghilangkan kegelisahannya. Udara yang begitu nyaman dan membuat hati tenang. Tiada orang lain selain dirinya disini. Semua pasti akan segera masuk ke kelas dan mengikuti pelajaran. Karena ia malas jadi bolos salah satu jalannya.
"Gue pingin tenang sebentar ni otak!"
Dengan sekejap matanya tertutup.
***
"Astaga, udah satu bulan lebih dua hari baru nemu tempat kaya gini gue. Udaranya sejuk banget, mana tenang gini."
Feli berjalan menatap sekeliling. Sepi dan nyaman untuk dirinya bolos. Kebiasaan buruknya kini telah kembali lagi. Mungkin ia akan menjadi lebih buruk lagi?
"Andai aja Lo disini pasti gak bakalan bosen gue. Dulu aja Lo selalu ngajakin gue bolos. Tapi, selalu aja gue yang kena omel!"
"Kakak juga tega banget ninggalin gue. Emang semua orang yang Deket sama gue harus ngalamin kesialan kayak gini ya? Kalau gitu, jangan sampai ada yang deket sama gue lagi."
"Aaaaaaa........" Feli berteriak dengan sekuat tenaganya untuk melepaskan segala keluh kesahnya. Mungkin dengan berteriak ia bisa membuat hidup lebih tenang dan lega. Setidaknya masalahnya akan terbang terbawa angin yang lalu.
Merasa belum lega Feli berteriak sekali lagi. "Aaaa.......aaaaa...."
"WOI! BERISIK LO! TAU ADA ORANG GAK SIH LO?"
Mata Feli membulat sempurna. Ia kira tidak ada orang yang datang di tempat ini selama jam pelajaran berlangsung, tapi nyatanya? Masih ada makhluk yang singgah disini.
"Ngapain Lo disini? Bolos?"
Jantung Feli terus berdetak semakin detik berlalu bahkan menit berlalu jantungnya semakin lebih cepat berdebar dan tidak teratur. Untung saja tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Kalau tidak sudah alamat.
"Udah tau kalau kesini bolos pake tanya!" Feli membatin dalam hati. Dia sendiri kenapa kesini? Bolos? Oh tentu.
Ia memutar balikkan badannya untuk menatap siapa yang berteriak itu. Seakan wajahnya ingin menerkam suara itu hang membuatnya hampir terkena serangan jantung. Siapa yang harus tanggung jawab kalau dirinya stroke?
"Lo!"
Keduanya saling menunjuk satu sama lain. Terkejut akan hal yang barusan mereka lihat.
"Ngapain Lo kesini?" tungkas Haikal.
"Gue mau ngepet!"
"Yaudah sono lo yang jadi babinya gue yang jaga lilin. Kalau Lo udah jadi babi terus beraksi gue yang bakalan tiup apinya biar padam dan Lo ketangkep!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikal dan Feli(END)
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW AKUN AKU DULU YA:) Kehidupan di SMA Gajahmada begitu tenang dan normal, seperti biasa Haikal and the gang akan selalu menjadi orang yang mereka kagumi karena ketampanannya. Thalia yang selalu mengejarnya namun tak kunjung di notic...