31.

61 9 0
                                    

Taeyong meringis kecil begitu Doyoung membersihkan luka dibibirnya. Dengan tangan kirinya sendiri memegang kompres es batu dipelipisnya.

Taeyong berhasil mengalahkan papanya semalam, berhasil membatalkan namanya masuk kedalam daftar ahli waris, juga berhasil melindungi Rea dari papanya yang mengincar gadisnya itu. Tapi ia tak luput dari bogeman mentah yang berikan secara cuma-cuma.

Kata papanya, 'Terakhir papa pukul kamu.'

Kalau Yuta dengar, pasti dia sudah misuh-misuh tak peduli jika yang dipisuhinya itu adalah ayah sahabatnya sendiri. Taeyong menderita, harusnya pria tua itu sadar jika dirinya penyebab putranya menderita.

"Gimana?" Tanya Doyoung.

"Batal lah, hebat kan gue." Balas Taeyong, bangga. "Lo, gimana tadi pulang?"

Doyoung membuang kapas bekas alkohol, dan mengambil kapas baru untuk betadine. "Ya gitu, biasalah lagi proses."

"Hah? Proses pembatalan?"

"Proses drama lah. Apa lagi? Tuh cewek pasti nolak, nangis, ngemis ke nyokap gue drama lah anjir. Gak sanggup gue."

Taeyong tertawa pelan. "Emang apa sih yang bikin lo batal? Perasaan kemarin udah vc an aja kan lo sama dia. Udah kek agen-agen vcs malah."

"Ndasmu." Doyoung reflek memaki. Dan Taeyong sebatas tertawa mendengar makian iu. "Ck, gak bener lah tuh cewek."

"Gak bener gimana maksud lo? Gue liat, setelah dia ngejar lo, udah jarang ke club kan. Udah gak ribut lagi dibase juga."

"Ya lo bayangin aja, kemarin gue dapet telpon dari Hyuna. Katanya dia mabok, gue samperin, tuh cewek malah udah mau ngeroom sama cowok lain anjing. Terus? Gue suruh dapet bekas orang lain? Ini sih satu yang ketauan gue, yang lain?"

Taeyong masih menanggapi dengan tawa. "Lo cemburu kan?"

"Bukan masalah cemburu, tapi harga diri. Aset yang harus nya jadi milik gue doang, udah dicicipi sama yang lain. Ya gue mending cari yang lain lah, yang masih tersegel."

Pikiran kolot, pikir Taeyong. Tapi jika benar Sun Min melakukan hal itu, dia keterlaluan juga. Bagaimanapun, semenolak apapun Doyoung dengan dirinya, mereka sudah hampir bertunangan. Harusnya dia bisa menjaga diri.

"Jangan nyesel tapi kalo beneran dibatalin. Lo udah cinta kan sama dia?"

Doyoung hanya berdecak kesal. Dan dari decakan itu Taeyong tau segala jawabannya.

Setelah selesai membersihkan seluruh lukanya, Taeyong akhirnya kembali kekamarnya. Ia membuka pintu kamarnya dan mendapati Rea yang masih duduk ditepi ranjang. Terlihat sibuk menggarap sesuatu di laptopnya.

Tak ada obrolan yang tercipta sama sekali. Mereka hanya saling diam bahkan hingga Taeyong selesai mandi. Begitu cowok itu keluar dari kamar mandi pun, Rea sudah beranjak untuk tidur.

Mata mereka bertemu sekilas, lantas kemudian Rea tertawa kecil sembari duduk diatas ranjangnya.

"Kenapa?" Tanya Taeyong.

"No, sini. Gue tau lo butuh gue." Balas Rea.

Setelah menaruh handuknya di hanger, Taeyong segera menghampiri gadisnya itu. Duduk ditepi ranjang.

"Should we hug each other till morning?" Tanyanya, yang langsung dibalas Taeyong dengan sebuah tawa kecil.

"Ini kenapa?" Tanya Rea, menunjuk luka disudut bibir Taeyong dengan jari nya. Mereka telah berbaring diatas ranjang, dengan saling memeluk satu sama lain. Saling membutuhkan untuk menyembuhkan.

dive in the blue || lee taeyong [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang