Mantan Tapi Menikah (Sudah terbit)

34. Kunci Rumah

***

Perdi memberhentikan mobilnya di rumah Ridan. Maya dan Ridan sengaja meminta orang tua mereka agar segera mengantar mereka di rumah milik Ridan.

Maya dan Ridan langsung turun dari mobil. "Mama sama Papa enggak masuk dulu?" Tanya Ridan.

"Enggak deh. Soalnya Papa ada mitting," ujar Perdi.

"Mama juga ada acara arisan," tambah Puspita.

"Oh begitu."

"Mama sama Papa pamit dulu ya," pamit Puspita.

"Hati-hati ya Ma."

Sebelum pergi dari hadapan Maya dan Ridan, Perdi masih menyempatkan untuk membunyikan klaskson mobilnya.

Melihat Perdi dan Puspita sudah pergi, Ridan langsung memberikan koper milik Maya. "Ini bawa koper lo sendiri!"

Tanpa sepatah kata pun Maya langsung mengambil koper miliknya dan masuk kedalam Rumah.

"Lo mau kemana!" teriak Ridan.

"Masuk lah bodoh," desis Maya.

Ridan hanya terkekeh geli melihat tingkah laku Maya seraya menunjukan sebuah kunci rumah. "Yakin lo mau masuk?"

Maya mendengus kesal dan langsung berbalik arah untuk mengambil kunci rumah yang berada di tangan Ridan.

"Sini kunci nya."

Dengan akal jahilnya Ridan memasukan kunci rumahnya kedalam kantong celananya. "Ambil kalau berani."

Maya memutar bola matanya tak percaya. "Lo gila! Dasar mesum!"

Entah mengapa meihat Maya kesal merupakan kebahagiaan sendiri bagi Ridan. "Mau masuk gak?"

"Enggak perlu!"

Ridan langsung mengambil tempat duduk. "Ya udah kita tetap disini," ujar Ridan.

Maya menarik nafas dalam-dalam. "Sabar Maya ini ujian," guman Maya seraya mengelus dadanya.

Maya berusaha memperlihatkan senyuman nya kepada Ridan walaupun cuman terpaksa. "Ridan Alexander seorang dokter idola yang paling ganteng sedunia. Please ya gue mau masuk soalnya gue capek," Ujar Maya berusaha memperlihatkan senyuman nya kepada Ridan walaupun cuman terpaksa.

"Berhubung gue seorang dokter yang tampan, baik dan tidak sombong. Ya udah ayok kita masuk kedalam rumah," ujar Ridan menyombongkan diri.

"Dari tadi kek," desis Maya.