31. Cekcok

49 10 0
                                    


***

Aldo memberhentikan mobilnya disebuah hotel tempat Maya menginap.

"Terima kasih ya do. Lo udah mau ngantar gue," ujar Maya seraya turun dari mobil.

"Sama-sama."

Sebelum masuk kedalam hotel, Maya menyempatkan diri untuk melambaikan tanganya sebagai salam perpisahan.

Maya memasuki kamar hotel. Sesuai dengan dugaanya, kamar hotelnya tidak di kunci sama sekali oleh Ridan. Dengan hati-hati Maya membukan pintu kamar karena ia takut Ridan terbangun oleh nya.

Pada saat ia masuk kedala kamar hotel, ia begitu terkejut melihat Ridan yang masih bangun seraya memindahkan bajunya yang berada di lemari ke koper miliknya.

"Lo mau kemana Ridan?" Tanya Maya.

"Gue besok mau pulang ke Jakarta."

"What? Bukanya kita disini satu minggu. Ini kan baru satu hari kita disini? Kok lo mau pulang," cerocos Maya.

"Gue ada urusan yang mendadak."

"Kan semuanya bisa diatur. Lo kan pemilik perusahaan. Kenapa harus buru-buru sih."

"kenapa? lo enggak setuju karena lo baru bertemu dengan Aldo!"

Maya yang tak terima dengan ucapan Ridan membawa Aldo dalam permasalahan mereka langsung membatah omongan Ridan. "Kok lo bawa-bawa Aldo sih!"

"Ini berkaitan dengan nyawa manusia. Lo NGERTI gak!" bentak Ridan dengan menekan kata ngerti.

Jleb... bagaikan disambar petir di siang hari. Rasanya Maya ingin menangis mendengar bentakan dari Ridan. Entah kenapa kali ini hati ia sangat terluka mendengar bentakan Ridan. Maya lebih memilih diam seribu bahasa dan pergi meninggalkan Ridan dan menuju ke kamar mandi.

"Lo mau pulang atau enggak itu urusan lo. Yang pasti gue bakalan tetap pulang ke Jakarta besok," tambah Ridan. 

Mantan Tapi Menikah (Sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang