35. Perkara Make up

39 7 0
                                    

***

Maya sedang tergesa-gesa keluar dari rumah Ridan. Pasalnya Ridan tak ada hentinya membunyikan klaskson mobilnya. Untungnya rumah Ridan jauh dari tetangga sehingga tidak membuat tetangga terganggu.

"Woy! Gak waras lo!" decak Maya seraya masuk ke dalam mobil.

Tanpa meghiraukan decakan Maya, Ridan langsung menjalankan mobilnya menuju kantor Maya.

Melihat Ridan yang fokus menyetir, Maya langsung membuka kaca bagian depan mobil seraya mengambil beberapa alat make up.

"Kenapa sih cewek enggak pernah lepas dari make up?"

"Karena kalau enggak cantik enggak dihargai," jawab Maya seraya memakai polesan bedak dimukanya.

"Enggak semua juga kali. Contoh nya gue."

"Orang kayak lo enggak liat fisik? Munafik!" desis Maya.

"Kata siapa?"

"Kata gue lah. Dulu sebelum gue goodlooking lo mencapakan gue begitu saja. Sekarang lo ngejar-ngejar gue," ujar Maya seraya memakaikan lipstick di bibirnya.

Ridan sontak kaget dan langsung mengijak rem mobilnya secara mendadak. "Sejak kapan gue ngejar lo?"

Maya yang tak terima melihat lipsticknya berantakan. "Ridan!" teriak Maya.

"Nyesal gue diantar sama lo," desis Maya seraya memperbaiki lipstick nya.

"Turun lo!"

"Lo tega?"

"Udah sampai bodoh!"

Maya langsung turun dari mobil Ridan dan langsung menuju masuk kedalam kantornya. Maya sedikit risih melihat tatapan para pegawainya yang menatap Maya dengan aneh.

"Kenapa ada yang aneh sama gue?" Tanya Maya.

"Eng...gak buk," jawab salah satu seorang pegawai yang beranama Resti.

"Bubar!" titah Maya.

Mendengar ucapan boss nya para pegawai pun langsung pergi dari hadapan Maya dan melanjutkan pekerjaannya.

Ditta datang menghapiri Maya. "Cieee yang udah pulang dari hanimun. Gimana hanimunya lancar?" Tanya Ditta.

"Ini lagi satu. Kerja lo!" titah Maya.

"Habis hanimun itu enggak usah marah-marah."

"Au ah. Ngomong sama lo enggak ada gunanya!" kesal Maya pergi meninggalkan Ditta dan menuju ke ruanganya.

"Maya! Yah dia ngambek."

***

Ridan memasuki rumah sakit miliknya. Satu persatu Ridan melangkahkan kakinya menuju ke ruanganya. Namun satu yang menyita perhatian Ridan melihat para pegawai yang menatapnya dengan tatapan yang tak biasa ia lihat.

Ridan merupakan tipe orang yang terkenal dengan cool, cuek dan jutek sehingga tak heran dia bisa mengabaikan tatapan seperti itu.

Seorang rekan kerja Ridan datang menghapiri Ridan. "Wih pengantin baru datang ni," goda Azka.

Tanpa menghiraukan ucapan Azka, Ridan pun langsung pergi meninggalkan Azka dan langsung pergi ke ruanganya.

"Lo udah tau gak?" Tanya Azka menyamakan langkah Ridan.

Ridan menghentikan langkahnya. "Apaan?"

"Virus covid 19 yang menyebabkan banyak kematian di wuhan."

Ridan menggelengkan kepalanya. "Belum."

"Lo sih kebanyak hanimun jadi enggak tau kan berita apa-apa," Cerocos Azka yang berhasil mendapatkan pelototan dari Ridan.

"Sekali lagi lo bilang hanimun, gue pecat lo!" ancam Ridan.

"Ampun bang jago," ujar Azka tanpa rasa bersalah dan pergi meninggalkan Ridan.

Mantan Tapi Menikah (Sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang