42. Perkara Makanan

39 11 0
                                    

***

Maya sengaja bangun lebih pagi. Karena ia ingin memasak sarapan untuk Ridan sebagai tanda ucapan terimakasih  karena sudah merawatnya selama di rumah sakit.

Saat ini Maya sedang duduk bersama Ridan di meja makan. Maya menatap Ridan yang sedang menyantap masakannya seraya melantunkan doa.

Seharusnya enak karena ia sudah mencicipi masakanya sebelum di beri kepada Ridan.

"Enak kan?" Tanya Maya.

Bukanya menjawab Ridan malah menyantap makananya dengan lahap.

"Enak. Beli dimana?"

Beli? Dengan gampangnya Ridan menyebut masakannya yang dia buat susah payah dengan kata beli.

Maya memukul kepala Ridan dengan sendok. "Tuan Ridan Alexander enggak semua makanan enak itu dibeli," gumam Maya seraya mengelus dadanya.

"Ini beli kan?" Tanya Ridan polos.

Satu jitakan mengenai kepala Ridan. "Bukan bodoh! Chef Maya Astuti Ningsi yang memasak makanan seenak ini."

Ridan tersedak makananya mendengar ucapan Maya. "Beneran lo yang buat?"

Maya memutar bola matanya Malas. "Gue heran sama lo. Kok bisa ya lo jadi dokter? Pengetahuan lo itu minim banget. Oh gue tau karena lo punya rumah sakit jadi lo bisa mengantongi jabatan seorang dokter."

Kini giliran Ridan yang mengetuk kepala Maya menggunakan sendok makan yang ia pegang.

"Sembarangan lo ngomong! Mana mungkin seorang anak mami kayak lo bisa masak."

Maya langsung membereskan makanan yang dimakan Ridan. "Enggak bisa kan?"

Ridan langsung menarik makanan yang di pegang oleh Maya. "Bisa kok May."

"Dari..." belum selesai Maya melanjutkan ucapanya handphone ia beredering yang menandakan ada satu notifikasi yang masuk di hanphone nya.

Aldo mengirim pesan dengan nya.

Aldo: Nanti kita ketemuan jam 20.00 wib! Ada yang mau gue omongin ke lo."

Maya Astuti Ningsi: Hm.

Mantan Tapi Menikah (Sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang