26. Hadiah

58 9 0
                                    

Selesai repsepsi pernikahan, Maya dan Ridan pun langsung pergi ke meja hidangan untuk menyantap makanan.

"Makanya pelan-pelan kali, kayak enggak dikasih makan 10 tahun aja," desis Maya.

Dengan mulut yang penuh makanan Ridan langsung membalas ucapan Maya. "Gue laper! Dari tadi belum dikasih makan."

"Jorok amat sih lo," desis Maya seraya menyantap makananya.

Tak lama kemudian Puspita dan Perdi datang menghapiri kursi yang sedang diduduki Maya dan Ridan untuk menyantap hidanganya.

"Ini hadiah bulan madu kalian berdua," ujar Puspita sambil memberikan 2 tiket pesawat menuju ke bali.

"Besok berangkat nya Ma?"

"Iya."

"Dan ini hadiah dari Papa," ujar perdi seraya memberikan 1 buah kamar voucher hotel.

"Cuman satu Pa?"

"Iya lah. Kalian berdua kan udah nikah. Ya udah ni voucher nya," ujar Perdi seraya memberikan satu buah vocher kamar hotel.

Maya pun langsung mengambil voucher kamar dan melihatnya. "Vaucher nya berlaku satu minggu Pa?"

"Iya. Selama satu minggu kalian bebas mau ngapain."

"Asyik hanimun," seru Ridan.

"Jangan harap," desis Maya.

Tanpa Maya sadari rupanya kedua orang tuanya mendengar ucapanya.

"Maksudnya apa Maya?" Tanya Puspita mengintimidasi.

Oh sial... Maya mengutuk mulutnya. Ia mencoba berfikir apa alasan yang tepat untuk manjawab pertanyaan Mamanya.

"Em... itu lo Ma lagu ciptaan sania yang judulnya Jangan Harap Kamu Bisa Kembali," Alibi Maya.

"Oh," ujar Puspita seraya pergi bersama Perdi dari hadapan Maya dan Ridan.

Melihat orang tuanya yang sudah pergi, membuat Maya mernarik napas lega.

"Hampir aja ketahuan," guman Ridan.

"Lo sih! Pakai ngomong hanimun segala lagi!"

"Kok gue? Jelas-jelas lo yang salah," sarkas Ridan tak terima.

"Kalau lo gak ngomongin hanimun pasti gue gak bakal refleks ngomong kayak gitu!"

"Yang waras ngalah," ujar Ridan meninggal kan Maya.

"Hei!"

Sungguh demi apa pun rasanya Maya ingin sekali menyambak mulut Ridan yang menurutnya kurang ajar.

"Bisa bisa nya gue nikah sama cowok setres itu," guman Maya seraya melanjutkan aktifitas makan nya.

Mantan Tapi Menikah (Sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang