18. Sifat mereka yang asli

63 18 15
                                    

Keesokan harinya, sesuai yang sudah dijanjikan oleh bapak pemilik toko bahwa ia akan mengantar Ridan dan Maya ke bengkel.

"Maya cepetan!" teriak Ridan pada Maya yang masih sibuk berdandan.

"Sabar!"

"Dasar cewek!" desis Ridan.

Setelah selesai berdandan Maya pun langsung pergi ke tempat pelayan penginapan untuk melakukan check out.

Sedangkan Ridan, Ia lebih memilik duduk di kursi tunggu untuk menunggu Maya. Pada saat ia sedang menunggu tiba-tiba seorang Pria yang seumuran dengannya datang menghampiri Ridan.

"Itu istrinya ya pak?" Tanya sang pemuda dengan menunjuk Maya.

"Iya."

"Cantik banget. Bersyukur deh kamu dapat istri yang kayak gitu."

Maya yang mendengar pembicaraan antara sang pemuda dengan Ridan membulatkan matanya seolah meminta penjelasan dengan Ridan.

"Udah Yank?" Tanya Ridan dengan merangkul pundak Maya yang berhasil mendapatkan polototan dari Maya.

"Udah."

"Kita duluan ya pak," ucap Ridan mengandeng tangan Maya.

"Iya. Semoga langgeng ya."

Kemudian Ridan dan Maya pun langsung pergi dari hadapan sang pria.

Sesampai di luar Maya langsung melepaskan genggaman tangan Ridan yang dari tadi membuatnya risih. "Apa maksud elo bilang ke pemuda itu kalau kita suami istri?"

"Bodoh banget si lo! Kalau gue bilang, Kita gak suami istri tapi kita satu kamar. Pasti pikiran orang-orang negatif terhadap kita," ujar Ridan kemudian pergi dari hadapan Maya dan menuju ke tempat penjual baju yang berjanji mengantar Maya dan Ridan ke bengkel.

"Udah siap?" Tanya sang penjual Toko dengan mempersiapkan mobil bekap yang akan digunakan utuk mengantar Maya dan Ridan.

Sejujurnya sang pemilik toko tidak enak mengantar Ridan dan Maya dengan mobil bekap karena dia yakin mereka berdua tidak pernah naik mobil bekap. Namun apa boleh buat cuman itu kendaraan yang bisa mengantar Maya dan Ridan. "Kalian enggak papa kan naik mobil bekap?"

"Santai aja pak."

Ridan pun langsung naik ke gerobak Mobil yang berisi berbagai macam sayuran dan buahan yang akan di antar ke pasar untuk di jual.

Berbeda dengan Maya ia masih menetap di bawah karena ia tak tau bagaimana cara menaiki mobil gerobak.

Ridan yang mengerti dengan keadaan Maya, ia pun langsung membatu Maya untuk menaiki mobil Grobak. "Sini gue bantu," ujar Ridan dengan mengelurkan kedua tangannya.

Maya pun langsung menyambut kedua tangan Ridan. "Makasih."

"Pegangan yang kuat nanti lo jatuh!" peringat Ridan.

"Udah siap?" Tanya sang sopir mobil.

"Udah pak!" teriak Ridan.

Kemudian sang supir langsung menjalankan mobil yang ditumpangi Maya dan Ridan.

Selama dalam perjalanan, Maya menatap Ridan dengan intens. Jujur, Maya merasa ada yang aneh dengan sifat Ridan yang begitu perhatian dengan nya. Selama mereka pacaran, Ridan tak pernah segitu perhatian dengan Maya.

Ridan yang merasa di perhatikan oleh Maya pun langsung membuka suara. "Kenapa?"

"Gue aneh aja sama sifat elo."

"Apa nya yang aneh?"

"Sifat elo yang perhatian ke gue."

Mendengar ucapan Maya, Ridan tertawa terbahak-bahak. "Haha...Lo baperan"

Mantan Tapi Menikah (Sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang