Beberapa hari Rea absen dari kuliahnya, dan sama sekali tidak menemui oranglain selain Taeyong. Linda dan Kezia beberapa kali datang ke kafe dan menanyakan keadaannya. Tapi gadis itu tetap memilih untuk mengurung diri didalam kamar.
"Re, Linda dateng lagi. Bawain makanan kesukaan lo katanya." Taeyong berdiri didepan almari, memperhatikan gadisnya yang kini terduduk diatas tikar menghadap ke jendela. Melamun panjang.
Pandangannya hanya kosong, dia seperti sangat kesulitan untuk menemukan dirinya lagi.
"Suruh pulang aja." Balas Rea, lirih.
"Katanya belinya jauh, masa iya lo gak mau nemuin dia dulu. Setidaknya bilang makasih langsung, Re."
Rea bergeming cukup lama. Saat ini dia masih hidup, dan satu-satunya untuk tetap bertahan hidup adalah dengan berpura-pura menjadi baik-baik saja. Yang terjadi kemarin memang sangat membuatnya paham tentang trauma.
Tentang sesuatu yang tak pernah disangkanya menyerang dirinya, namun ternyata telah bersemayam lama didalamnya.
"Re?" Hening. Sebelum akhirnya dia beranjak dari duduknya.
Taeyong menatapnya tidak percaya, penuh kebahagiaan yang terpancar begitu jelas dari kedua matanya. Mata mereka berdua bertemu, Rea dengan ragu melangkah mendekat kearah cowok yang beberapa hari mengurusnya itu.
Ia mengambil kotak yang dipegang Taeyong, menunduk dalam. Lantas berjalan melewatinya dan keluar kamar. Tapi hal itu sudah cukup membuat Taeyong begitu berbahagia, Rea akhirnya mau mengalahkan isi kepalanya sendiri, ketakutannya, dan traumanya.
"Rea!" Linda memekik senang begitu melihat Rea keluar dari kamar, ia segera berjalan cepat kearah sahabatnya itu, dan memeluknya begitu erat.
"Gue kangen sama lo." Ucapnya, mengeratkan pelukannya pada tubuh Rea yang masih lemah.
"Gue juga." Jawaban lirih Rea mampu membuat air mata bahagia Linda lolos.
"Kezia pengen banget ketemu sama lo, tapi dia mendadak ada acara keluarga tadi. Makasih udah mau nemuin gue, Re."
"Gue yang makasih sama lo, udah mau bawain ini." Mereka saling melepaskan dekapannya. Rea menunjuk kotak yang dibawa nya dan kemudian tertawa kecil karena Linda yang mengusap air matanya.
"Jangan nangis." Ujar Rea.
Linda menggeleng. "Gue seneng, bukan sedih."
"Alay emang lo." Linda melirik sinis kearah Taeyong yang baru saja melewat.
"Sirik lo." Balasnya.
Tak disangka Rea tertawa kecil. "Ketemu mantan crush kok galak."
Linda melotot tidak percaya kearah Rea. "Ihhh."
"Hm?" Taeyong masih berdiri disitu, menanyakan maksud ucapan Rea.
"Gak, turun sana lo. Ganggu girl talk aja." Sewot Linda.
"Dih, orang tempat gue."
Akhirnya Taeyong turun kebawah setelah mendapat tatapan galak dari Linda yang kepalang malu.
"Hehe, maaf." Kekeh Rea.
Untung saja baru sembuh, jadi termaafkan langsung seluruh kesalahannya.
____
"Rea?" Johnny terkejut menemukan Rea yang kini sudah ada dibalik meja pemesanan, mengenakan apron yang membuatnya semakin terlihat manis.
Rea menunduk, malu. Kemudian tersenyum. "Iya, John. Gue."
Yuta yang baru saja turun tak kalah terkejut saat melihat Rea. Pasalnya beberapa jam lalu gadis itu masih mengurung diri didalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
dive in the blue || lee taeyong [SELESAI]✔
Fanfiction"Gue hidup bukan buat diri gue lagi. Gue cuman takut sakit waktu mau mati. Meskipun hidup gue rasanya lebih sakit." -Kang Zurrea, 2021