Pukul setengah tiga pagi mereka baru mulai turun kelantai dua. Bersiap untuk pergi tidur.
Taeyong sejujurnya ragu karena masuk kamar dalam waktu bersamaan dengan Rea. Dari kemarin, ia masuk ketika Rea sudah terlelap.
"Lo kalo mau ke kamar mandi buruan. Gue mau mandi."
"Mandi? Seriusan?" Rea menatap tak percaya kearah Taeyong.
"Iyalah. Cowok tuh mandinya sering, Re. Kan cuman lima menit doang sekali mandi."
"Dih,"
"Udah, buruan."
Lima belas menit kemudian semuanya sudah berada diranjang masing-masing. Taeyong terlihat langsung tertidur begitu memeluk gulingnya. Sedangkan Rea, ia harus mengalami insomnia dadakan.
Sulit sekali untuk terpejam. Berulang kali matanya mencoba, ada saja yang tiba-tiba mengganggu pikirannya. Ia akhirnya terdiam, mengikuti pikirannya. Melamun, menatap langit-langit kamar.
Sebelum akhirnya, suara nafas Taeyong yang terdengar tidak teratur dalam tidurnya mengusik Rea. Cowok itu seperti gelisah. Terus bergerak dan tidak tenang.
Rea melirik dari tempatnya, dan karena merasa tak tega. Ia pun beranjak untuk membangunkan nya.
"Taeyong, Yong." Panggilnya, dengan berdiri di samping Taeyong.
Tak ada respon. Rea akhirnya memberanikan dirinya untuk menyentuh lengan cowok itu. Dingin.
"Taeyong,"
Mata Taeyong otomatis terbuka karena merasakan sentuhan ditangannya. Ia menyipitkan mata, mengenali siapa orang dihadapannya.
"Ini gue, Rea. Lo kenapa?"
Cowok itu memejam sesaat, menghirup banyak udara masuk kedalam paru-parunya. Lantas beranjak duduk.
Ia bergeser, menyuruh Rea untuk duduk didepannya. Rea semula ragu, namun melihat wajah Taeyong yang sepertinya sedang tidak baik-baik saja itu akhirnya ia mengalah. Mengalahkan rasa takutnya yang perlahan mulai menguasainya.
"Re, boleh pinjem bahu nya bentar?"
Rea sejenak terlihat takut, namun mata Taeyong yang seperti membiusnya akhirnya mampu meruntuhkan segala ketakutannya. Gadis itu mengangguk, mengijinkan.
Detik berikutnya, Taeyong meletakkan kepalanya pada bahu Rea. Menyembunyikan wajahnya dibalik rambut Rea yang tergerai. Sampo yang mereka gunakan sama, tapi Rea seperti memiliki aroma nya sendiri yang candu.
Kedua nya terdiam beberapa saat. Merasakan jantungnya yang sama-sama berpacu begitu cepat. Desir darah mereka begitu terasa hingga kepala.
Tangan Rea yang semula terdiam, kini mengelus punggung cowok itu pelan. Menyalurkan ketenangan.
"Am i bothering you?" Tanya Taeyong lirih.
Rea menggeleng. "No, emm, you okay?"
"Enggak. Gue mimpi buruk." Taeyong mengangkat kepalanya dari bahu Rea. Menatap mata gadis itu dalam dengan cahaya kamar yang remang.
Rea yang tersadar segera menarik tangannya dari punggung Taeyong.
"Sorry kalo bikin lo gak nyaman, tapi lo bikin gue tenang."
Rea menghela nafas lega. Tersenyum. "Udah mendingan kan? Ada yang mau diceritain? Kalo enggak, gue gak maksa juga sih."
Taeyong mengangguk. "Gue keinget kakak gue. Dia meninggal sekitar enam tahun yang lalu, Re. Jujur, gue gak suka sama omongan lo tadi. Gue takut, Re."
KAMU SEDANG MEMBACA
dive in the blue || lee taeyong [SELESAI]✔
Fanfiction"Gue hidup bukan buat diri gue lagi. Gue cuman takut sakit waktu mau mati. Meskipun hidup gue rasanya lebih sakit." -Kang Zurrea, 2021