***
Malam ini Maya dan Ridan akan pergi ke pernikahan Rasya sahabat mereka sewaktu SMA.
Teriakan dan siulan nampaknya sedang bersautan saat Maya dan Ridan masuk ke dalam gedung lokasi dimana Rasya dan Rania melangsungkan penikahan. Sempat membuat para tamu undangan yang lain menatap Maya dan Ridan dengan bingung.
Bagaimana tidak kedua nya saling bergandengan dan lengket satu sama lain.
"Ciee kayaknya ada yang balikan ni," ujar Ditta melirik Maya dan Ridan yang sedari tadi sudah duduk di bangku masing-masing.
Maya menatap Ditta dengan intens. Jujur ia sangat kaget melihat keberadaan Ditta disini. "Lo kok bisa disini?"
"Ya ellah lo lupa kalau Ditta itu satu kelas sama kita?" ujar Tita.
Maya menepuk jidatnya. Bisa-bisa nya dia lupa kalau Ditta termasuk sahabatnya waktu SMA.
"Dia juga sering ikutan reunian. Cuman waktu lo sama Ridan datang dia enggak ikut," tambah Aluna.
"Jadi beneran kalian udah balikan?" Tanya Rasya yang sedari tadi sudah turun dari pelaminan karena melihat keriuhan meja yang di duduki oleh sahabatnya.
Bukannya menjawab Ridan malah menuaikan pertanyaan yang tak masuk akal. "Sejak kapan kalian berdua disini?" Tanya Ridan kepada Riana dan Rasya.
Rania menatap Maya dan Ridan secara bergantian. "Kalian berdua itu emang cocok ya. Sama-sama pelupa."
"Sejak kalian berdua datang," jawab Rasya.
"Back to topic. Kalian berdua memang udah balikan?" Tanya Rania.
Maya nampak tersenyum malu. "Yups. Kita berdua udah balikan."
Ridan mengelus rambut Maya secara halus. "Hubungan kita sangat baik!"
Seperkian detiknya, Nampak mereka semua termasuk Ditta saling pandang. Melakukan tos dengan seruan Kita berhasil!
Terang saja, Maya dan Ridan menatap mereka dengan kening berkerut. Sebenarnya ada apa?
"Kenapa?" Tanya Ridan.
"Misi kita berhasil!" sahut Tita yang justru semakin membuat Maya dan Ridan menjadi bingung.
"Yang jelas ngomong nya!" sarkas Ridan.
Mereka semua saling pandang. " udah jelasin aja!"
"Siapa yang jelasin?"
"Lo aja Ditta. Lo kan yang punya ide!"
"Kenapa jadi gue? Itu kan juga ide Rasya!"
"Kok gue? Elo aja!"
Maya dan Ridan nampak menggelengkan kepala melihat kelakuan teman-temanya bukanya menjelaskan mereka semua malah saling menyalahkan.
"Dah lah! Pulang aja yuk Maya!" decak Ridan sedikit bangkit dari tempat duduk nya.
"Kok pulang? Gitu ya kalau lagi jatuh cinta pengennya berduaan mulu," ledek Aluna.
"Iri bilang boss!" sarkas Riana.
"Siapa yang mau jelasin?" Tanya Maya dengan serius.
"Gue aja deh," ujar Rasya dan tentunya mendapat tepukan tangan dari teman-teman nya.
Rasya mulai menceritakan semuanya. Yang jelas intinya mereka mengetahui jika Maya dan Ridan belum bisa move on.
"Lo ingat kan waktu kita bertemu di desa yang terkena wabah virus? Disitu gue enggak sengaja liat layar wallpaper handphoe lo yang isinya gambar Maya. Ya gue pikir mana ada mantan yang narok foto mantanya di walpaper? Kalau masih ada Rasa," tambah Raysa.
Ridan cengar cengir tak jelas mendengar penjelasan dari Rasya.
Maya langsung mencari handphone Ridan dan mengecek nya. Dan tentu saja benar Ridan menaruh gambar Maya di layar hanphone nya. "Nyesel gue baru tau sekarang," decak Maya.
Ridan menatap satu persatu teman-temannya seolah meminta penjelasan.
"Kalau masalah Maya, Ditta yang jelasin," ujar Rasya yang sudah mengerti arti tatapan Ridan.
"Kok gue? Kalian semua kan sudah tau."
"Biar afdhol aja kalau lo yang jelasin," ujar Agung yang sedari tadi hanya diam memperhatikan.
"Ya udah iya," pasrah Ditta.
Ditta mulai menceritakan semua nya. Yang jelas intinya Ditta sudah mengetahui kalau Maya belum bisa move on dari Ridan.
"Lo tau dari mana?" Tanya Maya.
Ditta menggit bagian bawah bibir nya. Ia sangat takut jika Maya akan memecatnya. "Yang jelas lo sering sebut nama Ridan di depan gue. Gue ngambil kesimpulan kalau lo belum bisa move on dari Ridan."
Ridan cengar-cengir tak jelas melirik Maya. "Kenapa lo enggak cerita ke gue."
Ditta menatap Maya seolah meminta belas kasihan agar ia tak memecat Ditta. "Lo enggak ada niatan pecat gue kan?"
Timbul akal jahil di benak Maya. "Ada."
Wajah Ditta berubah tegang mendengar ucapan Maya. "Lo tega Maya?"
Maya sedikit tekekeh mendengar ucapan Ditta. "Ada. Niatan naik gaji lo."
Terlintas senyum bahagia di wajah Ditta.
"Ciee yang naik gaji... btw bisa dong teraktir," goda Aluna.
"Gue belum gajian!" sarkas Ditta.
Kini Maya dan Ridan menatap teman-teman nya seolah meminta penjelasan.
"Masalah truth or dare itu ide kalian juga?"
Aluna mengganguk. "Iya betul. Perjodohan antara kedua orang tua kalian kita juga yang ngatur termasuk mengancam Safira dan Putra."
Ridan dan Maya menggeleng kan kepala mendengar prilaku teman-temanya ini.
"Gila lo pada!" sarkas Ridan.
Mereka semua hanya menyegir kuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Tapi Menikah (Sudah terbit)
Storie d'amoreApa yang ada di pikiran kalian tentang mantan? Pasti kebanyakan orang berpikir mantan itu adalah masa lalu yang tak perlu dikenang. Betul kan? Betul lah masa enggak :v Namun apa jadinya kalau kalian di pertemukan dengan mantan? Mungkinkah kalian aka...