2. Reunian

243 69 28
                                    

Gadis bernama Maya Astuti Ningsi sedang menatap seorang pria yang duduk di depannya dengan tatapan penuh dengan amarah - Ridan Alexander. Rasanya ia ingin sekali menerkam hidup-hidup pria tersebut.Dia kesal karena dia bertemu lagi dengan orang yang sangat ia benci. Itu semua berawal dari teman teman alumni SMA nya yang mengajak mereka reunian.

"Kok kalian diam aja sih? Maya dan Ridan kalian masih marah ya? gara- gara kita bohongin kalian berdua? sini gabung sama kita," ajak Leni teman sekelas Maya dan Ridan waktu SMA.

"Ogah," jawab Maya dan Ridan secara bersamaan.

"Cie...Kompak," sorak teman sekelas Maya dan Ridan secara bersamaan.

Sempat membuat semua orang yang berada di cafe menatap heran meja yang sedang mereka tepati.

"Gitu ya... kalau jodoh," tambah Rania sahabat Maya.

"Nyebelin banget sih!"

"Ya udah jangan bete gitu dong. Mending kita main truth or dare," ajak Riska sang mantan sekretaris mencairkan suasana.

"Gue gak ikutan deh, gue pulang duluan," gumam Maya sambil mengambil ancang ancang berdiri.

"Etsss...mau kemana? gak ada yang pulang duluan. kalaupun lo mau pulang duluan lo harus ikuti semua perintah gue selama 1 minggu," ancam Rania.

"Ogah." Karena Maya merupakan tipe orang yang tidak suka di atur.

"Ya udah ayo ikutan," ajak Rasya pacar dari Rania sekaligus sahabat dari Ridan.

Rasya meminta seorang pelayan agar membawakan botol bekas. Dan permainan pun di mulai. Perlahan Rania memutar botol kosong dia atas meja, semua mata tertuju pada botol yang sedang berputar di atas meja.

"HYYYAAA!" seru Tita saat botolnya menuju kearah Rasya.

"Anjir kenapa gue duluan sih!" Sarkas Rasya tak terima.

"Truth or dare?" tanya Rania.

"Dare aja deh."

Rasya memilih dare karena ia tau apa yang akan terjadi kalau dia memilih truth maka Rania akan menanyakan semua rahasia Rasya.

"Oke sekarang kita tentuin dare buat Rasya," ajak Rania dengan semangat.

Kemudian mereka semua - terkecuali Maya dan Ridan, Berdiskusi untuk menentukan dare yang akan dijalankan Rasya.

"Udah dapat Sya."

"Apaan?" tanya Rasya tak sabar.

"Pulang dari sini, lo harus cium banci yang ada di perempatan jalan. Nanti lo Vidio dan lo kirim fotonya di group sebagai bukti," Jelas Aluna pajang lebar.

Mendengar dare yang diberikan oleh teman-teman nya, membuat Rasya menggelengkan mata-nya tak percaya selagi kepalanya ikut menggeleng menggeleng.

"Gila lo semua! ogah ah."

"Eh gak ada penolakan," sangga gadis bernama Alia.

"Gila lo! gue geli banget yang namanya banci lah kalian? malah nyuruh gue cium banci lagi bisa ayan gue."

"Cuman sekali cium kok, lo sambil tutup mata juga gak papa," ucap Rania meyakinkan.

"Oke lah." Pasrah Rasya.

Kemudian mereka pun melanjutkan permainan tesebut. perlahan Rasya memutar botol tersebut dia tas meja. Semua mata tertuju pada botol tersebut.

"HYYYAAA! sekarang lo yang kenak Lun," ucap Rasya dengan semangat.

"Truth or dare Lun?" tanya Rasya.

"Dare lah," angkuh Luna.

Mereka semua-terkecuali Maya dan Ridan berdiskusi tentang Dare yang akan di jalankan oleh Aluna.

Mantan Tapi Menikah (Sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang