9. Pertemuan dengan Keluarga Ridan.

82 31 3
                                    

Berbeda dengan Safira, Ridan lebih memilih masih menetap di tempatnya dan lebih memilih untuk menghubungi mamanya-Ratna untuk memberi tau bahwa ia sudah memiliki pacar serta mengatur jadwal pertemuan Safira dan kedua orang tuanya.

"Halo Ma."

"Iya ada apa?"

"Ridan udah punya pacar. Jadi kapan Papa sama Mama bisa bertemu dengan pacar Ridan?"

"Lusa deh, soalnya lusa itu hari minggu jadi Papa kamu sama kamu libur kerjanya."

"Pacar kamu itu, setara kan sama keluarga kita?"

"Kalau masalah itu tenang aja Ma, dia itu melebihi dari Maya kok."

"Pokoknya Mama gak mau tau, kalau pacar kamu tidak sesuai dengan kriteria Mama. Mama bakalin tetap jodohin kamu sama Maya!"

"Gak usah marah-marah mama sayang. Nanti cepat tua."

"Ingat pesan Mama, Awas aja kalau enggak!"

"Oke Ma."

"I love you"

"I love you to sayang," ucap Ratna mematikan telepon secara sepihak.

Setelah selesai menghubungi mamanya, Ridan langsung pergi dari kantin dan menuju ke ruangan Safira.

Pada saat Ridan sampai di ruangan Safira, Ridan langsung meneliti satu persatu pusat dari ruangan Safira untuk mencari keberadaan Safira. Setelah sekian lama ia meneliti Ruangan Safira ia tidak menemukan Seseorang diruangan tersebut.

Dengan segera Ridan langsung mengubungi Safira untuk mencari keberadaanya, Namun nihil nomor yang dihubungi oleh Ridan tidak aktif. Karena nomor yang Ridan tuju tidak bisa dihubungi, Ridan pun berinisiatif untuk menunggu Safira.

Untuk mengisi rasa bosannya, Ridan pun langsung mengambi handphone yang berada di sakunya untuk melihat beberapa notifikasi yang masuk di handphonenya.

Setelah hampir menunggu 10 menit, akhirnya yang ditunggu pun datang. Safira datang menghampiri Ridan dengan langkah yang tergesa-gesa.

"Dari mana?" Tanya Ridan.

"Dari luar, ketemu sama teman-teman," ucap Safira dengan mengambil bangku yang berada di depan Ridan.

"Ada apa kak? Tumben kesini?" Tanya Safira dengan heran, karena Ridan memang jarang datang keruangan Safira kalau tidak ada hal yang mendesak.

"Ini... gue mau kasih tau ke lo kalau orang tua gue pingin kenalan lebih dekat sama lo. besok lusa ketemuannya," ujar Ridan yang berhasil membuat Safira terbelangak kaget.

"What? Kok cepat banget kak?" Tanya Safira dengan kaget.

Safira sangat kaget mendengar berita ini, ia tak akan menyangka bahwa pertemuan ia dengan keluarga Ridan akan secepat ini. Jujur Safira belum siap untuk menemui kedua orang tua Ridan.

"Maaf ya, jadi mendadak gini," ucap Ridan tak enak dengan Safira.

"Enggak papa sih kak...cuman aku kurang nyaman aja bertemu sama orang baru. Nanti takutnya orang tua kak Ridan enggak suka sama aku. Aku belum ada persiapan sama sekali kak," gumam Safira.

Sebenarnya Ridan sangat merasa bersalah dengan Safira karena membuat janji tanpa seizin Safira dulu. Tapi mau gimana lagi, dia sudah membuat janji dengan mamanya dan tak akan mungkin bisa dibatalkan.

"Makanya gue kasih tau lo sekarang biar lo bisa mempersiapkan semua hal yang diperlukan untuk besok lusa," ujar Ridan meyakinkan Safira.

Dengan berat hati Safira menganggukan kepalanya yang menandakan bahwa ia akan setuju dengan rencana Ridan.

"Terima kasih atas bantuan lo."

"Iya kak."

Mendengar jawaban Safira, Ridan pun langsung pergi meninggalkan ruangan Safira dan menuju ke ruangannya.

Mantan Tapi Menikah (Sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang