5. Kesempatan 2 minggu

181 70 75
                                    

***

Seorang Dokter sedang memasuki sebuah tempat yang ramai dikunjungi oleh orang-orang untuk mengisi kekosongan perut mereka. Tempat tersebut tak lain adalah Kantin yang berada di Rumah Sakit milik keluarga Ridan.

Mata Ridan pun langsung menyusuri semua penjuru isi kantin untuk mencari keberadaan seseorang. Pada saat ia sedang menyusuri seluruh isi kantin, ia pun menemukan seorang wanita yang sedang duduk di bangku yang berada dipojok kantin dengan menyantap makanan miliknya.

"Tumben lo mau makan di kantin? Biasanya lo makan ditempat yang mahal. Seperti Restoran, Café, Mall pokoknya tempat yang terkenal gitu lah," Cerocos Ridan yang mampu membuat aktivitas makan Maya berhenti.

"Suka-suka gue dong! Toh gue bayar ini pakai duit gue bukan duit lo!" Ketus Maya.

"Santai Gak usah ngegas."

"Ngapain lo kesini?" Tanya Maya sambil menyeruput Es jeruk miliknya.

"Ada yang mau gue omongin sama lo,"

"Tentang?" Tanya Maya.

"Permainan Dare yang lo jalani, dan gue yang kena imbasnya."

"Jangan merasa paling menderita deh. Coba aja lo gak ada disitu mungkin gue gak akan jalani Dare sialan itu!" ucap Maya dengan kesal.

"Lo, kok nyalahin gue! Lo yang salah disini bukan gue!" ketus Ridan tak mau kalah.

"Gue, gak punya waktu buat berdebat sama manusi kayak lo," ucap Maya sambil mengambil ancang -ancang berdiri.

Melihat Maya yang sudah mau pergi, membuat Ridan dengan sigap mencegat tangan Maya.

"Duduk dulu, ada yang mau gue omongin sama lo," ucap Ridan dengan posisi masih memegang tangan milik Maya.

"Lepas tangan gue!" Ketus Maya.

Maya langsung mengambil tempat duduk yang berhadapan dengan Ridan.

"Sekarang coba lo liat handphone lo!" Perintah Ridan.

Betapa terkejutnya Maya saat melihat beberapa notifikasi yang tertera di handphone milik Maya.

"Lo gak risih apa diteror sama Teman-teman bangsat lo itu? Kalau gue sih jujur Risih. Gue ingin hidup gue kembali nyaman sebelum gue datang di acara Reunian sialan itu."

"Jujur gue risih tapi mau gimana lagi."

"Ini gue kasih saran aja ya, Menurut gue lebih baik kita ikuti apa maunya mereka dengan kawin kontrak. Dengan begitu hidup gue dan hidup lo akan tentram dan nyaman."

Mendengar saran dari Ridan membuat Maya menjadi bingung dengan cara pemikirannya yang hanya memikirkan diri saja.

"Gila lo! Pernikahan itu bukan main-main. Ok kita kawin kontrak dan kita bebas dari teror mereka. Setelah habis kontrak kita cerai terus gue jadi janda. Ya emang kita enggak ngapain cuman gue udah beda Status menjadi Janda. Gak ngerti Gue cara pikir lo itu!" ketus Maya kemudian pergi dari hadapan Ridan.

"Makanan lo siapa yang bayar?" Teriak Ridan.

"Elo lah. Kan elo yang punya rumah sakit!" teriak Maya dari depan pintu Kantin.

"Mau PDKT, Mau pacaran, mau putus pasti gue yang selalu bayar makanan. Dasar cewek Matre!" umpat Ridan.

Selama dalam perjalanan menuju ruangan dimana Ditta dirawat, Maya menggerutu tak jelas ia emosi dengan cara pikir ridan yang tak masuk akal.

"Dasar gila! Dia pikir hidup dengan status Janda mudah apa?" cerocos Maya.

"Bruk... aduh sakit!" Ringis Maya karena ia tak melihat ada tangga didepan Matanya sehingga membuat ia tersandung hingga terjatuh.

Mantan Tapi Menikah (Sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang