Di dalam perjalanan, hanya hening yang dirasakan kerena Maya sibuk dengan telephone genggamnya dan Ridan fokus menyetir.
Karena tak nyaman dengan keheningan, Ridan pun langsung memutar musik yang berada di mobilnya dengan sangat keras.
Maya yang merasa terganggu dengan perbuatan Ridan langsung mematikan musik tersebut.
"Apa sih lo!" ketus Ridan kembali menghidupkan musik.
"Bising!" ketus Maya tak mau kalah dengan mematikan musik yang di putar oleh Ridan.
"Suka-suka gue!" ketus Ridan kembali menghidupkan musik.
"Berisik lo!" ketus Maya kembali mematikan musik.
"BUM!" suara letusan dari mobil Ridan yang berhasil membuat mereka berdua kaget.
"Suara apaan tu?" Tanya Maya.
"Lo diam disini! Gue cek dulu." Pesan Ridan turun dari mobil dan langsung mengecek mobil.
Karena tak kunjung melihat Ridan masuk kedalam mobil, Maya langsung turun dari mobil. "Kenapa?"
"Ban nya pecah." Jawab Ridan.
"Ya udah lo ganti!" Perintah Maya.
"Gue enggak bawa ban serap," Ujar Ridan.
"Malah sepi lagi," gumam Maya.
"Emang ya kalau gue sama lo selalu apes mulu!" desis Maya menyalahkan Ridan.
Mendengar ucapan Maya membuat Ridan malas berdebat dan lebih memilih pergi ke mobil untuk mengambil barang berharga miliknya. "Ngapain lo disitu? Ayok!"
"Kemana?" Tanya Maya mengambil barang berharga miliknya di dalam mobil milik Ridan.
"Cari pertolongan," ucap Ridan berjalan ke arah barat
"Emang ada?"
"Makanya kita cari!" ketus Ridan.
Setelah hampir sekian lama berjalan, Akhirnya mereka berdua menemukan sebuah penginapan dan sebuah toko baju kaos couple yang berada di samping penginapan.
"Alhamdulilah. Akhirnya ada rumah juga."
Kemudian mereka berdua langsung menghampiri sebuah toko baju kaos couple.
"Permisi pak, pak saya mau nanya bengkel mobil disini dimana ya pak?" Tanya Ridan kepada seorang pria yang berada di toko tersebut.
"Kalau sekarang kayaknya udah tutup. Kalian kalian berdua mau, besok saya bisa antar kalian berdua ke bengkel."
"Iya deh pak, maaf ngerepotin."
"Iya gak papa. Kalian berdua bisa nginap di penginapan sebelah."
"Maya, lo pesan deh kamarnya!"
Mendengar ucapan Ridan, Maya pun langsung pergi ke penginapan untuk memesan kamar yang akan mereka tepati.
Berbeda dengan Maya, Ridan masih menetap di toko untuk memilih baju yang cocok untuknya.
"Pak, kaos ini dua ya." Tunjuk Ridan pada dua buah baju kaos yang berwarna putih.
Kemudian penjaga toko langsung memberikan dua buah kaos putih yang bertuliskan I LOVE INDONESIA.
"Berapa pak?"
"Tujuh puluh lima."
Ridan pun langsung mengeluarkan selembar uang kertas berwarna merah dan langsung memberikan kepada sang pemilik toko.
"Kembaliannya ambil aja pak!"
"Terima kasih."
"Sama-sama pak."
Kemudian Ridan pun langsung pergi dari Toko dan menuju ke penginapan untuk bertemu Maya.
Hanya membutuhkan waktu 5 menit untuk berjalan kaki menuju penginapan karena jarak penginapan dan toko cukup dekat.
"Ridan!" panggil Maya.
Mendengar namanya yang di pangil, Ridan pun langsung menemui Maya.
"Mana kuci kamar gue?"
"Ini kunci kamar lo dan gue."
"Cuman satu?"
"Cuman satu kamar yang tersisa."
Maya pun langsung melangkahkan kaki nya diikuti dengan Ridan menuju ke kamar dimana ia dan Ridan menginap.
"Lo jangan ngapain gue! Awas!" peringat Maya dengan tatapan membunuh.
"Gue enggak sebejat itu. Lagi pula gue kan nanti jadi suami lo juga."
"Suami kontrak!"
"Cepat lo buka pintu nya! Gue udah kecapean."
Mendengar ucapan Ridan, Maya pun langsung membuka pintu kamar penginapan yang bernomor 123.
Setelah selesai membuka kamar tersebut, Maya langsung masuk ke kamar dan diikuti oleh Ridan.
"Ni ganti baju lo," Ucap Ridan sambil menyerahkan sebuah kaos berwarna putih dan langsung pergi keluar dari kamar.
Maya langsung mengganti baju nya dengan baju kaos yang diberikan oleh Ridan.
Tak berselang beberapa waktu Maya mengganti baju, Ridan langsung masuk ke dalam kamar.
Melihat Ridan masuk kedalam kamar membuat Maya sedikit kaget. "Lo, kok bisa tau."
Tanpa menghiraukaan perkataan Maya, Ridan pun langsung membuka baju nya di depan Maya.
Melihat Ridan yang mengganti baju, Membuat Maya malu dan lebih memilih menutup muka nya dengan kedua telapak tangan.
"Gak tau malu!" sarkas Maya.
"Bacot lo! Kabarin orang tua lo sekarang! Nanti dicariin lagi lo kan anak mami."
Tanpa menghiraukan ucapan Ridan, Maya langsung mengambil handphone nya yang berada di tas miliknya.
"Yah, handphone gue lobat. Minjem handphone lo," ujar Maya sambil meletakan handphone nya di tas miliknya.
"Bisa gak sih lo itu enggak nyusahin gue!"
"Dasar pelit!"
Ridan pun langsung mengambil handphone miliknya yag berada disaku dan langsung memberikan kepada Maya.
"Yah, enggak ada jaringan."
"Kembaliin handphone gue!"
Maya pun langsung memberikan handphone milik Ridan kepada Ridan.
"Gue tidur di Kasur dan lo tidur di sofa," ucap Maya sambil pergi ke Kasur.
"Gue yang tidur dikasur lo yang tidur di sofa."
"Elo lah! Gue kan cewek"
Karna enggan untuk berdebat, Ridan pun langsung mengalah dan memilih untuk tidur di sofa.
"Lo jangan ngapain gue! Awas!" peringat Maya.
"Iya Maya," ucap Ridan dengan suara yang begitu lembut.
Mendengar ucapan Ridan membuat Maya begitu kaget. "Gak usah sok lembut deh lo!" ketus Maya.
"Utsss... gue mau tidur," ucap Ridan sambil memejamkan matanya.
Mendengar ucapan Ridan, Maya mengerti dan lebih memilih mencoba untuk memejamkan mata nya. Namun sebesar apapun usahanya, ia tetap tak bisa memejamkan mata indahnya. Maya kepikiran sekarang bagaimana khawatirnya mamanya yang berada di rumah.
"Kok lo belum tidur?" suara dari Ridan yang berhasil membuat Maya terkejut.
"Gue keinget sama mama gue."
"Dasar anak mami!" ucap Ridan dan lebih memilih pergi ke alam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Tapi Menikah (Sudah terbit)
RomanceApa yang ada di pikiran kalian tentang mantan? Pasti kebanyakan orang berpikir mantan itu adalah masa lalu yang tak perlu dikenang. Betul kan? Betul lah masa enggak :v Namun apa jadinya kalau kalian di pertemukan dengan mantan? Mungkinkah kalian aka...