39. Terinfeksi covid 19

39 10 0
                                    

***

Jam menunjukan pukul menunjukan jam 4.30. Ridan sengaja bangun lebih pagi karena ia ingin olahraga. Sebelum Ridan pergi, ia berinisiatif untuk mengajak Maya untuk pergi olahraga bersama denganya.

"Tok" suara ketukan pintu dari Ridan.

"Tok"

"Woi olahraga yuk," ajak Ridan.

Namun tidak mendapat respon dari Maya.

"Woi! Bangun!" teriak Ridan.

Hasilnya tetap nihil ia tidak mendapatkan respon sama sekali dari Maya.

"Maya! Lo sehat kan?"

Hasil nya tetap sama. Tetap tidak mendapat respon dari Maya.

Merasa curiga, Ridan pun langsung mendobrak pintu kamar Maya. Betapa kaget nya ia saat melihat Maya terbaring lemas di atas kasur.

"Lo kenapa?" Tanya Ridan seraya mengecek suhu badan Maya.

"Panas," guman Ridan.

Tanpa pikir panjang Ridan pun langsung membawa ke rumah Sakit Maya dengan cara menggendong ala bride style.

Sesampai di mobil ia langsung meletakan Maya di kursi penumpang tak lupa ia memakai kan sabuk pengaman.

"Lo jangan tidur ya Maya. Lo yang kuat," pesan Ridan seraya memakaikan sweter miliknya.

Selama dalam perjalanan, Ridan mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang. Tak peduli berapa banyak umpatan yang di lontarkan orang-orang. Baginya saat ini adalah keselamatan Maya nomor satu.

Begitu sampai di rumah sakit miliknya. Ia pun langsung mennggendong Maya. "Lo yang kuat ya May, gue janji gue bakalin nyelamatin lo."

"Suster!" panggil Ridan.

Sang suster datang membawakan satu bangsal dan langsung meletakan Maya dibangsal tersebut.

"Sekarang kamu bawa dia keruangan ICU!" perintah Ridan kepada sang suster.

***

Masih menggunakan pakaian olahraga. Ridan bersama Azka sedang berusaha menangani Maya yang terbaring di bangsal.

Dan benar saja ketakutan Ridan menjadi kenyatan. Gejala yang di idap Maya sama seperti gejala yang dialami pasien yang terpapar covid 19.

"Semoga hasilnya negative covid 19," ujar Azka berusaha menenangkan Ridan.

Ridan merupakan seorang dokter. Bagi seorang dokter melihat kematian manusia adalah hal yang biasa. Melihat Maya yang terbaring lemas membuat dunia Ridan seakan berhenti berputar.

"Gue harap juga begitu. Tapi sampai kapan dia harus terbaring lemah seperti ini?"

Azka berusaha menenangkan Ridan yang sedang rapuh. "Lo yang sabar ya. Gue yakin istri lo akan cepat sadar."

"Gue mau bawa darah ini ke lab," pamit Azka.

"Hm."

Ridan menatap sendu wajah Maya yang terbaring lemas di bangsal rumah sakit. Kalau bisa diganti lebih baik ia yang merasa sakit dari pada melihat Maya yang tidak kunjung sadarkan diri.

"Maya lo harus kuat ya. Gue janji kalau lo sudah sadar gue gak bakalin buat lo emosi," gumam Ridan seraya menggengam tangan milik Maya.

***

Sinar mathari menembus jendela rumah sakit membangunkan Ridan dari tidurnya. Tanpa Ridan sadari semalaman ia ketiduran di rumah sakit.

"Gue ketiduran," gumam Ridan seraya mengucek-ngucek matanya.

"Ridan," suara Maya yang mengagetkan Ridan.

Melihat Maya yang sudah bangun, membuat Ridan tersenyum bahagia. "Lo udah bangun? Mana yang sakit?"

"Gue sakit apa Ridan?"

Ridan menatap sekilas wajah Maya. "Kemungkinan lo terkena covid 19."

Refleks Maya langsung mencubit siku Ridan. "Bodoh! Lo udah tau gue kenak covid 19. Kenapa lo masih disini. Udah enggak pakai masker lagi... dasar Gomblok lo!"

"Gue juga eggak ngerti sama gue sendiri," guman Ridan.

Maya meneliti isi ruangan seakan mencari sesuatu yang menurutnya sangat penting. "Hanphone gue mana?"

"Enggak gue bawa."

Maya menjintak kepala Ridan dengan sangat keras. "Dasar bodoh!"

Ridan menatap Maya denga tatapan membunuh. "Dasar enggak tau terima kasih," decak Ridan.

Ridan berbalik badan menuju kearah pintu keluar. "Gue mau pulang. Setres gue ngehadapi cewek kayak elo!"

"Jangan lupa bawa hp gue!" teriak Maya.

Ridan membetuk jari jemarinya yang melambangkan Ok.

Mantan Tapi Menikah (Sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang