29.

57 10 0
                                    

Taeyong membuka pintu kamar, dan ia mendapati Rea yang berdiri didepan jendela kamar. Gadis itu terlihat begitu spesial. Setelah apa yang dilewatinya selama ini. Pertemuan mereka mungkin tidak sengaja.

Tapi Taeyong mungkin akan merasa lebih tertekan sekiranya mereka tidak bertemu. Pengaruh gadis itu dihidupnya cukup banyak. Salah satunya tentang kekhawatiran nya yang selama ini selalu disimpannya sendirian.

Kini ada bahu yang bisa dipinjam nya meski untuk sebatas menaruh kepalanya sesaat. Tapi itu benar-benar membuatnya mengerti definisi dari saling menyembuhkan.

Rea menoleh begitu Taeyong menutup pintu. Ia langsung berjalan kearah cowok itu dan mendekapnya erat. Bahkan hingga membuat Taeyong membeku ditempatnya. Dekapan Rea terlalu mendadak.

Gadis itu menyentuh punggungnya yang sakit, tapi tidak menekannya. Lebih terkesan seperti menandai jika disitu titik sakit Taeyong.

"Kenapa gak bilang sama gue?" Rea mendongak, menatap mata Taeyong. Masalah mereka datang seperti hujan yang tak pernah terprediksi. Semuanya mendadak dan beruntun.

"Hm? Gue kenapa emang?"

"Yong, please."

Taeyong justru tertawa. "Gue baik-baik aja, Kang Zurrea. Luka lo, udah diobatin?"

Cowok itu menyentuh sudut bibir Rea yang juga terluka akibat pukulan Mingyu yang salah sasaran tadi. Rea mengangguk.

"Udah, lagipula enggak sakit."

Hati gue lebih sakit, ini bukan apa-apa, Yong.

Ucapan Rea memang hanya dalam hati, tapi mata gadis itu seolah sedang meneriakkan isi hatinya pada Taeyong. Yang mampu membaca seluruh isi kepala dan hati Rea meskipun hanya melalui sorot mata.

Taeyong kemudian tersenyum, jemarinya masih mengusap pipi Rea yang terlihat sedikit memar. "Mmmm, lo gak mau ke pantai?"

"Ngapain?"

Taeyong mengedikkan bahunya. "Healing, mungkin?"

"Tapi gini aja gue udah sembuh sih." Lanjutnya. Rea yang tersadar segera melepas dekapannya.

Rea berdecak kesal. Tapi wajahnya terlihat begitu menggemaskan dimata Taeyong. Cowok itu mengusak rambutnya gemas.

"Cepet siap-siap, kita berangkat sekarang." Ujarnya lantas melalui Rea begitu saja dan masuk kedalam kamar mandi.

____

Mereka benar-benar pergi kepantai. Hanya berdua, dan sempat mendapat gelengan kepala dari Johnny yang terheran dengan sikap temannya yang mendadak bucin itu.

Sepanjang perjalanan, mereka tersenyum. Seperti melupakan semua yang telah terjadi dan seluruh kekhawatiran yang selama ini terpendam. Semua beban seperti menghilang begitu saja ketika mereka berdua, bersama.

Taeyong tak mampu menyembunyikan raut bahagianya. Meskipun langit siang ini begitu panas, ayolah siapa yang pergi kepantai siang bolong seperti ini. Panas nya bukan main. Tapi Taeyong merasakan sejuk dihatinya, berkat kehadiran Rea.

Begitupun Rea, mereka berulang kali saling melempar pandangan ketika menoleh, lantas saling tersenyum. Menyadari jika secepat ini mereka pada akhirnya saling jatuh cinta. Meskipun dengan Rea yang masih terlampau enggan untuk mengakui. Tapi mata gadis itu tak dapat berbohong.

Tiba dipantai, mereka berjalan bersama. Menyusuri garis pantai yang panjang dan sepi karena ini memang hari kerja. Tautan tangan mereka erat sekali, seperti tak ingin kehilangan.

Jika bisa, mereka seharusnya bertemu lebih awal. Saling menyembuhkan lebih awal, dan saling membersamai untuk lebih lama.

Rea sesekali membasahi kakinya ketika ombak datang. Lantas berlari menjauh jika ombak yang datang selanjutnya lebih besar. Dia tertawa, Taeyong berdebar hatinya.

dive in the blue || lee taeyong [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang