29. Munculnya Aldo

53 10 0
                                    

Tujuan Maya saat ini adalah mencari ketenangan supaya ia bisa menikmati pantai tanpa ada nya gangguan dari seorang pun.

"Maya!" teriak seorang Pria.

Merasa nama nya di panggil oleh seseorang, Maya pun langsung membalikkan badan untuk melihat siapa yang memanggil namanya.

Benar saja seorang pria yang tak asing bagi Maya datang menghampiri Maya.

"Aldo?"

"Iya ini gue Aldo teman kuliah lo," ucap Aldo dengan senang.

Refleks Maya menepukan kedua pipi tembemnya. "Ini nyata kan?" Tanya Maya memastikan.

Aldo terkekeh geli melihat tingkah laku Maya. Refleks ia pun langsung mencubit kedua pipi Maya dengan gemas.

"Sakit tau!" sarkas Maya.

"Gimana Nyata?"

Maya langsung merentangkan tangan nya untuk meminta pelukan dari seorang Aldo yang sangat ia rindukan. Aldo pun sedemikan, ia menyabut pelukan Maya denga hangat.

Tanpa Maya sadari seorang pria sedang memperhatikan kedekatannya dan Aldo dari jauh. Perlahan namun pasti pria tersebut menuju ke tempat Maya.

"Hmm..." sindir Ridan.

Sontak Maya langsung melepaskan pelukanya dari Aldo. "Kenapa lo kesini?"

Sedangkan Ridan hanya menatap Maya dengan tatapan mengimintidasi seolah ia ingin bertanya siapa pemuda itu?

Maya yang sudah mengerti arti dari tatapan Ridan langsung memperkenalkan Aldo dengan Ridan. "Oh iya. Ridan ini Aldo teman waktu kuliah gue dan Aldo ini Ridan sepupu gue," ujar Maya menekan kata sepupu.

Mendengar ucapan Maya, Aldo pun langsung mengulurkan tangan nya kepada Ridan. "Salken."

Sedangkan Ridan ia sama sekali tak ada niatan menyambut tangan Aldo ditambah dengan tatapan membunuh.

Maya yang merasa situasi nya semakin tegang membuat ia langsung membuka suara untuk mencairkan suasana. "Ridan, lo duluan aja ke hotel! Soalnya gue ingin menghabiskan waktu gue dengan Aldo," ujar Maya meminta pengertian dari Ridan.

***

Setelah pulang dari pantai, Maya langsung memasuki kamar hotel. Satu persatu Maya meneliti sudut ruangan untuk mencari keberadaan Ridan. Namun sayang, Maya tidak menemukan keberadaan Ridan.

"Kemana Ridan? Bagus deh kalau dia gak ada," bantin Maya.

Maya langsung pergi ke lemari pakaiaan untuk mencari gaun yang akan ia gunakan pergi jalan bersama Aldo.

"Ini kayaknya cocok deh," gumam Maya meletakkan gaun yang berwarna merah diatas kasur.

Setelah itu Maya langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badanya, setelah selesai ia pun langsung bersiap-siap untuk pergi. Tak butuh waktu lama, Maya sudah siap untuk pergi dengan memakai gaun berwarna merah selutut dengan aufit hils yang berwarna merah tak lupa dengan tas beserta jam tangan yang berwarna hitam.

Ridan yang tiba-tiba muncul dihadapan Maya, menatap Maya dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Lo mau kemana Maya?"

"Mau jalan sama Aldo," jawab Maya seraya memakai sedikit make up.

"Lo jangan terlalu dekat sama Aldo! Dia itu bukan orang yang baik," ujar Ridan.

Maya menatap Ridan dengan tatapan membunuh. Ia sangat tak suka dengan sifat Ridan yang menurutnya sok tau. "Jangan sok tau deh lo!"

"Terserah deh, yang penting gue udah perigatin lo," desis Ridan merebahkan tubuhnya diatas kasur.

Tak lama kemudian handphone Maya yang berbunyi yang menadakan ada yang menelpon nya. Dengan hati yang gembira Maya mengangkat telepon dari Aldo.

"Gue udah di depan hotel," ucap Aldo dari seberang telepon.

"Gue turun," ujar Maya mematikan sambungan telepon secara sepihak.

Satu persatu Maya mengecek barang yang akan dibawa.

"Handphone udah, ATM udah, Lipstiks udah, apa lagi ya?" gumam Maya.

Merasa tidak ada barang yang ketinggalan, ia langsung bercermin untuk melihat wajahnya. Tak tau kenapa rasanya Maya ingin tampil cantik saat pergi dengan Aldo.

"Gue berangkat ya. Nanti kalau gue lama pulang pintunya enggak usah di kunci," pesan Maya.

"Hm."

Mantan Tapi Menikah (Sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang