13. Perjodohan

72 18 5
                                    

***

Seorang gadis sedang memeriksa beberapa dokumen yang berhubungan dengan perusahaan. Gadis tersebut tak lain adalah Maya.

Pada saat Maya sedang memeriksa beberapa Dokumen tiba-tiba handphone milik Maya berdering yang menandakan ada seseorang yang sedang menghubunginya. Dengan segera Maya langsung mengambil handphone nya yang berada di nakas.

"Halo, ada apa Ma?"

"Kamu nanti datang ke acara makan siang ya, soalnya ada yang mau Mama omongin!"

"Emang dimana Ma?" Tanya Maya

"Di Restoran tempat biasa," ucap Puspita mematikan sambungan telepon secara sepihak.

Selesai menerima telepon dari mamanya, Maya pun langsung melihat jam di tangannya. Betapa terkejutnya Maya saat melihat jam ditangannya yang menunjukan jam 11.30. Dengan segera ia langsung pergi bergegas dari kantor menuju ketempat dimana ia dan kedua orang tuanya mengadakan makan siang.

Setelah hampir menempuh perjalanan selama 30 menit, akhirnya Maya pun sampai pada sebuah Restoran yang berada di pusat perbelanjaan.

Sesampai di Restoran Maya pun langsung mengedarkan pandangan untuk mencari keberadaan kedua orang tuanya.

"Maya!" teriak Puspita.

Mendengar ada yang memanggilnya, Maya pun langsung menoleh dan pergi ketempat dimana kedua orang tuanya berada.

Betapa terkejutnya Maya saat melihat keberadaan Ridan dan kedua orang tua Ridan.

"Lo? Ngapain kesini?" Tanya Maya kepada Ridan.

"Makan lah!" ketus Ridan.

"Biasa aja ngomongnya!" ketus Maya.

Melihat Pertengkaran kecil yang terjadi antara Maya dan Ridan membuat Puspita geleng geleng kepala.

"Maya duduk!" titah Puspita.

Mendengar ucapan Puspita, Maya langsung menurut dan mengambil 1 bangku kosong yang tersisa yang berada di samping Ridan.

"Kita pesan dulu," ucap Ratna dengan memanggil salah satu pelayan yang berasa di Restoran.

"Mau pesan apa mbak?" Tanya sang pelayan sambil memberikan buku menu dari Restoran tersebut.

Ratna langsung mengambil buku menu dan melihat beberapa menu yang cocok untuk mereka santap.

"Cappucino dingin nya empat sama copi panas nya 2," ujar Ratna sambil memberikan buku menu dari Restoran tersebut.

"Makanannya?" Tanya sang pelayan dengan mengeluarkan kertas dan pena yang digunakan untuk mencatat pesanan.

"Ayam geprek 6 ya mbak."

"Baik mbak. Silahkan ditunggu ya mbak pesanannya," ucap sang pelayan pergi menuju ke dapur untuk membuatkan beberapa pesanan.

Melihat sang pelayan sudah pergi, Maya pun langsung menanyakan sesuatu yang ingin dia tanyakan dari tadi. "Mama sama Papa ngapain ngajak Maya kesini?"

"Iya Ma, Pa?" tambah Ridan.

"Kan gini, kalian semalam kan udah kenalin jodoh kalian masing-masing ke kita. Dan mereka enggak ada yang bisa buat kita yakin. Jadi, kita kesini manggil kalian berdua adalah..." ucap Ratna dengan menggantung kata-kata nya.

"Apa ma?" Tanya Maya penasaran.

"Jangan bilang mama sama papa mau menjodohkan kita berdua," tambah Ridan.

seorang pelayan datang menghampiri dengan membawa beberapa pesanan yang dipesan oleh keluarga Ridan dan keluarga Maya.

"Ini pesanannya mbak," ucap sang pelayan dengan menghidangkan beberapa makanan dan minuman.

"Terima kasih ya mbak."

"Silahkan dinikmati!"

Setelah melihat sang pelayan pergi, Maya dan Ridan menatap kedua orang tua mereka penuh arti untuk meminta kejalasan.

Melihat tatapan Ridan dan Maya yang ingin meminta kejelasan, Puspita langsung membuka mulut. "Kita makan dulu ya, soalnya Mama udah laper."

Begitupun dengan yang lain, mereka langsung menyantap makanan yang mereka pesan masing-masing.

Selama makanan berlangsung hanya suara paduan antara garpu dan sedok yang terdengar karena mereka sibuk dengan makanan mereka masing-masing.

Setelah selesai makan, Ridan langsung membuka mulut untuk menanyakana sesuatu yang dari tadi yang ia ingin tanyakan. "Ma, Pa betulan kita berdua mau dijodohkan?"

"Enggak..."

Medengar jawaban Ratna membuat Maya dan Ridan bernapas lega.

"Alhamdulilah..." belum selesai Ridan melanjutkan ucapannya langsung di potong oleh Puspita.

"Enggak salah lagi maksudnya," ujar Puspita yang berhasil membuat Ridan dan Maya sontak kaget.

"WHAT?" Tanya Maya dan Ridan secara serempak.

"Dan penikahan kalian akan kami adakan minggu depan," tambah Ratna.

Mendengar ucapan Ratna membuat Maya dan Ridan menjadi Syok.

"Kok cepat banget sih ma?"

"Lebih cepat lebih baik," ujar Ratna.

"Terserah deh ma. Semuanya mama aja yang ngurus," desis Ridan dengan pasrah.

Mendengar ucapan Ridan membuat Maya terbelangak kaget. "Lo gila?"

"Gue waras. Lo yang gila!"

Mendengar ucapan Ridan membuat Maya semakin emosi. Tanpa pikir panjang Maya langsung mengijak kaki Ridan dengan sekuat tenaga yang berhasil membuat Ridan meringis kesakitan.

Tak tahan berada di samping Maya, Ridan pun langsung pamit untuk pergi.

"Ma, Pa, Om, Tante. Ridan pamit duluan ya, soalnya ada operasi." Pamit Ridan pergi meninggalkan Restoran dan pergi menuju ke rumah sakit.

Melihat Ridan yang sudah pergi, Maya pun langsung pamit untuk bergegas ke kantor.

"Ma, Pa. Om dan Tante. Maya pamit dulu ya, soalnya ada miting yang harus Maya hadiri" Pamit Maya.

"Iya sayang," ucap Ratna.

"Kamu hati-hati ya jangan ngebut!" peringat Puspita kepada putrinya.

"Iya," ucap Maya kemudian pergi dari Restoran menuju ke kantor miliknya.

Mantan Tapi Menikah (Sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang