***
Di lain tempat, seorang gadis telihat sedang menunggu sahabatnya, gadis tersebut terlihat sedang memainkan hanpdhone miliknya untuk mengisi rasa bosan.
Gadis tersebut tak lain adalalah Maya. Maya sedang menunggu Ditta yang berjanji akan mempertemukan dia dengan Putra sesosok pria yang berasal dari AS yang berjanji akan membatunya.
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya yang ditunggu pun datang. Ditta datang mengampiri Maya dengan sosok pria yang tak lain adalah Putra.
"Udah lama lo nunggu?" Tanya Ditta kepada Maya tanpa rasa bersalah.
"Udah berjamur gue nunggu lo!" ketus Maya tak terima dengan ucapan Ditta yang menurutnya tak ada rasa bersalah sama sekali.
"Sorry, lagi pula cuman satu jam kan kita telat," desis Ditta.
"satu jam lo bilang? Hello waktu satu jam itu berharga bagi gue," cerocos Maya.
"Kan udah gue bilang Sorry!" ketus Ditta.
"Tapi lo itu engak iklas!" ketus Maya tak mau kalah denga Ditta.
Putra yang merasa terganggu dengan perdebatan Maya dan Ditta langsung membuka mulut. "Hmmm, ini gue kalian suruh datang kesini cuman buat liat kalian berdua berantem doang?"
Maya yang merasa tak enak dengan Putra langsung menyuruh putra untuk duduk. "Maaf Put, ya udah lo duduk dulu ya."
Medengar ucapan Maya, Putra pun langsung mengambil tempat duduk yang berada di hadapan Maya.
Begitupun dengan Ditta, Ditta langsung mengambil tenpat duduk yang berada di samping Maya.
"Kalian mau pesan makanan atau snak?" Tanya Maya.
"Snak aja deh," gumam Ditta.
Kemudian pun Maya pun langsung memamanggil pelayan wanita yang berada di café untuk memesan makanan.
"Mau pesan apa mbak?" Tanya sang pelayan sambil memeberikan buku menu.
"Bentar ya mbak," ucap Ditta sambil merlihat beberapa menu.
"Kalian mau pesan apa?" Tanya Ditta kepada Maya dan Putra.
"Gue steak deh," ucap Maya.
"Lo?"
"Gue samain aja sama Ditta," ucap Putra tak memberi pilihan.
"Minum nya kalian apa?"
"Gue capucino."
"Kalau gue kopi aja deh."
"Mbak steak nya tiga, capucino dua dan kopi satu," ucap Maya kepada sang pelayan sambil memberikan buku menu.
"Baik mbak," ucap sang pelayan dengan senyuman yang ramah sambil pergi kedapur untuk membuatkan pesanann yang dipesan oleh Maya, Ditta dan Putra.
Melihat sang pelayan sudah pergi, Putra pun langsung membuka mulut untuk menanyakan hal yang dari tadi ia ingin tanyakan. "Kalian berdua ngapain ngajakin gua ketemu gue disini? Jauh jauh gue dari AS terbang keidonesia. Awas ya kalau gak penting!"
"Biar Maya langsung yang jelasi ya Putra."
"Kok gue?"
"Kan lo yang butuh, lagi pula tugas gue udah selesai buat bawa Putra kehadapan lo," cerocos Ditta.
Mendengar ucapan Ditta membuat Maya menarik napas dalam-dalam dan menghebuskanya. Jujur ia tak sanggup mengatakan ini kepada Putra, Namun apa boleh buat hanya Putra yang bisa membatunya dalam situasi begini.
"Lo udah punya pacar?" Tanya Maya dengan menghebuska nafasanya secara perlahan untuk menghilangkan rasa gugup yang dirasakan olehnya.
Mendengar ucapan Maya membuat Putra terbelangak kaget. "Ha? Lo enggak ada niatan buat nembak gue kan?"
"Jawab dulu pertanyaan Maya," ucap Ditta.
"Belum, emang kenapa?" Tanya Putra kepada Maya seraya menatap mata indah Maya.
Melihat Putra yang menatap mata indah milik Maya, membuat Maya menjadi semakin tak tega untuk meminta bantuan kepada Putra. "Lo mau gak jadi pacar pura-pura gue?"
Mendengar ucapan Maya membuat Putra semakin tak mengerti maksud dari Maya dan Ditta. "What? Gue gak salah dengar ni?"
"Pliss bantun gue. Cuman lo yang bisa bantuin gue."
"Iya Putra. Cuman lo yang bisa bantu Maya lepas dari perjodohan itu," ucap Ditta mengiyakan ucapan Maya.
"Perjodohan? Maksudnya apaan? Tolong jelasin ke gue."
Mendengar ucapan Putra, Maya langsung menceritakan kejadian yang sebenarnya tetang ia yang akan dijodokan dengan Ridan.
"Gimana? Lo mau kan bantuin gue?" Tanya Maya penuh harap.
Melihat Maya yang begitu berharap denganya, membuat Putra tak tega dengan Maya. Jujur, sebenarnya ia belum bisa move on dari Maya, namun ia tak ingin menjadi pacar kontrak Maya.
"Ya udah iya."
"Beneran?" Tanya Maya dengan gembira.
"Iya Maya."
Mendengar ucapan Putra membuat Ditta merasakan sedih bercampur bahagia. Sedih karena sejujurnya ia lebih mendukung Maya bersama Ridan dari Putra dan Bahagia karena ia bisa melihat senyuman Maya yang sudah lama tak ia lihat.
"Lusa kita bertemu dengan keluarga Gue ya," ujar Maya.
Mendegar ucapan Maya membuat Ditta terbelangak kaget. "What? Gue gak salah dengar?"
"Iya Ditta. Lebih cepat lebih baik," ucap Maya.
"Gue setuju apa yang dibilang Maya. Lebih cepat lebih baik. Gua banyak urusan jadi gue harus cepat-cepat pulang ke AS."
Kemudian pesanan yang dipesan pun datang, Seorang pelayan langsung meghidangkan pesanan mereka diatas meja.
"Silahkan dinikmati," ucap Pelayan dengan senyuman yang ramah.
"Terima kasih ya mbak," ucap Ditta.
"Iya mbak," ujar sang pelayan langsung pergi kedapur untuk melanjutkan perkerjaanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Tapi Menikah (Sudah terbit)
RomanceApa yang ada di pikiran kalian tentang mantan? Pasti kebanyakan orang berpikir mantan itu adalah masa lalu yang tak perlu dikenang. Betul kan? Betul lah masa enggak :v Namun apa jadinya kalau kalian di pertemukan dengan mantan? Mungkinkah kalian aka...